Kontributor: Dinarsih, SIKom dan Sabrur Rohim, SAg, MSI (penyuluh KB Karangmojo dan Girisubo)
KARANGMOJO | Sulastri, itu nama lengkapnya. Nama panggilan atau sapaan akrabnya adalah Bu Lastri. Beliau lahir di Jakarta pada 8 Agustus 1963, dari kedua orangtua yang kesemuanya asal Purwokerto Jawa Tengah. Per 1 September 2021 kemarin, Sulastri memasuki masa purna tugas (pensiun), Ketika usianya genap 58 tahun. Terakhir saat memasuki purna tugas, status Sulastri adalah sebagai PLKB di Kalurahan Ngipak dan Kalurahan Gedangrejo, Kapanewon Karangmojo.
Sulastri mengawali karirnya di BKKBN sebagai PPKBD pada
1983, selepas tamat SMKK. “Selama setahun saya jadi PPKBD. Terus pada tahun
1984 ada lowongan penerimaan pegawai di BKKBN. Biaya daftar 6 ribu. Di sisi
lain, untuk masuk perguruan tinggi (Sipenmaru), biayanya juga 6 ribu. Saya
pikir-pikir, sama-sama 6 ribu, tetapi kalua kuliah saya tidak ada biaya, saya
orang miskin. Saya iseng daftar, siapa tahu diterima, eh, ternyata diterima.
Saya diangkat sebagai CPNS tahun 1985, sebelumnya saya dalam posisi magang.
Gajinya waktu itu hanya Rp 16 ribu. Tahun 1986 saya diangkat sebagai CPNS,
dengan gaji Rp 58 ribu. Saya waktu itu ikut LDU BKKBN selama 3 bulan. Banyak
yang ikut dari seluruh Jakarta. Sekarang banyak teman angkatan saya yang sudah
jadi PKB ahli madya. Yah, bagaimana lagi, saya tidak kuliah, ya mentok di III/d,”
kisah Sulastri.
Sulastri menjalani karir sebagai PLKB di Jakarta selama
kurang lebih 14an tahun. Ketika ada geger reformasi 1999, dari BKKBN menawarkan
mutasi kepada pegawai BKKBN, termasuk para penyuluh KB. “Bagi saya ini
kesempatan menarik untuk menambah wawasan dan pengalaman. Saya rasa hidup di
Jakarta biayanya lebih besar. Saya ingin menikmati hidup, juga ingin punya
kegiatan lain, misalnya pertanian. Awalnya saya ingin pindah saja ke Ambarawa,
Jateng. Tetapi saya pikir, Jateng kan wilayahnya luas, bisa-bisa nanti
ditempatkan di lokasi yang jauh. Akhirnya jatuh pilihan ke DIY saja. Kan Jogja
wilayahnya kecil, hanya 5 kabupaten/kota. Saya dan suami bersepakat pilih
Gunungkidul, karena kebetulan tabon orangtua suami ada di Gunungkidul,”
ungkap Sulastri.
Di Gunungkidul, pertama kali Sulastri ditempatkan di
Kapanewon Rongkop sampai 2005. “Kemudian pindah ke Wonosari sampai 2014, lalu ke
Pojong sampai 2017, dan kemudian di Karangmojo sampai purna tugas tahun 2021,”
ujar ibu dua anak yang sedang mengakrabkan diri dengan dunia pertanian ini.
Sulastri mengakui bahwa ada pengalaman dan kesan tersendiri
selama kerja sebagai PLKB di Gunungkidul. “Di Gunungkidul, suasana
kekeluargaannya lebih terasa. Terutama di wilayah binaan pedesaan. Saya dan
kader-kader di kalurahan binaan saya, di kapanewon mana pun, serasa seperti
keluarga sendiri. Ketika pertemuan di balai kalurahan, di padukuhan, sambutan
dan tanggapannya sangat familiar. Saya sering berkunjung ke rumah kader-kader,
pulangnya dibawakan aneka macam hasil pertanian di kendaraan saya. Makanya,
belum juga ladang saya panen, di rumah sudah banyak hasil panenan,” kisah
Sulastri.
Selepas purna tugas, Sulastri, sesuai keinginannya semula,
kini menekuni dunia pertanian bersama suami. Aneka macam tanaman yang mereka
tanam, ada jagung, ketela, semangka, kacang, dan sejenisnya. Lokasi lading juga
tidak jauh dari rumahnya.
Niat mulia Sulastri yang lain, setelah pensiun ini, dia
ingin khusyuk dan makin dekat dengan Tuhan. “Kalau kemarin saat masih aktif kan
suntuk dengan pekerjaan, dengan dunia, sekarang kan sudah longgar dan banyak
waktu, ini saatnya makin dekat dengan Tuhan, ingat mati. Saya minta doa teman-teman PKB semua, para kader, semoga selalu sehat dan istikamah,” ujar Sulastri yang
kini tinggal di rumahnya, Dusun Karangduwet, Karangmojo, Karangmojo,
Gunungkidul.
Sulastri berpesan kepada para penyuluh yang masih aktif agar
tetap bersemangat, jalani pekerjaan dengan santai, jangan menjadi beban, yang
penting pekerjaan selesai tepat waktu. Kepada para kader IMP, Sulastri berpesan
agar melanjutkan program-program yang sudah ada, terimalah dengan baik penyuluh
KB pengganti saya, bekerjasama dengan semua penyuluh di Kapanewon Karangmojo,
tingkatkan kegiatan yang sudah ada.
Menurut Dinarsih, SIKom, coordinator PKB Kapanewon Karangmojo, Sulastri adalah sosok pegawai yang berdedikasi dan disiplin, sehingga menjadi teladan di antara teman-teman rekan kerjanya di BPKB Karangmojo maupun di lingkungkan kantor Kapanewon Karangmojo. “Bahkan sampai hari terakhir kerja, tanggal 31 Agustus, Bu Lastri masih meminta pengesahan kegiatan yang sudah dilaksanakan di bulan Agustus. Itu saya acungi jempol. Beliau tetap berintegraitas sampai detik terakhir. Selain itu, beliau juga penyabar. Dalam hal IT, misalnya, Bu Lastri memang ada kakurangan. Kami yang lebih muda tentu selalu mendampingi beliau, dan beliau mau belajar dengan sabar dan tekun,” puji Bu Din, sapaan akrabnya, yang sembari berpesan agar Bu Lastri selepas purna tugas tetap sehat, bersyukur, dan rukun dengan keluarga.
Ir Sulistyana, coordinator PKB Nglipar yang juga Ketua DPC
IPeKB Gunungkidul juga mengamini apa yang disampaikan Dinarsih. “Bu Lastri
orang yang ramah, senang bersenda gurau, dan punya dedikasi yang tinggi
terhadap program KB di wilayah binaannya, sehingga program KB di wilayah binaannya
secara khusus, dan umumnya di Karangmojo, mencapai kemajuan yang luar biasa. Saya
berharap rekan-rekan PKB Karangmojo yang masih aktif agar meneruskan capaian-capaian
yang sudah dirintis Bu Lastri, sehingga program Bangga Kencana di Karangmojo
tetap dan terus berkembang lebih baik lagi. Kepada Bu Lastri saya berpesan,
meski sudah purna tugas, tetapi jangan sampai purna aktivitas. Tetaplah optimis,
karena pengabdian kepada masyarakat tidak semata-mata lewat jalur kedinasan,
bisa di tengah-tengah masyarakat. Yang terpenting adalah pengabdian kepada
Tuhan, lalu kepada keluarga, kemudian kepada lingkungan. Untuk itu, semangat
harus tetap dijaga,” kata Pak Sulis, sapaan akrabnya.
Perwakilan kader PPKBD Kalurahan Ngawis, Murjikem, juga mengungkapkan
hal yang luar biasa tentang Sulastri. “Sejauh pengalaman kami para PPKBD dalam
bergaul dengan Bu Lastri, beliau orangnya baik, ramah, dan sangat sabra menghadapi
kader yang beda-beda karakter ini. Saya berpesan kepada Bu Lastri, semoga
selalu sehat, bahagia bersama anak cucu,” kata Murjikem.
Panewu Karangmojo, Drs Marwata Hadi, MSi, menanggapi purna tugas Bu Lastri ini mengatakan bahwa pensiun atau purna tugas adalah hal yang lumrah dalam karir kepegawaian setiap ASN, karena semua ASN pasti akan mengalaminya. “Meski sudah tidak aktif lagi, saya berharap silaturahmi tetap terjaga antara Bu Lastri dengan teman-teman penyuluh, juga rekan-rekan sesame pegawai di lingkungan kantor kapanewon. Bu Lastri sendiri tahun depan (2022) akan menunaikan ibadah haji. Ini bisa menjadi tonggak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah setelah memasuki purna tugas ini,” pungkas Panewu.(*)
0 Comments