Dengan "Teri Sakceting", Dengok Siap Menjadi Kalurahan Bebas Stunting

Oleh: Drs Edy Pranoto (Direktur BPKB Playen)


PLAYEN | Selasa, 22/5, dilaksanakan penilaian Lomba Desa/Kalurahan tingkat Kabupaten Gunungkidul yang diikuti oleh kalurahan dari tiga kapanewon, yaitu Playen, Patuk, dan Panggang, yang telah lolos seleksi administrasi.

Bertempat di Balai Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen, penerimaan Tim Penilai Lomba Desa/Kalurahan dilakukan pada hari pertama. Penyambutan tim penilai berlangsung meriah, dengan masyarakat berjajar di sepanjang jalan untuk ikut berpartisipasi dalam menerima kedatangan rombongan. Suasana semakin semarak saat rombongan tamu turun dari iring-iringan jeep dan kereta mini, kemudian disambut oleh Bregada Prajurit Lombok Abang menuju Balai Kalurahan Dengok.

Pada sesi paparan, Suyanto selaku Lurah Dengok menyampaikan kesiapan Kalurahan Dengok menuju bebas stunting melalui program "Teri Sak Ce
ting" (Telurisasi Mandiri Sarana Cegah Stunting). Program ini sepenuhnya melibatkan gotong royong warga, yaitu mengumpulkan satu butir telur dari setiap keluarga setiap tanggal 1 hingga 10 setiap bulannya, yang kemudian didistribusikan kepada keluarga dengan baduta, balita, dan ibu hamil, paling lambat tanggal 15.

Program ini didasarkan pada Surat Edaran Lurah Denggok pada November 2023 tentang pemberdayaan masyarakat dalam penanganan stunting. Data stunting Kalurahan Dengok per Maret 2025 menunjukkan terdapat 5 anak (10,63%) dalam kelompok baduta, dan 21 anak (17,36%) dalam kelompok balita. Diharapkan, dengan program "Teri Sak Ceting" dan Genting, percepatan penanganan stunting di Kalurahan Denggok dapat terwujud.

Pada momen penilaian hari pertama ini, Pemerintah Kalurahan Dengok juga meluncurkan Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yaitu pemberian sepasang ayam jago dan babon kepada empat keluarga sasaran stunting. Secara simbolis, penyerahan ayam dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gunungkidul, Rr Listya Wardhani (istri Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto), dan Agus Sumaryono, SIP, selaku Panewu Playen. Pemberian ayam ini bertujuan menambah ketahanan pangan dan asupan protein keluarga, sekaligus menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui budidaya ayam.

Pemerintah Kalurahan Dengok juga memiliki program perbaikan/pembangunan pipanisasi untuk sanitasi melalui kegiatan Pancimas yang dikelola BUMDes. Untuk mendukung ketahanan pangan, Kalurahan Dengok juga telah memiliki Gapoktan sejak tahun 2017, dengan komoditas budidaya seperti melon, semangka, ketela, terong, dan talas.

Setelah paparan Lurah Dengok, Tim Penilai melanjutkan kunjungan untuk meninjau pameran kuliner dari kelompok UPPKA di rumah makan Ibu Sibad. Penilaian kegiatan BKB Emas dilakukan di Dusun Dengok III, yang menampilkan praktik permainan Ular Tangga BKB Emas, simulasi KKA, serta pemanfaatan lembar balik.

Partisipasi masyarakat lansia diwakili oleh kelompok BKL Rambutan yang menampilkan senam lansia, yel-yel Lansia Tangguh, praktik Pagrubti Loyo, serta kesenian Gejok Lesung.
Di Balai Padukuhan Dengok IV, partisipasi masyarakat dalam lomba kalurahan ditampilkan melalui kegiatan Posyandu Balita, fragmen kehidupan tentang pencegahan napza dan judi online oleh kelompok PIK Remaja Dengok IV yang berkolaborasi dengan BKR Mitra Muda, serta simulasi pengasuhan remaja (Paredi) oleh ibu-ibu PKK. Di padukuhan ini juga ditampilkan kesenian khas Gunungkidul, yaitu jathilan. Area balai dusun turut diramaikan oleh bazar berbagai kerajinan tangan, kuliner, dan hasil pertanian dari kelompok tani dan UPPKA.

Drs Sujarwo, MSi, selaku Ketua Tim Penilai Lomba Desa/Kalurahan, dalam sambutan dan kesannya menyampaikan hal-hal berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam lomba desa/kalurahan sangat baik, terbukti dengan banyaknya kegiatan yang ditampilkan serta antusiasme masyarakat mengikuti acara hingga sore hari.

2. Kalurahan Dengok layak menjadi Kalurahan Budaya, bukan sekadar rintisan, melihat banyaknya ragam kesenian yang ditampilkan.

3. Kalurahan Dengok juga dinilai layak sebagai Kalurahan Tahan Pangan, sesuai tema lomba “Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Swasembada Pangan,” karena keberadaan Gapoktan yang hasil produksinya telah memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine