Pelatihan DASHAT untuk 10 Kampung KB Se-DIY, Ita Suryani: "Penyelenggaraan DASHAT Bisa Didanai dari Bermacam Sumber"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Kapanewon Girisubo)

YOGYAKARTA | Bertempat di ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY, Jl Kenari Yogyakarta, pada Rabu pagi, 24/7, dilaksanakan kegiatan, "Sosialisasi Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting". Acara yang berlangsung dari pagi hingga siang hari tsb diikuti oleh 10 kampung KB dari 5 kabupaten/kota se-DIY. Setiap kabupaten/kota mendelegasikan 2 kampung KB, dan setiap kampung KB mengutus 5 orang kadernya. Setiap delegasi kampung KB didampingi oleh seorang penyuluh KB.

Dalam prosesi acaranya, kegiatan tsb diawali dengan registrasi semua peserta, kemudian dimulailah dengan pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB, beberapa sambutan, pemberian apresiasi/hadiah/penghargaan kepada kampung KB yang berpestasi, serta materi menu Dashat yang disampaikan oleh narasumber. 

Dalam sambutannya, Ketua Tim Kerja Pengendalian Pendudukan Perwakilan BKKBN DIY, Dra Ita Suryani, MKes, mengatakan bahwa 2 kampung KB yang diundang hari ini memiliki reputasi yang baik di wilayahnya masing-masing dalam program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting. Kehadiran mereka, menurut Bu Ita, sapaan akrabnya, adalah pertama-tama memang mereka akan menerima apresiasi/penghargaan dan hadiah atas prestasi yang mereka raih di tingkat provinsi.

Selain itu, lanjut Ita, para kader kampung KB dari 5 kabupaten/kota ini diundang ke Perwakilan BKKBN DIY karena akan menerima materi tentang "Menu Dashat" yang akan disampaikan oleh Noorma Bunga Aniri, SP, MPH, dari PD Persagi DIY yang notabene merupakan seorang Nutrisionis Madya. 


Dua Dasar

Disampaikan oleh Ita, bahwa program percepatan penurunan stunting yang sedang digalakkan oleh pemerintah ini memiliki dua dasar hukum. Yang pertama, Perpres No 72/tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, di mana dalam hal ini BKKBN ditunjuk sebagai koordinator. Sejauh ini, penanganan stunting sebenarnya sudah berjalan, tetapi hanya dari aspek spesifiknya saja di mana hal tsb sudah dihandel oleh Kementerian Kesehatan. Untuk aspek non spesifiknya (yakni: sensitif), perlu melibatkan peran dan partisipasi sektor-sektor yang lain dan di dalam Perpres tsb BKKBN ditugaskan sebagai koordinator yang mengkoordinasi peran dan ketugasan masing-masing lembaga/sektor tsb. 

Dasar hukum yang kedua, lanjut Ita, adalah Inpres No 3/tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung KB, yakni bahwa peran kampung KB yang sudah ada sejak tahun 2016 itu dioptimalkan dan terutama diarahkan untuk percepatan penurunan stunting. Para kader kampung, tanpa membeda-bedakan peran dan kedudukan masing-masing di masyarakat, bekerja di ranah sensitif dalam kerja percepatan penurunan stunting.

"Aspek sensitif dalam permasalah stunting itu bermacam-macam, bisa kemiskinan, pendidikan, sanitasi, akses air bersih, dan sebagainya, sehingga dalam hal ini membutuhkan tanggungjawab dari banyak pihak untuk menyelesaikannya, baik di tingkat pusat ataupun daerah, baik kalangan pemerintah atau swasta, perguruan tinggi, media massa, dsb. Aspek sensitif pemengaruh stunting ini adalah 70% sendiri, sementara yang spesifik adalah 30%," tegas Ita. 

Ita berharap bahwa kader-kader di kalurahan, juga lintas sektor terkait di tingkat kalurahan bisa berperan dalam memaksimalkan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting melalui kampung KB di wilayah masing-masing, dan dalam hal ini, salah satu di antaranya, melalui kegiatan Dashat (dapur sehat atasi stunting). Penyelenggaraan Dashat ini, tegas Ita, bisa didadani dari anggaran dana desa (ADD) kalurahan, BOKB, CSR, atau gotong royong warga. Disampaikan oleh Ita, bahwa di tingkat DIY, sebanyak 291 kampung KB telah melaksanakan Dashat (dapur sehat atasi stunting).


Gizi Seimbang untuk Cegah Stunting  

Seusai materi dari Ita Suryani, materi selanjutnya tentang menu Dashat, dengan judul, "Pedoman Gizi Seimbang untuk Pencegahan Stunting", yang disampaikan oleh Noorma Bunga Aniri, SP, MPH. 

Noorma menyampaikan beberapa materi penting sbb: (1) permasalahan gizi di Indonesia, (2) upaya percepatan penurunan stunting, (3) pedoman gizi seimbang, serta (4) pedoman gizi seimbang untuk pencegahan stunting, yang dalam hal ini mencakup: isi piringku untuk remaja, isi piringku untuk ibu hami, serta isi piringku untuk bayi dan anak. 

Menurut Noorma, permasalahan gizi di Indonesia mencakup dua hal, yakni masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Kekurangan gizi mencakup gizi kurang, gizi buruk, stunting, serta kekurangan vitamin & mineral (di mana dampaknya: anemia, kurang vitamin A, daya tahan tubuh menurun, dll), sedangkan kelebihan gizi mencakup berat badan berlebih serta obesitas (yang dampaknya: meningkatkan risiko penyakit tidak menular). 

Tentang stunting, disampaikan oleh Noorma bahwa itu adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang berdampak kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Menurut Kemenkes, balita stunting adalah balita dengan nilai z-score kurang dari -2 SD (stunted) dan kurang dari -3 SD (severely stunted). 

Dampak jangka pendek stunting, menurut Noorma, adalah (1) terganggunya perkembangan otak, (2) gangguan pertumbuhan fisik, serta (3) gangguan metablisme. Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah: (1) kemampuan belajar menurun, (2) menurunnya kekebalan tubuh, serta (3) risiko tinggi PTM pada usia dewasa.

Ancaman stunting itu sesungguhnya sangat serius karena beberapa hal:

1. anak tidak mendapatkan gizi penting untuk pertumbuhan

2. sistem kekebalan tubuhnya berkurang

3. pertumbuhan otaknya menjadi tidak optimal

4. stunting berkontribusi terhadap 15-17% dari seluruh kematian anak di dunia

5. karena kurang berprestasi di sekolah, saat dewa anak menjadi kurang produktif

6. penghasilan berkurang, sehingga dia berada dalam garis kemiskinan

7. menurunkan penghasilan seumur hidupnya sebanyak 20%

8. kurang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi keluarga dan bangsa/negara

Selama satu dasawarsa terakhir, sesungguhnya kondisi stunting di Indonesia cenderung menurun, meski belum sesuai target internasional agar tidak lebih dari 20%, yakni sbb: tahun 2013 sebanyak 37,6%, tahun 2018 sebanyak 30,8%, tahun 2019 sebanyak 27,7%, tahun 2021 sebanyak 24,4%, tahun 2022 sebanyak 21,6%, dan tahun 2023 sebanyak 21,5%. 

Noorma memaparkan bahwa beberapa upaya yang telah, sedang, dan akan terus dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting berdasarkan Perpres No 72 tahun 2021 adalah sbb: 

a. Untuk kelompok sasaran remaja melalui upaya pencegahan anemia;

b. Untuk kelompok sasaran pengantin melalui skrining kesehatan dan cegah anemia

3. Untuk sasaran ibu hamil melalui layanan kesehatan dan perbaikan status gizi

4. Untuk sasaran ibu menyusui melalui layanan kesehatan dan perbaikan status gizi

5. Untuk kelompok sasaran baduta (0-59 bulan) melalui pamantauan tumbuh kembang

Ditekankan oleh Noorma, bahwa asupan gizi seimbang untuk setiap kelompok sasaran tsb sebenarnya berpatokan pada empat pilar penting, yakni: 

1. konsumsi aneka ragam pangan yang penuh gizi dan vitamin

2. membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat

3. melakukan aktivitas fisik

4. memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan BB (berat badan normal). 


Kampung KB Berprestasi

Selain itu, dalam kesempatan tsb juga diberikan apresiasi berupa sertifikat, tropi, dan hadiah barang untuk kampung KB yang berprestasi dalam lomba Penguatan Kampung Keluarga Berkualitas Tingkat Provinsi DIY Tahun 2024, yakni:

Juara 1. Kampung Keluarga Berkualitas Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman

Juara 2. Kampung Keluarga Berkualitas Kelurahan Mantrijeron, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta

Juara 3. Kampung Keluarga Berkualitas Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo

Juara Harapan I. Kampung Keluarga Berkualitas  KalurahanTileng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul

Juara Harapan II.  Kampung Keluarga Berkualitas Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.[]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine