
Dalam sambutannya, Panewu Nglipar, Sustiwiningsih, STP, sangat berterimakasih atas kehadiran Wabup Joko Parwoto, SE, MM dan Sekretaris Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, juga segenap lintas sektor terkait baik di tingkat kabupaten, kapanewon, maupun kalurahan. Tidak kalah penting, Sustiwi, sapaan akrabnya, mengapresiasi dan berterimakasih kepada segenap pihak yang telah bersedia menjadi orangtua asuh dalam program GENTING ini. Harapannya, setelah launching ini akan makin banyak pihak yang bergabung untuk menjadi orangtua asuh, mengingat berdasarkan data yang diterima, belum semua KRS mendapatkan orangtua asuh. Sustiwi berharap sekali terutama pihak kalurahan (yang belum meneken komitmen) bisa berperan memikirkan sisa KRS yang belum terkaver, sesuai wilayahnya masing-masing. Sustiwi berterimakasih kepada beberapa kalurahan yang sudah berkomitmen untuk menyelesaikan sisa KRS tsb.
Gerakan Gotong Royong
Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kapanewon Nglipar, yang juga sekaligus Panewu Anom, Heru Widianto, SIP, dalam sambutannya mengatakan bahwa stunting adalah masalah kita bersama, sehingga segenap pihak memikul beban untuk menanggulangi dan menanganinya secara konvergens sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Tanpa ada rasa kepedulian untuk ikut bergabung dalam kerja penanggulangan dan penanganan stunting, kita akan menanggung dosa sejarah yang amat dalam, karena kita abai untuk menyiapkan generasi bangsa sebaik-baiknya di masa depan. Terlebih, kita punya visi untuk menyiapkan generasi berkualitas menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.

Menurut Heru, KRS (keluarga risiko stunting) adalah keluarga dengan beberapa indikator tertentu yang memerlukan intervensi atau bantuan, sehingga harapannya tidak jatuh ke dalam status stunting ke depannya. Sejumlah indikator tsb antara lain:
(1) ketiadaan akses pada air bersih,
(2) ketiadaan akses pada sanitasi yang layak,
(3) ketiadaan rumah layak huni,
(4) “4 Terlalu” – terlalu muda [hamil di bawah 21 tahun], terlalu dekat [jarak antar anak kurang dari 3 tahun], terlalu banyak [jumlah anak lebih dari 2], terlalu tua [usia istri/ibu lebih dari 35 tahun], serta
(5) kesertaan KB non-modern.
105 KRS
Jumlah KRS di Kapanewon Nglipar sendiri, merujuk pada data yang dirilis oleh Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY, sebanyak 128 KK, dengan rincian sbb:
Kalurahan Natah : 23 KK
Kalurahan Pilangrejo : 11 KK
Kalurahan Kedungpoh : 28 KK
Kalurahan Pengkol : 24 KK
Kalurahan Kedungkeris : 17 KK
Kalurahan Nglipar : 11 KK
Kalurahan Katongan : 14 KK
Dari jumlah total 128 KRS tsb, dengan menimbang donasi yang terkumpul, belum semua KRS bisa terkaver oleh donasi dari orangtua asuh. Sisanya kami harapkan bisa dibantu oleh pihak lain, baik person, komunitas, ataupun kelembagaan setelah launching yang dilaksanakan pada hari ini. Dengan ini kami mengucapkan terimakasih dan peghargaan yang sebesar-besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi orangtua asuh bagi KRS yang ada di Kapanewon Nglipar, yakni:
Wakil Bupati Gunungkidul : Rp. 750.000,-
Kepala DPMKPPKB Gunungkidul : Rp. 1.000.000,-
Panewu Nglipar : Rp. 500.000,-
Kap.Nglipar : Rp. 500.000,-
UPT Puskesmas Nglipar 1 : Rp. 500.000,-
UPT. Puskesmas Nglipar 2 : Rp. 500.000,-
Korwil Bidik Nglipar : Rp. 1.000.000,-
KUA Nglipar : Rp. 600.000,-
Danramil Nglipar : Rp. 200.000,-
Kapolsek Nglipar : RP. 350.000
BPKB Nglipar : Rp. 500.000,-
Forkom Tim Pendamping Keluarga Kap. Nglipar : Rp. 2.000.000,-
Forkom Institusi Masyarakat Pedesaan Nglipar : Rp. 800.000,-
Forkom Kampung KB Kap. Nglipar : Rp. 1.000.000,-
Bumkalma Nglipar : Rp. 1.000.000,-
CSR BPD DIY Nglipar : Rp. 1.000.000,-
CSR BDG Nglipar : Rp. 350.000,-
CSR BUKP Nglipar : Rp. 300.000,-
CSR BRI Nglipar : Rp. 200.000,-
Pendamping Desa : Rp. 150.000,-
PMB Dwi Maryati : Rp. 150.000,-
Klinik Mitra Husada : Rp. 500.000,-
IPeKB Gunungkidul : Rp. 750.000,-
PMB Elisabet : Rp. 300.000,-
Kalurahan Pilangrejo : Rp. 400.000,-
Kalurahan Nglipar : Rp. 600.000,-
Kalurahan Kedungkeris : Rp. 1.050.000,-
Kalurahan Pengkol : Rp. 450.000,-
Kalurahan Katongan : Rp. 600.000,-
Ibu Sekban Kemendukbangga/BKKBN DIY: Rp. 300.000,-
Total donasi terkumpul : Rp. 18.300.000,- (Delapan belas juta tiga ratus ribu rupiah)
Heru mengatakan bahwa donasi akan diwujudkan dalam bentuk sepasang ayam kampung (jantan dan betina) siap betelor serta 3 (tiga) macam bibit sayuran untuk setiap KRS. Tujuannya adalah selain untuk mencukupi kebutuhan protein, nutrisi, dan gizi bagi bumil dan baduta, juga untuk memberdayakan KRS yang bersangkutan melalui kegiatan yang produktif dan ekonomis. Estimasi anggaran untuk 1 paket donasi adalah Rp. 170.000,- (seratus tujuh puluh ribu rupiah), sehingga dengan donasi yang terkumpul Rp. 18.300.000,- dari para orangtua asuh, jumlah KRS yang tercover program GENTING ini sebanyak 105 KRS.
Pesan Bung Karno
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Wabup Joko Parwoto, SE, MM, Bupati Gunungkidul menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan berperan dan launching GENTING di Kapanewon Nglipar ini, dan terutama sekali secara khusus kepada Panewu Nglipar yang telah menginisiasi gerakan ini, dengan dukungan penuh dari DPMKPPKB dan Dinkes. "Semangat gotong-royong dan kerjasama seperti inilah yang sangat penting dalam rangka menurunkan angka stunting di wilayah kita," ujar Bupati.
Bupati menyitir kata-kata Bung Karno, "Gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama, di mana amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua".
"Melalui gotong-royong ini kita satukan kekuatan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, kader dan para pemangku kepentingan lainnya untuk bersama melindungi masa depan anak-anak kita. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga tantangan pembangunan manusia. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita dalam keterbatasan. Mereka adalah harapan, mereka adalah masa depan, yang harus kita lindungi. Dengan adanya gerakan ini, saya yakin masalah stunting di Gunungkidul dapat bisa atasi," pungkas Bupati.
Dalam kesempatan tsb, Wabup Joko Parwoto juga menunjukkan dukungannya dengan memberikan donasi GENTING sebesar Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
Quick Wins
"GENTING adalah gerakan gotong royong. Semua elemen masyarakat bisa terlibat, baik pemerintah, swasta, komunitas, korporasi, dsb. Sasarannya adalah semua KRS—baik ibu hamil, ibu nifas, maupun balita di bawah dua tahun. Bantuan bisa berupa nutrisi, non-nutrisi, maupun edukasi," papar Rohdhiana.
Ia juga menekankan bahwa bantuan sepasang ayam dan bibit tanaman yang diberikan oleh Kapanewon Nglipar ini bukan hanya sebagai tambahan gizi, tetapi juga sebagai sumber ekonomi baru bagi keluarga, selain juga bernilai pemberdayaan.
Rohdhiana menyampaikan apreisiasi kepada Nglipar sebagai kapanewon ke-11 yang meluncurkan GENTING, sembari menyebut bahwa dalam waktu dekat akan menyusul kapanewon-kapanewon lainnya sepanjang Agustus 2025 untuk melaunching GENTNG.[]
0 Comments