Pertama di DIY! Launching GENTING di Kapanewon Gedangsari, Kaper BKKBN DIY: "Semoga Akan Banyak Orang Seperti Suronto di Kapanewon Lain...!"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (Penyuluh KB Girisubo)


GEDANGSARI | "Saya melakukan hal ini tidak ada maksud apa pun, apalagi dengan tujuan yang bersifat politis jangka panjang. Ini semata wujud kepedulian saya agar generasi ke depan kita menjadi generasi yang sehat dan berkualitas. Dalam hidup ini saya hanya punya satu prinsip, bahwa wong urip iku urup, artinya bahwa dalam hidup ini kita hendaknya bisa memberi manfaat kepada orang lain," demikian dikatakan Suronto, donatur dalam program GENTING (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting).

Suroto mengungkapkan hal tsb dalam acara, "Launching GENTING", di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari Gunungkidul. Acara tsb dihadiri antara lain oleh Kaper BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, SH, MPH, beserta jajarannya, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi, beserta jajarannya, Panewu Gedangsari, Eko Krisdianto, SE beserta jajaran Forkompinkap, Lurah Hargomulyo, Sumaryanto, SAP beserta segenap kepala jawatan dan lurah-lurah se-Kapanewon Gedangsari, 30 keluarga risiko stunting (KRS) sebagai sasaran program GENTING, kader IMP, serta koordinator PKB se-Kabupaten Gunungkidul.


30 Ekor Ayam untuk 30 Sasaran KRS 

Kegiatan Launching GENTING tsb dilaksanakan di Balai Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari, pada Kamis (20/2) pagi hingga siang hari. Wujud bantuan GENTING Suronto yakni 30 ekor ayam petelor lengkap dengan keranjang dan pakannya, diberikan kepada 30 KK yang merupakan KRS (keluarga risiko stunting) di wilayah Hargomulyo. Masing-masing menerima 1 ekor ayam yang siap betelor saban harinya, asalkan diberi makanan/pakan yang cukup. 

"Waktu itu, Pak Panewu bertemu dengan saya, dan menawari untuk menjadi orangtua asuh untuk pencegahan stunting. Karena ini program yang baik dan bermanfaat tentu saja saya menyanggupi. Dengan adanya ayam ini, harapannya kebutuhan protein untuk anak dari keluarga sasaran bisa tercukupi setiap harinya. Ayam-ayam ini masih produktif sampai sekitar 9 bulan lagi, baru setelah itu afkir," sambung Suronto, yang menyampaikan bahwa ayam-ayamnya itu sudah divaksin anti penyakit. 


Songsong Indonesia Emas 2045

Lurah Hargomulyo menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang mendalam atas partisipasi Pak Suronto dengan berperan sebagai orangtua asuh dalam program pencegahan stunting di Kalurahan Hargomulyo. Harapannya, "semoga ini bisa menginspirasi banyak pihak lainnya, baik person ataupun kelembagaan, untuk melakukan hal yang sama, sehingga kasus stunting di Hargomulyo bisa ditekan, agar pada tahun 2045 kelak kita benar-benar memiliki generasi emas," kata Sumaryanto. 

Beberapa unsur lain yang hadir dalam acara tsb juga memberikan sambutan, yang pada intinya mengapresiasi atas komitmen Pak Suronto mengawali sebagai orangtua asuh untuk pencegahan stunting yang direalisasikan hari ini. Misalnya dari Danramil Gedangsari, Kapten Cke Wahyudi, serta Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto, SPd.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kaper BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, SH, MPH, ketika memberikan sambutannya. "Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Pak Suronto untuk menjadi orangtua asuh dalam program GENTING ini. Ini bahkan yang pertama di DIY. Apa yang menjadi keinginan dan doa Pak Suronto tadi mari kita amini, kita dukung," kata Iqbal. 

Apa yang dilakukan oleh Suronto ini, lanjut Iqbal, adalah suatu wujud kegotongroyongan yang sangat patut kita tiru. "Bahkan ini sesuatu hal sangat positif, karena ini artinya keluarga diberi kail, bukan diberi ikan. Keluarga sasaran harus memelihara dengan baik ayam yang diberikan Pak Suronto, menjaganya, memberinya makan yang cukup, agar menghasilkan telor untuk dikonsumsi anak mereka." 

Kontribusi Suronto ini merupakan bentuk upaya dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Jika anak-anak kita sekarang sehat dan cerdas, maka merekalah yang akan menggantikan kita di masa depan. "Kita tak tahu, bisa jadi anak-anak yang hadir sekarang ini kelak akan menjadi panewu, lurah, kepala dinas, kapolsek, danramil, dst," ujar Iqbal. 


Suronto-Suronto Lain 

Iqbal menegaskan bahwa untuk pencegahan stunting ini membutuhkan kerjasama dan koordinasi banyak pihak, baik pemerintah ataupun swasta, baik kedinasan maupun perorangan. "Dalam hal ini yang dilakukan Suronto adalah sebuah langkah yang luar biasa dan bisa menjadi teladan. Saya sangat berharap akan ada Suronto-Suronto lain di kapanewon-kapanewon lainnya, tak hanya di Gunungkidul, tetapi di DIY, bahkan di luar DIY, dengan harapan agar angka stunting di DIY khususnya bisa betul-betul diturunkan," kata Kaper BKKBN DIY.

Iqbal selanjutnya berharap agar GENTING ini bisa menjadi gerakan nasional yang melibatkan semua pihak, baik perseorang ataupun kelembagaan. Siapa pun bisa berkontribusi menjadi orangtua asuh bagi keluarga berisiko, baik itu calon pengantin, bumil, atau baduta. "Secara nasional, kita ada angka 1 juta keluarga berisiko stunting (KRS), sedangkan untuk DIY ada kisaran 12 ribuan KRS yang membutuhkan uluran tangan dari orangtua asuh. Di DIY misalnya, ada 438 kalurahan. Coba saja jika di setiap kalurahan ada orang seperti Suronto, lalu katakanlah di tiap kalurahan rata-rata ada 30-an KRS, makah terkaver semua itu 12 ribuan KRS," kata Iqbal.

Terakhir, Iqbal sangat berharap agar keluarga sasaran bisa menjaga ayam pemberian Pak Suronto dengan baik. Jika ada masalah terkait ayam tsb, bisa langsung menghubungi penyuluh KB atau Pak Suronto sendiri, meminta arahan dan bimbingan. 

Selepas sambutan Kaper BKKBN DIY dilanjutkan acara serah terima simbolik bantuan ayam petelor dari Suronto kepada 10 orang sasaran, disaksikan oleh segenap hadirin yang ada di situ, terutama lintas sektor terkait di kapanewon ataupun kabupaten, didampingi Kaper BKKBN M Iqbal Apriansyah. Setelah penyerahan dan penerimaan selesai, berjalan lancar, acara ditutup.[] 

 

        


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine