Prof Rizal Damanik: "Anggaran Operasional untuk Kunjungan TPK ke Sasaran Akan Dinaikkan...!"

Koresponden: Drs Edy Pranoto (PKB Playen)

PLAYEN - Senin (22/08), bertempat di ruang pertemuan lantai 2 kantor Kapanewon Playen diselenggarakan acara, Orientasi Tim Pendamping Keluarga Dalam Rangka Penurunan Stunting. Kegiatan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama diselenggarakan pada tanggal 22 sampai 23 Agustus yang diikuti oleh oleh tujuh kalurahan. Sedangkan tahap kedua diselenggarakan pada tanggal 24 sampai 25 Agustus 2022.

Di hadapan 42 peserta orientasi yang terdiri dari unsur kader KB, Tim Penggerak PKK dan bidan, Agus Sumaryono, SIP, selaku Panewu Playen menyampikan pesan agar anggota TPK memprioritaskan penanggulangan anak stunting yang jumlahnya di Playen ada 267 atau sekitar 13 %, mengingat stunting dibatasi dengan waktu untuk penanggulangannya. Beliau juga berharap melalui orientasi TPK yang akan disampaikan oleh Asar Janjang Lestari, SPsi, MAP, sebagai narasumber, mampu untuk meningkatkan kapasitas serta motifasi kader TPK dalam pendampingan keluarga berisiko stunting.

Orientasi bagi TPK dalam upaya penurunan stunting di Kapanewon Playen ini terasa istimewa, karena dihadiri secara langsung oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Profesor Muhammad Rizal Damanik, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, SH, MM , Kepala Bidang Pelatihan Dan Pengembangan Perwakilan BKKBN DIY, Dra Johananti dan jajarannya, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten GUnungkidul, Drs Sujarwo, MSi.

Saat berada di ruang transit, Prof Damanik banyak menggali informasi terkait kendala yang dihadapi oleh pemerintah di daerah dalam upaya penurunan stunting. Dalam kesempatan itu, Agus Sumaryono, Panewu Playen, menjelaskan bahwa disetiap kalurahan telah melakukan rembuk stunting yang hasilnya akan dibawa ke dalam musyawarah kalurahan guna dijadikan keputusan untuk penanganan stunting di tahun 2023. 

Yang menjadi permasalahan, menurut Panewu, karena belum adanya kesamaan data antar lembaga pemerintah, sehingga akan berpengaruh juga pada intervensi yang akan diambil oleh masing-masing lembaga. Hal ini diakui oleh Prof Damanik, karena di masing-masing lembaga masih ada ego sektoral. Di hadapan camat Playen, Damanik juga menyampaikan kalau anggaran untuk pencegahan dan penurunan stunting itu sudah ada dan jumlahnya tahun depan akan ditingkatkan. Saat ini yang diperlukan adalah menggali kebutuhan di daerah itu apa untuk penurunan stunting, jangan sampai intervensi yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak tepat dengan diagnosis di lapangan. 

Lebih jauh disampaikan oleh Damanik, bahwa melalui OPD KB pemerintah daerah bisa mengajukan item-item yang dibutuhkan untuk dibiayai pusat dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Pada saat memberikan pengarahan dan motivasi di hadapan 42 peserta orientasi, Prof Damanik juga sempat mendengarkan beberapa keluhan serta permintaan kader yang akan memperlancar pekerjaan TPK serta mempercepat penurunan stunting, diantaranya yang disampaikan oleh Paryanti, kader TPK Kalurahan Getas, yang menyampaikan harapan agar anggaran operasional untuk kunjungan pendampingan keluarga risiko stunting nilainya bisa ditingkatkan yang saat ini baru Rp.10.000,- untuk sekali kunjungan dibagi 3 orang anggota TPK.

Sumartijah dari TPK Plembutan, menyampaikan terkait keluhan kualitas HP yang dimiliki kader yang kadang tidak memadahi untuk digunakan bekerja.

Bapak Deputipun langsung merespon keluhan kader, dengan menjelaskan bahwa untuk anggaran operasional kunjungan TPK ke lokasi direncanakan akan dinaikkan. Sementara terkait dengan anggaran pengadaan pulsa juga tetap akan dilanjutkan. Di sisi lain beliau juga menegaskan bila diperlukan untuk mendukung kecukupan pangan, maka akan dilakukan kemitraan dengan lembaga lain (Kementerian Pertanian dan Peternakan) untuk pengadaan bantuan bibit pohon serta binatang ternak (ayam).

Mengakhiri kunjungan beliau dilakukan foto bersama dengan seluruh kader Tim Pendamping Keluarga.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine