Monev Program Bangga Kencana, Kaper BKKBN DIY: "Rapor Kita Masih Merah...!"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (Kap Girisubo)

RONGKOP | Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan acara pembinaan terpadu bagi para penyuluh keluarga berencana (PKB) di Kapanewon Rongkop dan Girisubo. Acara ini bertujuan untuk mengevaluasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di wilayah Gunungkidul, dengan sampel di dua kapanewon tersebut.


Acara pembinaan itu sendiri dipimpin oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, SH, MM, yang didampingi oleh Sekretaris Badan, Zaenal Ariefin, SSos, MSi. Kaper BKKBN DIY hadir beserta rombongan pada jam 09.00 WIB.

Selain Sekban Perwakilan BKKBN DIY, turut hadir juga dalam acara tersebut para penanggung jawab (PJ) program dari berbagai bidang di kantor Perwakilan BKKBN DIY, yakni antara lain: Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc sebagai Penanggung Jawab bidang Adpin, Dra Ita Suryani, MKes sebagai Penanggung Jawab bidang Dalduk (Pengendalian penduduk), Ratna Anita Sari, SSi, MSc, sebagai staf PJ bidang KB-KR, Djoehantini Chriswandari sebagai PJ bidang Litbang, dan Wistriastuti Susani Anggraeni, SE, MM, sebagai PJ bidang KSPK.

Dalam rangka evaluasi program, para PKB yang mendapat pembinaan adalah Bagus Setiawan Bayuaji, SE dari Kapanewon Rongkop, serta Sabrur Rohim, SAg, MSI, Prasetyohadi, SPd, dan Fitri Agustini, SE dari Kapanewon Girisubo. Selain itu, turut hadir pula dua Pramusaji (tenaga harian lepas/THL) yang berperan dalam mendukung pelaksanaan program ini, yaitu Nensi Nur Astari dan Rudi Purwanto.

Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan di Balai Penyuluhan Keluarga Berencana di Rongkop, Gunungkidul pada Kamis (8/6) 2023, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. 

Acara dipimpin oleh Pj bidang Adpin, Rohdhiana Sumariati, diawali dengan doa bersama. Kemudian, acara kedua presentasi oleh PKB dari masing-masing kapanewon. Dari Rongkop diwakili oleh Bagus Setiawan, mewakili koordinator PKB Rongkop yang berhalangan hadir, Kukuh Budi Prasetyo, SPsi,  sedangkan Girisubo presentasinya disampaikan oleh koordinator PKB, Sabrur Rohim. 

Pertama-tama, kedua PKB mengenalkan diri serta personil/SDM yang di masing-masing Balai penyuluhan KB (BPKB). Kemudian, pada intinya, baik Bagus maupun Sabrur memaparkan kondisi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di kedua wilayah, bagaimana pelaksanaan kegiatannya, serta tak kalah penting pelaporannya baik secara fisik maupun online, yang tentu saja banyak sekali kelebihan maupun kekurangannya, peluang beserta hambatan dan tantangannya. 


Rapor Merah

Kaper BKKBN DIY, Shodiqin, SH, MM, pertama-tama menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada segenap PKB baik dari Rongkop dan Girisubo, beserta pramusaji/THL, juga seorang kader IMP (Kartini, IMP Kalurahan Nglindur), atas sambutan dan tanggapan yang luar biasa kepada Kaper dan tim dari Perwakilan BKKBN DIY. 

Dijelaskan Shodiqin, bahwa tujuan kegiatan pembinaan terpadu (bindu) kali ini adalah untuk melihat kondisi riil di lapangan terkait dengan pelaksanaan program, memahami permasalahan-permasalahan yang muncul, serta untuk sharing, bertukar pikiran, berdiskusi bersama petugas lapangan (PKB) ihwal bagaimana pemecahan masalah-masalah yang ada itu. 

Kaper menceritakan bahwa dalam beberapa waktu belakangan ini BKKBN Pusat secara reguler mengundang semua kaper (kepala perwakilan) se-Indonesia untuk rapat koordinasi di Jakarta. Semua kaper harus datang, tidak boleh diwakilkan. Rakor tsb dilaksanakan dalam rangka monitoring dan evaluasi program Bangga Kencana dan penurunan stunting dalam skala nasional. Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K) sendiri yang memimpin rakor tsb, sehingga beliau tahu secara langsung kondisi dan progres pelaksanaan program dari semua provinsi. Mana yang hijau, biru, kuning, dan merah, semua dipaparkan di depan Kepala BKKBN dan semua kaper se-Indonesia. 

Dalam kesempatan seperti itu, dokter Hasto selalu menanyakan kepada para kaper, kenapa sejumlah provinsi progresnya bagus, sementara yang lain progresnya masih tertinggal (kurang bagus), padahal intervensi programnya sama, dana yang digelontorkan juga sama. Termasuk yang progresnya kurang bagus adalah provinsi DIY. Sehingga, dokter Hasto meminta kepada Kaper BKKBN DIY untuk membenahi kondisi program Bangga Kencana di Yogyakarta, memetakan permasalahannya, dan segera dicari solusi penanganannya. 

Menurut Shodiqin, yang dimaksud kurang bagus progresnya, kalau di tampilan grafik warnanya merah, khususnya adalah pelaporan bulanan (R/1) di aplikasi/website New SIGA untuk kelompok kegiatan (poktan), yakni: BKB (bina keluarga balita), BKR (bina keluarga remaja), BKL (bina keluarga lansia), PIK-R (pusat informasi dan konseling remaja), serta UPPKA (usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor). 

Rohdhiana Sumariati yang duduk di samping Shodiqin menyela, bahwa sejauh ini yang tertib pelaporan R/1 poktan di Gunungkidul lewat New SIGA baru dua kapanewon, yakni Tanjungsari dan Girisubo.

Yang masih merah juga di pelaporan New SIGA-nya, lanjut Shodiqin, adalah pelaporan PPKS  (pusat pelayanan keluarga sejahtera) dan BPKB (balai penyuluhan KB). "Kita ini setiap hari bekerja di balai penyuluhan KB. Masa pelaporan profil dan kegiatannya tidak ada. Ini kan aneh," ujar Kaper BKKBN DIY. 


Ukurannya adalah Laporan Online

Oleh karena itu, Kaper BKKBN DIY mengharapkan kerjasama dan perhatian dari semua koordinator PKB se-DIY agar mengkondisikan wilayah binaannya terkait pelaporan online ini. 

"Sebab, walaupun di lapangan terlaksana semua kegiatan poktannya, bahkan katanya bersinergi dengan pelbagai sektor dan poktan sosial lain sebagaimana diceritakan Mas Bagus tadi, tetapi jika tidak ada pelaporan online-nya, ya tidak dianggap ada kegiatannya. BKKBN pusat mengukurnya hanya dari pelaporan secara online dulu. Soal kondisi riil di lapangan itu nomor sekian," tegas Shodiqin. 

"Saya harap apa yang kami sampaikan hari ini diinformasikan juga ke koordinator PKB yang lain di Gunungkidul," kata Shodiqin kepada koordinator PKB Girisubo, Sabrur Rohim. 

"Gunungkidul itu sudah punya citra yang bagus di level nasional, yakni dalam hal serapan anggaran yang sesuai target dan maksimal. Tetapi gegara laporan online-nya masih merah, prestasi tsb jadi kurang bermakna," pungkas Shodiqin. 

"Bahkan kami di provinsi siap membantu. Jika dari kapanewon kesulitan melakukan input, asalkan sudah ada laporan fisiknya dari wilayah binaan, kami siap memfasilitasi penginputan," tambah Rohdhiana Sumariati.

Atas arahan, saran, serta masukan dari Kaper BKKBN DIY, baik Bagus Setiawan maupun Sabrur Rohim, mewakili penyuluh di dua kapanewon menyatakan siap dan berkomitmen mengimplementasikannya di lapangan. 


Informasi dari Para PJ Bidang 

Pj bidang Adpin, Rohdhiana Sumariati mengatakan bahwa di Perwakilan BKKBN DIY sudah berlaku jam kerja sebagaimana instruksi presiden, yakni mulai 07.30 WIB sd 16.00 WIB untuk Senin sampai Kamis, dan 07.30 WIB sd 16.30 WIB untuk Jumat. Ke depannya jam kerja ini akan berlaku secara bertahap bagi penyuluh KB. Diharapkan para penyuluh KB untuk absensi masuk dan pulang kerja sesuai jam yang ditentukan, sedangkan titik lokasinya bebas, bisa di kantor kabupaten, di kapanewon, atau di rumah. 

"Ketepatan waktu mohon sangat diperhatikan. Keterlambatan bisa mengurangi tunjangan kinerja. Ini sudah terjadi di provinsi. Keterlambatan 1 menit saja bisa mengurangai 0,05%," ujar Rohdhiana. 

Dari bidang Dalduk, Ita Suryani mengharapkan peran aktif para penyuluh KB dalam pencanangan kampung KB di seluruh kalurahan pada tahun ini, sebagai tindak lanjut pertemuan bersama para lurah beberapa waktu lalu di hotel Merapi Merbabu Jogja. Ita sangat mengapresiasi kepada Rongkop yang sudah memiliki 4 kampung KB, sehingga tinggal 4 lagi yang belum, sementara Girisubo masih kurang 6. "Yang penting kalau sudah ada SK Lurah, segera diinput ke aplikasi/website online-nya, agar segera bisa dianggarkan biaya operasionalnya untuk tahun depan," kata Ita. 

Pj bidang Litbang, Joehantini Chriswandari, mengapresiasi kegiatan orientasi bagi kader TPK yang sudah dilaksanakan di semua kabupaten/kota. Harapannya, ke depan akan semakin meningkatkan capaian dan kualitas pendampingan kepada para catin oleh kader TPK melalui aplikasi Elsimil generasi 2, yang tentu akan berimbas pada penurunan angka kasus stunting di DIY. Antik, sapaan akrab beliau, juga mengajak para PKB untuk bergabung dengan komunitas content creator di BKKBN DIY, tentunya bagi para penyuluh yang punya passion di situ. "Nanti saya bagi link-nya, yah," pungkasnya. 

Staf bidang KB-KR, Anita Ratna Sari, secara khusus menyinggung soal rencana kegiatan PSA (pelayanan sejuta akseptor) yang dilaksanakan pada Rabu, 14 Juni besok, di mana untuk wilayah Gunungkidul targetnya sebanyak 7.185 akseptor. Anita mengharapkan kerjasama dari seluruh BPKB untuk mensukseskan acara tsb, sehingga Gunungkidul bisa mencapai target, bahkan kalau bisa melampaui sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. 

"Kalau bisa, kegiatan pelayanan akseptor baik MKJP maupun non MKJP bisa difokuskan pada hari itu, sehingga akumulasi angkanya maksimal di laporan online pada tanggal tsb," ujar Anita. 

Anita juga berharap agar pendanaan BOKB untuk penggerakan di lapangan bisa berkontribusia dalam peningkatan capaian kesertaan KB baik yang baru maupun yang ulang, sesuai dengan target di masing-masing wilayah. 

Dari bidang KSPK, Witriastuti Susani Anggraeni, sekali lagi memohon dukungan dan peran aktif teman-teman PKB dalam memaksimalkan pelaporan online R/1 bina-bina, PIKR, dan UPPKA di aplikasi/website New SIGA, agar rapor kita bisa segera hijau sebagaimana daerah/provinsi lain. 


PKB PPPK 

Ada kabar gembira yang diampaikan oleh Sekban, Zainal Ariefin, bahwa tahun ini Perwakilan BKKBN DIY mendapat tenaga baru sebanyak 70 penyuluh KB PPPK yang baru saja lolos seleksi belum lama ini. 

"Insya Allah nanti akan ada distribusi sebagian PPPK PKB itu ke Gunungkidul, sehingga akan menambah tenaga di lapangan di masing-masing kapanewon. Kejelasannya soal hal ini nanti akan ada informasi lebih lanjut. Tetapi yang jelas, Gunungkidul memang sudah semakin berkurang SDM-nya. Harapan saya, di tahun depan nanti juga akan ada lagi formasi PPPK untuk penyuluh KB, bukan hanya tahun ini," kata Sekban.

Tepat jam 12.00 WIB acara berakhir. Kaper BKKBN DIY dan para Pj, sebelum pulang menyempatkan diri berfoto bersama para penyuluh KB, pramusaji, dan kader IMP di depan BPKB Ronkop.(*)   



0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine