Hadiri Upacara Bendera HUT RI ke-77 di Wonolagi, Ngleri, Playen, Bupati Gunungkidul Bagikan 100 Paket Sembako untuk Warga Kampung KB

Oleh: Antok A (PIK-R Wonolagi) dan Drs Edy Pranoto (PKB Playen)

PLAYEN
- Rabu (17/08) pagi, jam 10.00 WIB, dalam rangka peringatan HUT RI ke 77, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menjadi inspektur upacara penghormatan bendera sang dwi warna di Kampung KB Padukuhan Wonolagi, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen bersama seluruh warga Wonolagi, selepas pelaksanaan upacara bendera di alun-alun kota Wonosari. 

Drs Supardal, mantan Camat Depok yang saat ini menjabat Lurah Ngleri, dalam upacara tersebut bertindak sebagai komandan upacara. Upacara bendera terasa semarak, karena dihadiri oleh banyak pejabat pemerintah, mulai dari pimpinan Forkompinkap, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kebudayaan, serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, beserta jajarannya.

Hadir pula sebagai peserta upacara para penyuluh KB, warga penyandang difabel, unsur karang taruna, anggota PIK Remaja Wisanggeni, kader KB, kader posyandu, unsur anggota linmas, seluruh pamong Kalurahan Ngleri, bapak-ibu lansia dan tak ketinggalan murid-murid serta guru SD Wonolagi. 

Suasana terasa haru dengan didendangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya serta lagu-lagu perjuangan pilihan seperti Ibu PertiwiRayuan Pulau Kelapa dan Tujuh Belas Agustus 45, dengan iringan gamelan/gending Jawa. 

Dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Bupati menyampaikan pesan agar masyarakat tetap tangguh dan ulet dalam menghadapi pandemi covid-19 dan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup untuk terus berjuang demi meraih kemajuan. Beliau juga berpesan agar kita selalu bersyukur dengan segala keadaan yang ada ini, karena ini buah dari perjuangan para pendahulu di dalam memerangi kaum penjajah.

Selesai upacara, Bupati menyempatkan diri untuk foto bersama dengan seluruh peserta upacara. Tampak kerinduan warga terasa terobati saat beliau ada di tengah-tengah warga baik kalangan lansia, kader PKK, murid murid SD , remaja serta seluruh pamong kalurahan.

Pada kesempatan ini, beliau juga melakukan pemotongan pita sebagai tanda peresmian perpustakaan “Setapak” milik SD Wonolagi. Menurut Tri Haryatun, guru di SD Wonolagi, perpustakaan "Setapak” ini dibangun atas bantuan dari mahasiswa Australia yang difasilitasi dari mahasiswa UAD yang telah selesai belajar praktik pendidikan lapangan tahun 2021 di Wonolagi.

Padukuhan Wonolagi yang menjadi tujuan kunjungan kerja kali ini merupakan salah satu padukuhan Kampung KB bentukan pertama di tahun 2016 dengan kriteria daerah terpencil yang ada di Gunungkidul, di mana padukuhan ini terletak di kawasan kehutanan dipinggir sungai Oyo. Letak padukuhan ini dengan Kalurahan Ngleri berjarak sekitar 5 km dengan akses jalan aspal 1 km dalam kondisi sudah rusak dan selebihnya 4 km jalan cor blok membelah area kehutanan. Sedangkan untuk akses ke Kapanewon Patuk dapat melalui sebuah jembatan jembatan gantung yang hanya dapat dilewati sepeda motor. Sedangkan kendaraan mobil harus memutar melalui Kalurahan Gading yang akan menambah waktu perjalanan sekitar 30 menit dengan jarak tempuh sekitar 20 km.

Saat sesi wawancarai dengan wartawan, beliau menyampaikan bahwa terkait dengan kondisi infrastruktur yang masih kurang baik, nantinya hal ini akan menjadi pertimbangan kembali pada saat penyusunan anggaran daerah. Jika setelah dikaji ternyata pembangunan infrastruktur tersebut masuk dalam prioritas pembangunan, maka hal tersebut akan diprioritaskan dalam penyusunan anggaran daerah. Selain itu Bupati meminta agar pemerintah Kalurahan Ngleri beserta masyarakat untuk bisa proaktif dalam melihat peluang program-program yang ada melalui instansi pemerintah terkait. Pemerintah kalurahan bisa bekerjasama dengan dinas pertanian-peternakan guna memajukan potensi pertanian yang subur di wilayah ini.

Salah satu keunikan di Padukuhan Wonolagi adalah adanya SD yang jumlah siswanya hanya ada 17 murid. Meskipun kekurangan murid, namun pemerintah bertekad untuk tidak melakukan regrouping dengan sekolah lain, seperti dipesankan oleh Gubernur DIY beberapa tahun yang lalu. “Ini adalah SD layanan yang mana anak-anak Wonolagi mengenyam pendidikan sekolah dasar di sini. Sekolah yang tidak diperbolehkan ditutup, berapa pun siswanya tetap harus melayani,” ujar Supardal, Lurah Ngleri mengutip amanat Gubernur DIY pada saat kunjungan kerja di Kampung KB Padukuhan Wonolagi pada bulan April 2016.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan upacara di daerah terpencil ini dimaksudkan agar ia dapat lebih dekat dengan warga masyarakat. Selain itu ia ingin melihat secara langsung bagaimana kehidupan warga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ini.

Bersama seluruh warga, bapak Bupati menyempatkan diri beramah tamah dahar kembul bersama makan makanan khas ala Wonolagi berupa nasi gudeg kembang pisang dicampur ikan wader sungai Oyo, di rumah Dukuh Tawikan.

Pada kesempatan ini, Bupati juga memberikan paket bantuan sembako sejumlah 100 paket untuk seluruh keluarga di Wonolagi yang berjumlah 68 dan sisanya untuk keluarga difabel sejumlah 19 dan untuk semua kader KB.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine