
Setelah
sambutan Kepala Desa
Salam, acara dilanjutkan dengan acara inti yaitu
penyajian materi terkait kesehatan reproduksi yang disampaiakan oleh 3 (tiga)
nara sumber masing-masing dengan pendekatan yang berbeda.
Penyajian materi
pertama tentang Kesehatan Reproduksi
dan Masalah Ginekologi, disampaikan oleh dr Fathurrahman dari Kantor Perwakilan BKKBN DIY.

Pada umumnya, tidak ada risiko serius setelah melakukan vasektomi. Air
mani pasien akan diuji pada bulan-bulan pertama setelah operasi untuk
memastikan tidak lagi mengandung sperma. Seperti halnya prosedur bedah
lainnya, kemungkinan terjadi infeksi, bengkak, atau sakit berkepanjangan dapat
saja terjadi.
Sementara Dra Dwi
Iswantini selaku Kabid Dalduk dan KB DP3AKBPM dan D Gunungkidul dengan materi Kesehatan Reproduksi. Dalam
penyajiannya mengatakan bahwa meskipun Kecamatan Patuk sudah diguyur hujan dua
kali, namun semangat para kader Poktan dalam mengikuti sosialisasi promosi kesehatan
reproduksi sangat tinggi. Sebab biasanya kalau sudah turun hujan maka para
kader terus bergegas ke ladang untuk tabor benih. Beliau mengapresiasi kinerja
kader Poktan Kecamatan patuk. Lebih lanjut Dwi Iswantini dalam penyampaian
materinya lebih fokus menyarankan kepada para kader agar:
1. Menghindari
pernikahan di bawah 20 tahun bagi wanita
2.
Rencanakan jumlah anak dan jarak kelahiran ideal (hindari
4T)
3.
Pemakaian kontarsepsi modern untuk mengatur jarak dan
jumlah kelahiran.
Sebagai penyaji materi terakhir
dalam acara ini yaitu dr Emilia Arum Pratiwi selaku Kepala
Puskesmas Patuk I. Adapun materi yang disampaikan tentang Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Temanten.
Dalam pemaparannya dr Emil lebih menitikbertakan
kepada kespro bagi caten. Menurut beliau, persiapan sebelum menikah
salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan di mana pada pemeriksaan kesehatan, mereka yang
akan menikah akan dianjurkan untuk melakukan imunisasi. Imunisasi memang tidak
wajib tetapi sangat dianjurkan untuk melakukan imunisasi sebelumnya karena
imunisasi akan memberikan kekebalan pada tubuh seseorang dari beberapa
penyakit tertentu. Beberapa penyakit ini bisa menular saat kehamilan
sehingga nantinya bisa menimbulkan kecacatan pada janin ataupun bisa menimbulkan
sulit untuk hamil dan juga keguguran saat hamil.

Imunisasi TT juga tidak hanya dilakukan saat sebelum menikah.
Imunisasi TT ulang diberikan 1 bulan setelah suntik pertama, 6 bulan setelah
suntik kedua, 1 tahun setelah suntik ketiga, dan 1 tahun setelah suntik
keempat. Total imunisasi TT adalah sebanyak 5 kali yang dapat memberikan perlindungan terhadap
tetanus selama 25 tahun.
Setelah
penyampaian materi dari ke 3 narasumber
dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dari
peserta sosialisasi kespro.
Diakhir
acara, Koordinator PKB Kecamatan Patuk, Drs Anggoro Triatmojo, mengharapkan kepada para peserta
pertemuan agar dapat menyampaikan informasi dari hasil pertemuan ini di wilayah
masing-masing. Acara diakhiri pada pukul 13.30 WIB dan
ditutup dengan doa bersama.(*) [Jumadal, PKB Patuk]
1 Comments
Ohoterdestnu David Gamache Free Download
ReplyDeletesasotarpo