TOK! Mulai April 2022, Catin di Kapanewon Paliyan Harus Punya Sertifikat Elsimil...!

Koresponden: Purwadi, SHI (PKB Paliyan) 

PALIYAN
| Selasa (29/03) bertempat di Balai Penyuluhan KB Kapanewon Paliyan dilaksanakan lokakarya mini yang mempertemukan berbagai unsur, antara lain UPT Puskesmas Paliyan, KUA Paliyan, Pemerintah Kalurahan se-Kapanewon Paliyan, kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Penyuluh KB dalam rangka untuk penyamaan persepsi, penggalangan komitmen dan kerjasama sinergis untuk pencegahan dan penanggulangn stunting khususnya bagi catin melalui penerapan aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil). 

Aplikasi Elsimil berfungsi untuk melakukan monitoring dan pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamill. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai instrumen monitoring dan pendampingan, sekaligus menjadi big data yang dapat memberikan gambaran analitis tentang kondisi kesehatan catin pada masing-masing kalurahan di Kapanewon Paliyan.

Sebelum dilaksanakan penggalangan komitmen dan kerja sama, terlebih dahulu diberikan gambaran latar belakang, langkah upaya dan program kegiatan untuk penurunan angka stunting di BKKBN melalui Balai Penyuluhan KB Kapanewon Paliyan oleh koordinator penyuluh KB Paliyan Tri Nurhidayati SSos. 

Dalam penjelasaannya disampaikan oleh Trinur bahwa sebagaimana diketahui bersama, salah satu aset paling berharga bagi sebuah bangsa dan negara adalah sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas dapat membawa bangsa dan negara tersebut mencapai visi dan misi yang diharapkan. Penyiapan generasi yang berkualitas harus dimulai dari awal. Peran keluarga hal yang perlu dioptimalkan dalam membentuk generasi yang berkualitas dan berkarakter. 

Saat ini, lanjut Trinur, salah satu persoalan yang perlu menjadi perhatian dalam membentuk generasi yang berkualitas adalah adanya resiko stunting. Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting memiliki dampak jangka panjang yang sangat terkait dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia, yaitu rendahnya kecerdasan, meningkatkan resiko penyakit tidak menular, dan stunting pada usia dewasa.

Intervensi yang dilakukan dalam upaya pencegahan stunting ini perlu dilakukan sejak dini, dimulai dari perencanaan awal pernikahan. Hal ini disebabkan karena resiko stunting harus dilakukan sudah ada sejak proses kehamilan. Para calon ibu dan ayah perlu memiliki kualitas kesehatan yang baik. Dengan adanya kesehatan yang baik ini, diharapkan saat terjadi pembuahan dan kehamilan, risiko stunting sudah bisa dimitigasi sejak awal. Untuk melakukan intervensi ini, diperlukan sebuah instrument yang dapat dimanfaatkan untuk memonitor kondisi kesehatan bagi para calon pengantin (catin). 

Diharapkan dengan adanya instrumen yang ini, maka apabila ditemukan kondisi catin yang belum memenuhi standar kesehatan, dapat segera dilakukan proses intervensi dalam bentuk pendampingan oleh kader TPK yang terdiri dari kader KB yang bersinergi dengan kader PKK dan bidan.

Dalam rangka mensukseskan hal tersebut di atas, BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem) mengembangkan Aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil), yang berfungsi untuk melakukan monitoring dan pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamill. 

"Aplikasi Elsimil berfungsi sebagai instrumen monitoring dan pendampingan sekaligus menjadi data basis yang dapat memberikan gambaran analitis tentang kondisi kesehatan catin pada masing-masing kalurahan di Kapanewon Paliyan”. Pungkas Bu Tri Nur

Purwadi SHI selaku pendamping teknis penerapan aplikasi elsimil ini menambahkan, bahwa  melalui aplikasi Elsimil ini, nantinya upaya intervensi pencegahan stunting tersebut dilakukan dengan melakukan skrining yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada calon pengantin. 

"Upaya skrining kesehatan terhadap catin dilakukan dengan fokus pada variabel-variabel yang menjadi determinan stunting yang selanjutkan memberikan hasil skrining berupa sertifikat/kartu yang menyatakan catin tersebut berisiko atau tidak berisiko melahirkan bayi stunting,” jelas Purwadi.

Setelah mendengarkan penjelasan di atas, Farah Sabrin Amini, AMd Keb, sebagai perwakilan dari UPT Puskesmas Paliyan menyatakan siap untuk mendukung dan mensukseskan penerapan Elsimil bagi catin. “Nanti setiap catin yang cek kesehatan di Puskesmas Paliyan, akan kami arahkan ke Gedung KB atau kader TPK guna mendapatkan sertifikat elsimil,” ujar Mbak Farah, sapaan akrabnya, bidan kelahiran Brebes, Jateng, itu.

Senada dengan bidan Puskesmas, penghulu KUA Kapanewon Paliyan, H Masduqi, SAg, juga menyampaikan akan siap dan senang hati mendukung implementasi penerapan Elsimil bagi catin di Kapanewon Paliyan. “Kalau nanti semua sepakat diterapakan, maka nantinya setiap pendaftar catin di KUA Paliyan salah satu syaratnya harus membawa sertifikat Elsimil BKKBN,” jelasnya. Beliau menambahkan dengan penuh semangat, “Ketika ini baik, jelas arahnya dan tidak memberatkan catin, mari segera dilaksanakan, dan jangan ditunda-tunda."

Setelah mendengar komitmen dari UPT Puskesmas Paliyan dan penghulu KUA Paliyan, kamituwa se-Kapanewon Paliyan akhirnya pun siap untuk menyampaikan kepada masyarakatnya tentang penambahan syarat nikah bagi catin yakni sertifikat Elsimil BKKBN yang dapat diperoleh di Gedung BPKB Paliyan atau melalui Kader TPK di Kalurahan masing-masing.

Sebagai simpulan dari pertemuan lokakarya mini di Balai Penyuluhan KB Kapanewon Paliyan, adalah kesepakatan bersama untuk mensukseskan program pencegahan stunting melalui penerapan aplikasi Elsimil bagi calon mantin. Mulai 1 April 2022 setiap calon mantin di wilayah Kapanewon Paliyan harus melampirkan sertifikat Elsimil BKKBN, ketika akan mendaftar di KUA Paliyan.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine