
Dalam
sambutan yang disampaikan oleh Kabid Peningkatan Kualitas Keluarga, Isnaen
Aminudin SSos, dikatakan bahwa acara monitoring ini bertujuan untuk melihat perkembangan
yang dicapai oleh kelompok kegiatan di Kampung KB,
setelah adanya ToT bagi kader selama 3
hari di bulan Mei lalu apakah benar
telah dilaksanakan sesuai dengan yang disampaikan oleh para narasumber dan di
implementasikan dalam kegiatan BKB, SDIDTK
maupun Posyandu, tentunya harapan DP3A2 selaku instansi yang telah mensupport kegiatan
tersebut akan ada dampak dan perkembangan yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

Termin keempat disampaikan secara singkat hasil laporan monitoring pasca ToT
BKB , PAUD dan SDITK oleh Tim. Pada
kelompok BKB saran
dari tim sasaran agar tingkat kehadiran anggota bisa ditingkatkan paling tidak 90 % mengingat masa perkembangan
sangat penting di ketahui oleh keluarga balita, buat inovasi agar anggota tertarik
untuk selalu datang dan untuk pengisian KKA agar kader
yang sudah lancar bisa membantu kader lain cara mengisi KKA yang benar.
Dari kelompok PAUD, apa yang diajarkan pada anak di kelompok
bermain sebaiknya diajarkan juga oleh
orang tua di rumah jadi ada keterkaitan antara perilaku orang tua dan
pengetahuan yang di dapat anak. Sebagai contoh setelah anak melepas sepatu
sudah di taruh di tempatnya belum, karena pembiasaan pada anak akan
sangat berpengaruh pada perkembangan sosial anak, penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat
(PHBS) perlu
ditanamkan sejak dini baik di kelompok bermain ataupun dirumah agar mindset anak terbangun sejak dini. Di sarankan pula oleh Ibu Ida dari Dinas Pendidikan agar orang tua yang menunggui anaknya jika
memungkinkan sambil membawa pekerjaanya misalnya sambil mengayam, menyulam atau
pekerjaan lain yang bisa dibawa selain memanfaatkan waktu luang, contoh yang baik buat anak dan bisa menambah penghasilan. Selain itu, lanjut Ida, penting pula mengajarkan adab budi pekerti bagi anak dengan bahasa daerah atau bahasa Jawa, ibu ibu jaman sekarang lebih senang dan bangga jika berkomunikasi dengan anaknya memakai bahasa Indonesia, akan lebih baik jika dibiasakan mengajarkan bahasa Jawa, jadi anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah maupun
lingkungan keluarga dan budaya adat serta sopan santun dalam tradisi jawa akan
tetap lestari.
Kepala
Seksi Advokasi dan KIE, Heru Triyono,
SKM yang mewawancarai
kader posyandu
dan peserta menyampaikan apresiasi bagi pemerintah desa yang telah memberikan insentif dari dana desa atau APBDes, tentang besarannya tentu pemerintah desa lebih bijaksana
dalam penyusunan anggaran yang tepat
untuk kader, dan ucapan
terimakasih pada ibu kader posyandu yang telah bekerja keras sehingga cakupan kehadiran balita di penimbangan cukup tinggi dan yang lebih membanggakan tidak ada BGM maupun gizi buruk pada wilayah ini walaupun
termasuk wilayah terdampak kekeringan tapi lingkungan dan kebersihan tetap di utamakan. Beliau berharap SDIDTK dilakukan tiap
bulan dengan pertimbangan umur balita bervariasi jadi akan lebih baik jika dilaksanakan setiap
bulan.
Sesi terakhir tanggapan dari Sekertaris Desa Giripurwo Sri Rahayu,
SIP, yang
menyampaikan ucapan selamat datang dan terimakasih kepada bapak ibu tim monitoring yang
telah berkenan hadir di Padukuhan Klampok, permohonan maaf dari Sekdes Pemerintah Desa Giripurwo tidak bisa menanggapi dari awal
karena bertepatan dengan kegiatan lain yang sudah diagendakan. Selanjutnya juga diucapkan terimakasih pada ibu-ibu kader atas partisipasinya
sehingga acara yang dilaksanakan secara rutin di kampung KB bisa berjalan dengan lancar tanpa peran kader
kegiatan tak akan ada artinya. Pemerintah Desa Giripurwo
siap mendukung dan memfasilitasi kader, karena memang dalam Permendes juga sudah ada pos untuk kegiatan pemberdayaan maupun kesehatan
jadi akan seperti apa yang di amanatkan di undang undang itulah yang
akan kami laksanakan. Mengakhiri acara monitoring siang
itu ditutup oleh Koordinator PKB, Suroto, SSos, MM dengan doa bersama.(*) [Nur Istiqomah, Koresponden Purwosari](b)
0 Comments