Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (pimred Cahaya Keluarga)
Di balik sebuah lembah tersembunyi di pesisir Pantai Sadeng, Gunungkidul, terdapat sebuah padukuhan yang mengundang kekaguman dengan keunikan yang dimilikinya. Padukuhan Wotawati, sebuah permata tersembunyi di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, memiliki daya tarik tak terbandingkan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Berada di antara dua bukit yang menjulang tinggi, padukuhan ini memiliki sebuah keajaiban alam. Saat fajar merekah, matahari terbit dengan gemilangnya dari balik bukit timur yang megah. Menunggu dengan sabar di tepi lembah, penduduk setempat bersaksi atas pesona alam yang memukau saat matahari muncul perlahan-lahan dari balik bukit sekitar pukul 08.00 pagi, sudah masuk waktu duha. Lalu, sinarnya menyebar ke segala penjuru, menerangi padukuhan ini dengan cahaya yang memikat.
Namun, keunikan tak berhenti di sana. Ketika waktu sore mulai menyapa, Wotawati menampakkan suasana yang eksklusif. Terbenamnya matahari di balik bukit barat di Wotawati terjadi lebih awal, sekitar waktu asar, sekitar 2-3 jam sebelum magrib.
Inilah hal yang mempesona, bahwa padukuhan Wotawati memiliki jadwal matahari terbenam yang berbeda dengan wilayah sekitarnya. Di sinilah sihir alam berperan, menghadirkan pengalaman langka bagi mereka yang terhubung dengan keindahan alam. Sementara orang-orang di luar padukuhan berada dalam bayang-bayang matahari di waktu sore, penduduk Wotawati sudah merasakan hangatnya senja yang menenangkan.
Keajaiban alam ini telah menjalin ikatan kuat dengan penduduk setempat. Mereka menjaga dan memelihara keindahan yang mereka warisi, mewariskannya kepada generasi berikutnya sebagai warisan yang tak ternilai harganya. Wotawati bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah tempat di mana alam dan manusia bersatu dalam keserasian yang harmonis.
Padukuhan Wotawati, sebuah permata tersembunyi di antara bukit-bukit yang megah, menghadirkan keunikan luar biasa dalam perjalanannya. Sinar matahari yang terbit dari balik bukit pada jam 08.00 pagi dan senja yang datang lebih awal, menjadikan padukuhan ini sebagai saksi bisu atas keindahan alam yang menakjubkan.
Menarik Perhatian Bupati
Keindahan yang memikat dari padukuhan Wotawati ini telah mencuri perhatian Bupati Gunungkidul, H Sunaryanta. Terpesona oleh keunikan alamnya, Sunaryanta memiliki visi yang kuat untuk mengangkat Wotawati sebagai destinasi wisata yang menakjubkan. Dengan semangat yang tak terbendung, ia menerbitkan Surat Keputusan yang menetapkan Wotawati sebagai salah satu tujuan wisata terbaru di daerah tersebut. Hal itu disampaikan oleh Sunaryanta dalam acara kunjungan ke Wotawati pada Kamis pagi (7/10), bertempat di rumah salah satu warga. Ada 100 orang lebih warga Wotawati menyambut kedatangan orang nomor satu di Gunungkidul tsb. Panewu Girisubo, Slamet Winarno, MM dan jajaran Forkompinkap beserta pejabat lintas sektor Girisubo juga hadir ikut menyambut. Sunaryanta hadir bersama istri dan jajaran pejabat struktural terkait, misalnya Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi.
Tentu saja rencana yang menarik ini segera menyebar seperti angin di antara penduduk setempat. Warga Wotawati bersemangat menyambut perubahan yang akan datang, dengan harapan bahwa peningkatan pariwisata akan membawa manfaat yang signifikan bagi komunitas mereka. "Dalam waktu dekat, Wotawati akan mengalami transformasi yang akan membuatnya sebanding dengan Lembah Panglipuran yang terkenal di Pulau Bali," ungkap Sunaryanta.
Bupati Sunaryanta memiliki impian untuk menciptakan magnet wisata yang tak terbantahkan di Wotawati. Ia ingin memastikan bahwa kekayaan alam yang luar biasa ini tidak hanya menjadi warisan tersembunyi, tetapi juga sumber penghasilan yang berkelanjutan bagi warga setempat. Dengan mengembangkan infrastruktur pariwisata yang tepat, ia berharap dapat menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk menyaksikan keindahan matahari terbit dan terbenam yang memukau, serta mengalami pesona alam yang unik di Wotawati.
Namun, Bupati Sunaryanta juga memahami pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya setempat. Dalam upayanya untuk mengembangkan pariwisata, ia berjanji untuk melibatkan penduduk Wotawati dalam pengambilan keputusan dan melindungi warisan alam dan budaya yang ada. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kata Sunaryanta, transformasi Wotawati menjadi destinasi wisata yang berkualitas akan memperkaya kehidupan warga setempat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Kapanewon Girisubo secara keseluruhan.
Dalam waktu singkat ke depan, Sunaryanta berharap, bahwa Wotawati akan mengalami perubahan besar-besaran yang membawa harapan baru. Sunaryanta sangat bersemangat untuk memimpin proyek ini, sehingga padukuhan yang dikelilingi oleh dua bukit megah akan menjadi pusat daya tarik wisata yang menakjubkan. "Saya membayangkan, kelak para wisatawan akan berduyun-duyun datang untuk menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dan terlibat dalam budaya yang kaya, sementara warga setempat akan menikmati manfaat ekonomi yang meningkat. Wotawati siap untuk memancarkan pesona keunikan dan keindahannya ke dunia luar, mengukir namanya sebagai destinasi wisata yang tidak dapat diabaikan," pungkas Sunaryanta yang disambut tepuk tangan warga Padukuhan Wotawati.
Tanggapan Warga
Dukuh Wotawati, Robby Sughastanto, menyambut gembira soal rencana Pemkab Gunungkidul yang akan menjadikan Wotawati sebagai salah satu destinasi wisata, apalagi sudah dikuatkan dengan SK Bupati. "Ini hal yang sangat mengesankan bagi kami warga Wotawati. Kami segenap warga Wotawati berharap dengan dicanangkannya padukuhan kami sebagai destinasi wisata kelak akan berdampak bagi peningkatan taraf ekonomi warga kami," kata Robby penuh harap.
Sementara itu, Lurah Pucung, Estu Dwiyono, SPd, juga mengamini hal yang disampaikan oleh Dukuh Wotawati tsb. Estu sangat mengapresiasi langkah Bupati Gunungkidul yang sudah membuat SK untuk mencanangkan Padukuhan Wotawati sebagai salah satu obyek wisata unggulan di pesisir selatan. "Ini merupakan berkah yang luar biasa bagi warga Wotawati. Semoga ke depan juga akan dipikirkan bagaimana agar akses warga difasilitasi kepada kebutuhan-kebutuhan dasar yang sejauh ini masih tertinggal ketimbang wilayah lain, misalnya sinyal HP, infrastruktur, air bersih, dan sebagainya," kata Estu.(*)
0 Comments