Launching GENTING Kapanewon Panggang, PTAI Berdonasi 2 Butir Telor/Hari Selama 3 Bulan ke 70 KRS

Oleh: Susilastuti & Umi Yunastuti, SE (THL PLKB dan PLKB Kap Panggang)


PANGGANG
| Selasa, 01/07, pukul 09.00 WIB, yang bertempat di balai Kelurahan Girimulyo Kapanewon Panggang telah terselenggara Launching Genting Tingkat Kapanewon Panggang. Hadir dalam acara launching tersebut sejumlah pejabat dan tamu undangan antara lain:

  1. Wakil Bupati Gunungkidul, bapak Joko Parwoto, SE, MM
  2. Kepala Kemendugbangga/Perwakilan BKKBN DIY, M Iqbal Apriansyah, SH, MPH
  3. Kepala DPMKP2KB Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi 
  4. Anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul, Tejo Ari Wibowo, SE
  5. Kabid KB DPMKP2KB, M Amirudin, SSos
  6. Panewu Panggang, Tauviq Nur Hidayat, SH, MM
  7. Ketua TPPS Kapanewon Panggang, Naskhan Suroto, SE
  8. Kepala UPT Puskesmas Panggang I, Yoto, STrN, MAP
  9. Kepala UPT Puskesmas Panggang II, dr Novi Andriasari 
  10. Ketua TP PKK Kapanewon Panggang, Indria Nur Shofiana, SH
  11. Koordinator PKB se Kabupaten Gunungkidul
  12. Forkompimkap Panggang
  13. Lurah se Kapanewon Panggang
  14. Kamituwo se Kapanewon Panggang
  15. PPKBD se Kapanewon Panggang
  16. Pimpinan HEHA Ocean View
  17. Pimpinan Gesing Wonderland
  18. Pimpinan Teras Kaca
  19. Pimpinan Kopi Panggang
  20. Pimpinan Puncak Segara
  21. Pimpinan Taman Watu
  22. Pimpinan BPD Panggang
  23. Pimpinan BRI Panggang
  24. Pimpinan BDG Panggang
  25. Pimpinan Bumkalma
  26. Pimpinan BUKP Panggang
  27. Pimpinan Giri Arta Syariah Panggang
  28. Ketua TPPS Saptosari
  29. Ketua TPPS Purwosari
  30. Keluarga penerima Genting

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB yang dipimpin oleh Ibu Nurzaita, seorang kader, acara selanjutnya yaitu pembacaan doa yang dibacakan oleh Kepala KUA, yang diwakili oleh Abdur Rahman, SPdI.


Donasi Komunitas PTAI 

Sambutan yang pertama oleh Ketua TPPS Kapanewon Panggang, Naskhan Suroto, SE, yang dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa program genting di Kapanewon Panggang ini sudah berjalan selama dua bulan terhitung sejak tanggal 01 Mei 2025, dengan pemberian 2 butir telur sehari kepada 70 sasaran GENTING yaitu 12 ibu hamil risiko stunting dan 58 baduta risiko stunting yang tersebar di 6 kelurahan di Kapanewon Panggang. Bantuan ini berasal dari komunitas PTAI (Pecinta Tanaman Anggur Indonesia), yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Dra Saminem (salah satu anggota yang tinggal di Bantul, DIY).

Suroto menyampaikan juga bahwa stunting bukan sekedar isu kesehatan. Ini adalah keadaan genting yang mengancam masa depan anak-anak Indonesia, khususnya di Kapanewon Panggang. Stunting terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi kronis dalam 1000 HPK, akibatnya pertumbuhan fisik anak terhambat dan kemampuan kognitifnya pun terganggu. Dampaknya tidak hanya terlihat dari tubuh anak yang lebih pendek dari teman seusianya, tetapi juga pada kecerdasan dan produktivitas jangka panjang. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah artinya, stunting adalah ancaman yang nyata bagi kualitas generasi penerus bangsa. Lebih dari sekedar tanggung jawab pemerintah, pencegahan stunting adalah tugas kita semua. "Mari kita sadar bahwa stunting bukan takdir tetapi bisa dicegah jangan biarkan masa depan anak - anak kita tergadaikan oleh ketidaktahuan dan kelalaian. Lawan stunting dari sekarang karena anak berhak tumbuh sehat dan kuat," tegas Pak Naskhan, sapaan akrabnya.


Gejaka, Penyebab, dan Intervensi

Dilanjutkan pemaparan materi oleh Yoto, STrN, MAP tentang pencegahan dan penanggulangan stunting di Kapanewon Panggang. Beliau menjelaskan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama dan infeksi berulang terutama pada 1000 HPK.


Tanda atau gejala stunting, menurut Yoto, adalah sbb:
  1. Memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak seusianya
  2. Berat badan cenderung menurun
  3. Mengalami perkembangan yang terlambat sesuai anak seusianya
  4. Anak menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit infeksi
  5. Memiliki gangguan kecerdasan kemudian hari.

Faktor penyebab stunting:
  1. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan dan gizi
  2. Terbatasnya layanan kesehatan Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas
  3. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
  4. Kurangnya asupan makanan bergizi
  5. Rendahnya tingkat sosioekonomi

Intervensi spesifik penurunan stunting:
  1. Pemberian PMT lokal untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
  2. Skrining anemia dan gerakan minum TTD remaja putri melalui sekolah dan posyandu remaja
  3. Setiap catin wajib melakukan pemeriksaan kesehatan, minum TTD dan konseling pra nikah
  4. Setiap ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan ANC terpadu, minum TTD
  5. Refreshing konselor menyusui
  6. Pemberian MP ASI beragam
  7. Tatalaksana gizi buruk
  8. Imunisasi dasar lengkap
  9. Stop BABS

Beliau juga menegaskan, bahwa upaya penanggulangan stunting memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai lintas sektor dan lintas program.


Gerakan Bersama

Pada kesempatan yang sama bapak Wakil Bupati Kabupaten Gunungkidul, Joko Parwoto, SE, MM, juga menyampaikan bahwa penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab kita bersama karena stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan kecerdasan dan emosi yang berakibat pada penurunan kualitas sumber daya manusia. Hari ini kita sedang menyalakan sebuah gerakan moral, sebuah panggilan hati nurani untuk melindungi generasi masa depan bangsa. Karena stunting bukan hanya persoalan angka atau data, melainkan persoalan masa depan anak-anak kita, masa depan Kabupaten Gunungkidul, bahkan masa depan Indonesia. Melalui program GENTING ini kita mengajak seluruh kekuatan untuk bergerak bersama. 

"Mari kita jadikan program ini sebagai gerakan bersama yang berkelanjutan bukan sekedar ceremony. Kita jaga anak-anak kita, kita dampingi keluarga-keluarga yang membutuhkan, dan kita pastikan tidak ada anak yang tertinggal karena kekurangan gizi," ujar Joko.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Kemendugbangga/BKKBN DIY, M Iqbal Apriansyah, juga menyampaikan bahwa dalam rangka program pencegahan dan penurunan stunting, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menginisiasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sebagai wujud gotong royong masyarakat untuk mewujudkan generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan tidak stunting. Gerakan ini melibatkan BUMN, BUMD, Individu/Perorangan, LSM/Komunitas, Swasta, Perguruan Tinggi/Akademisi dan Media, sebagai Orang Tua Asuh (OTA) yang berperan sebagai pemberi, dalam pelaksanaan intervensi. Besar harapan kami para tamu undangan yang hadir disini bisa menjadi Orang Tua Asuh (OTA) guna mensukseskan program pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting khususnya untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Demikian dipaparkan Iqbal.


Kapanewon ke 7 

Acara selanjutnya yaitu penggalangan komitmen yang disampaikan oleh Panewu Kapanewon Panggang, Tauviq Nur Hidayat, SH, MM, di mana beliau menyampaikan bahwa
Ucapan terimakasih dan apresiasi yang luar biasa kepada Balai Penyuluhan KB dan TPPS Kapanewon Panggang yang telah menyelenggarakan kegiatan GENTING ini. Bahwa kegiatan ini adalah bentuk gotong royong dan partisipasi bersama dengan semua pihak.

Disampaikan oleh Panewu, bahwa Kapanewon Panggang adalah Kapanewon ke 7 yang telah menyelenggarakan kegiatan launching GENTING, juga bahwa Kapanewon Panggang tidak termasuk dalam kategori kapanewon miskin bersama 7 kapanewon lain menurut data dari BPS yang diterima.

Panewu mengajak Lurah se kapanewon untuk berperan aktif bersama para donatur GENTING yang ada di Kapanewon Panggang dalam rangka mengentaskan angka stunting di Kapanewon Panggang.

Acara launching tersebut juga d
imeriahkan dengan adanya bazar UPPKA Kalurahan Girimulyo yaitu UPPKA Menur yang diketuai oleh Tupinem dari Padukuhan Prahu, dan UPPKA Prima Kinanti Mulya yang diketuai oleh Mira Kristanti. Yang kedua UPPKA tersebut menjual produk olahan lokal, seperti crimping pisang, emping, tape ketan, tempe koro, jadah tempe, gethuk singkong, kacang telor dan kue labu.

Akhirnya, 

Ke pasar beli pisang raja
Tak lupa beli emping dan pepaya
Semangat bagi kita semua
Mari kita cegah stunting bersama -sama

Pencegahan stunting memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan pemenuhan gizi yang baik, pelayanan kesehatan yang optimal dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, kita dapat bersama-sama mewujudkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.

Dengan upaya bersama, kita dapat menurunkan angka stunting dan memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dengan Genting, gerakan orang tua asuh cegah stunting, marilah kita bersama-sama untuk peduli, bergotong royong untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine