Strategi Pengukuhan "Bapak Asuh" Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting

Oleh : Drs Jumadal (PKB Patuk)

Permasalahan stunting secara nasional menjadi persoalan serius, baik di tingkat nasional maupun daerah bahkan sampai ke tingkat padukuhan. Oleh karena itu maka kita perlu bersama-sama untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Pencegahan stunting menjadi tugas kita bersama karena menjadi persoalan serius secara nasional. Kita harus komitmen secara moral untuk menurunkan angka stunting agar bisa meraih zero stunting di daerah kita. Untuk itu seluruh instansi terkait, termasuk tokoh-tokoh agama, kepemudaan, masyarakat, dan organisasi-organisasi wanita dan lain-lain di segala kalangan agar dapat bersinergi menurunkan angka stunting. Dengan gerakan moral seperti ini secara bersama-sama maka diharapkan dapat menurunkan angka stunting yang ada di Indonesia.

Guna mendorong percepatan penanganan dan pencegahan stunting, maka perlu memperkenalkan terobosan baru, yaitu program gerakan bapak asuh anak stunting. Dalam hal ini, maka penting bagi pemerintah terus mendorong percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul. 

Untuk itu agar kesehatan dan pemenuhan gizi anak supaya giat dilakukan, tak hanya monoton. Dengan adanya gagasan maupun inovasi baru maka diharapkan dapat mempercepat mengurangi jumlah angka stunting. Dalam hal ini penting bagu kita tetap gencar melakukan kegiatan percepatan penanganan stunting baik secara sensitif maupun spesifik

Program gerakan "bapak asuh anak stunting" adalah trobosan program baru yang digagas untuk melibatkan seluruh pihak dari berbagai sektor  baik stakeholder maupun masyarakat yang mampu untuk menjadi donatur dalam memberikan bantuan penanganan stunting baik itu bantuan materi maupun bantuan asupan gizi bagi anak yang menderita stunting untuk usia 0 hingga dua tahun. 

Program bapak asuh membuka ruang terbuka secara luas bagi siapa pun yang ingin membantu anak-anak penderita stunting maupun pencegahan stunting kepada anak yang baru lahir. 

Program ini bertujuan untuk melibatkan seluruh pihak-pihak untuk mau berkontribusi dalam menangani stunting dan diharapkan dengan sinergitas yang kuat ini dapat menjadikan Kabupaten Gunungkidul menjadi kabupaten yang sehat dan bebas stunting, serta tak lupa juga dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul. Diharapkan agar seluruh stakeholder perusahaan dan yang lainnya dapat  bekontribusi bersama- sama membantu penurunan angka stunting.

 Semua pihak yang berkaitan dengan program strategi percepatan penurunan stunting selalu aktif melakukan analisis intervensi spesifik dan sensitif agar semua kasus stunting mendapat solusinya. Masalah stunting merupakan dampak dari kondisi gizi dan kesehatan pada periode sebelum dan setelah bayi lahir. Oleh karena itu, intervensi sangat perlu diarahkan agar dapat diberikan sesuai standar. 

Diharapkan kiranya agar intervensi spesifik dan sensitif dapat ditelusuri sehingga kemudian ada masukan apa yang perlu ditindaklanjuti baik dari kesehatan maupun sektor lain. Hasil deteksi dini  bisa diupayakan agar bayi dan balita bisa tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan dan tidak terjadi kasus stunting.

Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi kita semua untuk bisa mencapainya. Untuk itu, setiap kementerian atau lembaga  dapat menyusun rencana pencapaian setiap target antara yang menjadi tanggung jawabnya dan memastikan kecukupan dana, sarana, serta kapasitas implementasinya. Pelaksanaan program harus dipantau, dievaluasi dan dilaporkan secara terpadu dan berkala. Sehingga dapat diketahui perkembangan, capaian, dan kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaannya, yang kemudian kita bisa mengambil langkah berikutnya untuk memastikan target prevalensi 14%  bisa dicapai dengan baik.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sebagai ketua tim pelaksana penanganan stunting perlu didukung seluruh sektor terkait sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Selain itu, perlu dipastikan agar rencana aksi nasional penurunan angka stunting Indonesia digunakan sebagai pedoman untuk percepatan penurunan stunting di tingkat lapangan. Dianjurkan agar intervensi stunting difokuskan pada daerah-daerah dengan angka prevalensi tinggi dan daerah yang mempunyai jumlah anak stunting tinggi melalui intervensi yang lebih intensif, pendanaan yang terkonsolidasi dan terpadu, sehingga lebih efektif dan efisien. Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun. Hal ini bisa dilakukan melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi.

Permasalahan yang terjadi adalah belum adanya pengukuhan bapak asuh untuk anak stunting di wilayah lokus stunting. Oleh karena itu di rekomendasikan agar mengangkat dan mengukuhkan bapak asuh untuk anak stunting di wilayahnya masing-masing. Hal ini sangat baik dan positif untuk mendukung dan menambah kekuatan dalam strstegi percepatan penanganan kasus stunting di Indonesia. Program bapak asuh membuka ruang terbuka secara luas bagi siapapun di Kabupaten Gunungkidul yang ingin membantu anak-anak penderita stunting maupun pencegahan stunting kepada anak yang baru lahir.()

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine