Oleh: Dwi Lestyandari, AMd Gizi (Penyuluh KB Kapanewon Tepus)
Program kelorisasi yang dilaksanakan oleh kader KB, kader Kesehatan, dan kader PKK di Kelurahan Sumberwungu merupakan inisiatif swadaya dari para kader untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Kegiatan ini melibatkan 19 padukuhan dengan pendekatan yang terpadu. Para kader KB, kader Kesehatan, dan kader PKK bekerja sama dalam menanam bibit kelor dalam polibag, yang kemudian dibagikan kepada seluruh warga masyarakat di masing-masing Padukuhan.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyediakan sumber sayuran yang dapat diakses setiap saat, baik saat musim penghujan maupun kemarau. Pohon kelor memiliki ciri khas dapat bertahan hidup meski di musim kemarau dan dapat tumbuh subur di berbagai jenis tanah.
Kelorisasi juga bertujuan untuk mencegah stunting dengan menyediakan asupan gizi yang cukup bagi keluarga. Pemilihan program kelorisasi didasari oleh fakta bahwa tanaman kelor tidak hanya tahan terhadap perubahan musim, tetapi juga kaya akan zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Daun kelor mengandung beragam phytoconstituents seperti flavonoid, polifenol, alkaloid, karotenoid, glikosida, asam amino, mineral, dan vitamin. Zat-zat tersebut memiliki manfaat yang penting bagi tubuh, termasuk efek perlindungan dari penyakit kronis, sifat antioksidan, antiinflamasi, antimutagenik, dan anti kanker.
Selain sebagai sayuran, daun kelor juga dapat digunakan sebagai tambahan nutrisi bagi penderita anemia karena kandungan zat besi dan vitamin C yang tinggi. Di samping itu, daun kelor dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan lain seperti abon daun kelor, puding daun kelor, stik daun kelor, dan masih banyak lagi.
Secara spesifik, daun kelor memang memiliki potensi besar sebagai bahan baku untuk berbagai jenis hidangan yang menyehatkan, terutama bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Salah satu cara sederhana untuk mengonsumsi daun kelor adalah dengan mengolahnya menjadi sup atau sayur bening. Untuk membuat sup daun kelor, pertama-tama, bersihkan daun kelor dengan baik, lalu rebus dalam air mendidih hingga layu. Setelah itu, tambahkan bumbu sesuai selera seperti bawang putih, bawang merah, dan sedikit garam. Sup daun kelor ini dapat dikonsumsi sebagai pelengkap makanan utama atau sebagai makanan ringan yang bergizi.
Selain itu, daun kelor juga dapat dijadikan sebagai tambahan pada berbagai jenis masakan lainnya. Misalnya, untuk ibu hamil dan menyusui, daun kelor dapat ditambahkan ke dalam tumis sayuran, capcay, atau sayur lodeh. Proses pengolahannya cukup sederhana, yaitu dengan menumis bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, dan cabai secukupnya, lalu tambahkan daun kelor yang telah dicuci bersih. Tumis hingga matang dan sajikan sebagai lauk utama bersama dengan nasi atau sebagai pelengkap makanan.
Untuk variasi menu yang lebih beragam, daun kelor juga bisa dijadikan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan salad dan smoothie (jus berampas). Caranya, daun kelor dicampur bersama dengan sayuran lain seperti wortel, tomat, dan timun untuk membuat salad yang segar dan bergizi. Atau, blender daun kelor bersama dengan buah-buahan favorit seperti pisang, alpukat, atau mangga untuk membuat smoothie yang menyegarkan dan bergizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Penting untuk diingat bahwa sebelum mengonsumsi daun kelor atau mengolahnya menjadi hidangan, pastikan untuk memastikan bahwa daun kelor yang digunakan bersih dan segar. Selain itu, konsultasikan juga dengan ahli gizi atau dokter mengenai jumlah konsumsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui.
Dengan mengintegrasikan daun kelor ke dalam menu harian, ibu hamil dan ibu menyusui dapat memperoleh manfaat gizi yang melimpah serta mendukung kesehatan dan perkembangan bayi yang optimal.
Dengan program kelorisasi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Sumberwungu, serta mengembangkan Kelurahan Sumberwungu sebagai sentra produksi daun kelor yang berkualitas tinggi.(*)
0 Comments