PLAYEN | Selasa, 15/7, di tengah suasana asri dan nuansa klasik Bale Mirunggan Bu SiBad, sebuah rumah makan berkonsep Jawa yang terletak di Dengok, Playen, semangat gotong royong menggema dari berbagai penjuru. Hari itu, Kapanewon Playen resmi meluncurkan program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), sebuah inisiatif nyata dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting yang melibatkan lintas sektor, dari unsur pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil. Hadir dalam acara tsb antara lain: Wabup Gunungkidul, Kaper Kemendukbangga/BKKBN DIY, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Panewu Playen, dan sejumlah perwakilan OPD/linta sektor terkait tingkat kabupaten hingga kalurahan.
Kegiatan ini menjadi sangat penting mengingat tingginya jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah tersebut, yang tercatat sebanyak 145 keluarga. GENTING diimplementasikan sebagai jawaban konkret terhadap tantangan ini. Dalam suasana penuh semangat dan kepedulian, semua pihak hadir untuk menyatakan komitmen kolektif mereka dalam menekan angka stunting di Playen.
Kegiatan ini menjadi sangat penting mengingat tingginya jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah tersebut, yang tercatat sebanyak 145 keluarga. GENTING diimplementasikan sebagai jawaban konkret terhadap tantangan ini. Dalam suasana penuh semangat dan kepedulian, semua pihak hadir untuk menyatakan komitmen kolektif mereka dalam menekan angka stunting di Playen.
Sebuah Awal dari Gerakan Kolektif
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB, dilanjutkan doa oleh Kepala KUA Playen, H. Harun Suyanto, SAg. Pembukaan berlangsung khidmat namun menghangatkan suasana.
Panewu Playen, Agus Sumaryono, SIP membuka sambutan dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Menurutnya, peluncuran GENTING adalah wujud dari partisipasi aktif semua elemen dalam mengintervensi masalah stunting secara nyata.
"GENTING ini sendiri sebenarnya adalah instruksi dari Kemendukbangga/BKKBN, namun tidak akan terlaksana tanpa sinergi lintas sektor. Semua lini berperan. Dan hari ini adalah bukti nyata komitmen kita bersama untuk menurunkan angka stunting di Kapanewon Playen, " tegasnya.
Yang menarik dalam peluncuran ini, kata Agus Sumaryono, yakni adanya inisiatif dari OPD Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan (Korwil Bidik) Kapanewon Playen untuk menggandeng seluruh sekolah di wilayahnya untuk menjadi orang tua asuh. Mereka alhamdulillah berhasil menggalang bantuan 36 pasang ayam kampung (jantan dan betina) yang disalurkan ke KRS di acara ini.
Menurut Agus, secara total ada sebanyak 144 pasang ayam kampung akan dibagikan kepada keluarga penerima, sebagai bagian dari intervensi nutrisi dan pemberdayaan ekonomi. Selain itu, ada pula bantuan jambanisasi bagi satu keluarga KRS, hasil donasi dari Pengurus DPC IPeKB Kabupaten Gunungkidul.
Panewu Playen, Agus Sumaryono, SIP membuka sambutan dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Menurutnya, peluncuran GENTING adalah wujud dari partisipasi aktif semua elemen dalam mengintervensi masalah stunting secara nyata.
"GENTING ini sendiri sebenarnya adalah instruksi dari Kemendukbangga/BKKBN, namun tidak akan terlaksana tanpa sinergi lintas sektor. Semua lini berperan. Dan hari ini adalah bukti nyata komitmen kita bersama untuk menurunkan angka stunting di Kapanewon Playen, " tegasnya.
Yang menarik dalam peluncuran ini, kata Agus Sumaryono, yakni adanya inisiatif dari OPD Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan (Korwil Bidik) Kapanewon Playen untuk menggandeng seluruh sekolah di wilayahnya untuk menjadi orang tua asuh. Mereka alhamdulillah berhasil menggalang bantuan 36 pasang ayam kampung (jantan dan betina) yang disalurkan ke KRS di acara ini.
Menurut Agus, secara total ada sebanyak 144 pasang ayam kampung akan dibagikan kepada keluarga penerima, sebagai bagian dari intervensi nutrisi dan pemberdayaan ekonomi. Selain itu, ada pula bantuan jambanisasi bagi satu keluarga KRS, hasil donasi dari Pengurus DPC IPeKB Kabupaten Gunungkidul.
Wakil Bupati: "Anak-anak Kita Tidak Boleh Tertinggal"
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, SE, MM, menyatakan apresiasinya atas inisiatif ini. Meski datang agak terlambat karena padatnya agenda, beliau tetap menyempatkan diri hadir dan menunjukkan kepedulian mendalam terhadap isu stunting.
Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gunungkidul, Joko menekankan bahwa penurunan angka stunting memang harus menjadi prioritas bersama, mengingat prevalensi stunting di Bumi Handayani masih relatif tinggi dalam konteks DIY.
"Ini adalah launching GENTING yang ke-8, dan saya optimis jika gerakan ini terus dilanjutkan, kita bisa menekan angka stunting secara signifikan. Tahun 2024, kita berhasil menurunkan stunting sebesar 2,5 persen—itu di atas rata-rata nasional," ungkapnya.
Joko juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap ibu hamil, terutama terkait asupan gizi dan kualitas ASI. Ia berharap ke depan akan ada lebih banyak program yang menyasar pendidikan keluarga, termasuk upaya pendewasaan usia perkawinan.
Usai sambutan, Wabup memukul gong sebagai tanda resmi peluncuran GENTING di Playen. Tepuk tangan meriah mengiringi prosesi simbolik ini.
Kaper BKKBN DIY: GENTING sebagai Bagian dari Quick Wins Nasional
Perwakilan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, turut memberikan sambutan. Ia menjelaskan bahwa GENTING merupakan salah satu dari lima program Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN, yakni: GENTING: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, Tamasya: Taman Asuh Sayang Anak, GATI: Gerakan Ayah Teladan Indonesia, SIDAYA: Lansia Berdaya, serta
Super Apps Keluarga Indonesia: Aplikasi digital untuk layanan keluarga berbasis AI.
"GENTING adalah gerakan gotong royong. Semua elemen masyarakat bisa dan harus terlibat. Sasarannya adalah semua KRS—baik ibu hamil, ibu nifas, maupun balita di bawah dua tahun. Bantuan bisa berupa nutrisi, non-nutrisi, maupun edukasi," papar Rohdhiana.
Ia juga menekankan bahwa bantuan ayam bukan hanya sebagai tambahan gizi, tetapi juga sebagai sumber ekonomi baru bagi keluarga. Strategi ini diharapkan menjadi model berkelanjutan di tingkat akar rumput.
Rohdhiana menyampaikan apreisiasi kepada Playen sebagai kapanewon kedelapan yang meluncurkan GENTING, sembari menyebut bahwa dalam waktu dekat akan menyusul lima kapanewon lainnya sepanjang Juli 2025 untuk melaunching GENTNG. Hal ini menunjukkan eskalasi gerakan yang kian masif dan sistematis.
Perwakilan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, turut memberikan sambutan. Ia menjelaskan bahwa GENTING merupakan salah satu dari lima program Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN, yakni: GENTING: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, Tamasya: Taman Asuh Sayang Anak, GATI: Gerakan Ayah Teladan Indonesia, SIDAYA: Lansia Berdaya, serta
Super Apps Keluarga Indonesia: Aplikasi digital untuk layanan keluarga berbasis AI.
"GENTING adalah gerakan gotong royong. Semua elemen masyarakat bisa dan harus terlibat. Sasarannya adalah semua KRS—baik ibu hamil, ibu nifas, maupun balita di bawah dua tahun. Bantuan bisa berupa nutrisi, non-nutrisi, maupun edukasi," papar Rohdhiana.
Ia juga menekankan bahwa bantuan ayam bukan hanya sebagai tambahan gizi, tetapi juga sebagai sumber ekonomi baru bagi keluarga. Strategi ini diharapkan menjadi model berkelanjutan di tingkat akar rumput.
Rohdhiana menyampaikan apreisiasi kepada Playen sebagai kapanewon kedelapan yang meluncurkan GENTING, sembari menyebut bahwa dalam waktu dekat akan menyusul lima kapanewon lainnya sepanjang Juli 2025 untuk melaunching GENTNG. Hal ini menunjukkan eskalasi gerakan yang kian masif dan sistematis.
Simbol Aksi: Penyerahan Bantuan
Momen haru tercipta saat dilakukan penyerahan simbolik oleh Wakil Bupati dan segenap perwakilan lintas sektor yang hadir sepasang ayam kepada 20 KRS (keluarga risiko stunting0, dan bantuan uang tunai Rp1 juta untuk pembuatan jamban sehat kepada satu keluarga. Simbol ini bukan hanya ritual (sebagaimana di kapanewon-kapanewon lain yang sudah melaunching), melainkan representasi komitmen nyata pemerintah dan masyarakat dalam merespon kebutuhan dasar warga serta dalam rangka mensukseskan program kementerian.
Salah satu penerima bantuan, Surini (seorang ibu berusia 37 tahun), warga Ngunut, Playen, mengaku sangat terbantu. Dengan tiga anak dan satu di antaranya masuk kategori risiko stunting, ia berharap ayam yang diterimanya bisa menjadi solusi tambahan gizi dan pendapatan. Ia ingin agar anaknya keluar dari daftar anak berisiko.
"Saya berterimakasih sekali. Semoga ayam ini bisa cepat besar dan bermanfaat untuk kebutuhan anak saya," ujar Surini dengan raut wajah penuh haru.
Momen haru tercipta saat dilakukan penyerahan simbolik oleh Wakil Bupati dan segenap perwakilan lintas sektor yang hadir sepasang ayam kepada 20 KRS (keluarga risiko stunting0, dan bantuan uang tunai Rp1 juta untuk pembuatan jamban sehat kepada satu keluarga. Simbol ini bukan hanya ritual (sebagaimana di kapanewon-kapanewon lain yang sudah melaunching), melainkan representasi komitmen nyata pemerintah dan masyarakat dalam merespon kebutuhan dasar warga serta dalam rangka mensukseskan program kementerian.
Salah satu penerima bantuan, Surini (seorang ibu berusia 37 tahun), warga Ngunut, Playen, mengaku sangat terbantu. Dengan tiga anak dan satu di antaranya masuk kategori risiko stunting, ia berharap ayam yang diterimanya bisa menjadi solusi tambahan gizi dan pendapatan. Ia ingin agar anaknya keluar dari daftar anak berisiko.
"Saya berterimakasih sekali. Semoga ayam ini bisa cepat besar dan bermanfaat untuk kebutuhan anak saya," ujar Surini dengan raut wajah penuh haru.
***
Launching GENTING di Playen ini bukan sekadar program teknis. Ia adalah cermin dari kolaborasi lintas sektor yang efektif. Dari dinas hingga sekolah, dari penyuluh KB hingga komunitas, semua menyatu dalam misi besar: melahirkan generasi sehat, cerdas, dan sejahtera.
Acara ini juga menandai transformasi paradigma—bahwa mencegah stunting bukan hanya tugas dinas kesehatan atau OPD KB semata, tetapi tanggung jawab bersama. Di tengah keprihatinan atas masih tingginya angka KRS, GENTING menyodorkan harapan dan inspirasi. Ia mengajak semua pihak, termasuk kalangan swasta, untuk menjadi bagian dari perubahan.
Jika semangat Playen (kapanewon ke-8) menyebar ke seluruh wilayah Gunungkidul (total ada 18 kapanewon), dan bahkan ke kabupaten-kabupaten lain di Indonesia, bukan tidak mungkin Indonesia Emas 2045 benar-benar bisa diwujudkan dari titik awal yang sederhana: keluarga yang sehat dan terencana.(*)
Launching GENTING di Playen ini bukan sekadar program teknis. Ia adalah cermin dari kolaborasi lintas sektor yang efektif. Dari dinas hingga sekolah, dari penyuluh KB hingga komunitas, semua menyatu dalam misi besar: melahirkan generasi sehat, cerdas, dan sejahtera.
Acara ini juga menandai transformasi paradigma—bahwa mencegah stunting bukan hanya tugas dinas kesehatan atau OPD KB semata, tetapi tanggung jawab bersama. Di tengah keprihatinan atas masih tingginya angka KRS, GENTING menyodorkan harapan dan inspirasi. Ia mengajak semua pihak, termasuk kalangan swasta, untuk menjadi bagian dari perubahan.
Jika semangat Playen (kapanewon ke-8) menyebar ke seluruh wilayah Gunungkidul (total ada 18 kapanewon), dan bahkan ke kabupaten-kabupaten lain di Indonesia, bukan tidak mungkin Indonesia Emas 2045 benar-benar bisa diwujudkan dari titik awal yang sederhana: keluarga yang sehat dan terencana.(*)
0 Comments