Pembinaan PIK R Jati Kepek; "Perilaku Menyimpang Remaja dan TRIAD KRR"

Senin (21/10), bertempat di Pendopo TBM Kuncup Mekar Kepek, Saptosari, telah terselenggara pertemuan PIKR yang dihadiri oleh remaja anggota PIK R Jati Kepek, UPT Puskesmas Saptosari dan PKB Kecamatan Saptosari. Pada kesempatan tersebut, UPT Puskesmas Saptosari memberikan materi mengenai, Kespro atau Kesehatan Reproduksi Remaja. Sri Mulyani, Amd Keb, dari Puskesmas, menjelaskan bahwasanya era globalisasi saat ini remaja sudah berada dalam tahap dunia dalam genggaman, banyak informasi yang bersumber dari internet dan sangat mudah diakses baik itu informasi positif maupun informasi negatif. "Oleh karena itu, jangan sampai remaja saat ini mengalami degradasi mental, karena Indonesia saat ini mengalami bonus demografi dimana 1/3 penduduk indonesia adalah berusia produktif. Memasuki  masa remaja, Anda akan merasakan hal hal yang sangat menakjubkan," paparnya.

"Berbeda dengan masa kecil banyak perubahan yang kita alami  baik secara fisik maupun psikis . Banyak yang harus kita ketahui agar kita siap menjadi seorang remaja yang tangguh, berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab," lanjutnya.

Masa remaja, menurut Sri, merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa ( umur 10- 19 tahun (WHO). Banyak perubahan terjadi pada masa remaja. Baik biologis, psikologis maupun sosial.  Biasanya kematangan fisik lebih dulu dari kematangan kejiwaan. Awal masa remaja ditandai dengan masa pubertas, yaitu suatu tahap dimana terjadi kematangan alat-alat reproduksi seksual disertai dengan perubahan fisik dan psikologis pada seseorang.

Pengertian kesehatan reproduksi, ujar Sri, adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi asfek fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan dalam semua hal yang berkaitan sistem reproduksi, serta fungsi maupun prosesnya. Perilaku remaja biasanya hanya asyik dengan hura-hura dan ingin selalu eksis. Namun, bagaimana cara mengarahkan perilaku remaja agar tidak menyimpang? Ada beberapa tips untuk menjadi remaja sehat yaitu:

1. Berani menolak hal negatif
2. Berani melawan arus yang membuat kita jadi tidak benar.
3. Lakukan hal positif, cari aktivitas yang bermanfaat, terutama untuk masa depan.
4. Ingat Tuhan, perkuat ibadah, hanya keimanan yang mampu menjauhkan kita dari hal-hal buruk.

5. Petakan potensi diri dan lingkungan
6. Cari ilmu pengetahuan
7. Kembangkan kreativitas positif
8. Memberi manfaat bagi sesama

Kemudian pemateri yang kedua adalah dari PKB Kecamatan Saptosari, Ahmad Harwanto, SSos. Beliau memaparkan mengenai Triad KRR. Triad KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu skes bebas, nikah dini, dan Napza. KRR merupakan kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja.  Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia sebagai makhluk seksual, yaitu emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual dan orientasi seksual. Seks bebas adalah seks di luar nikah, atau hubungan seks tanpa ada ikatan yang sah sebagai suami istri. 

Nikah dini, kata Pak Har, adalah menikah di usia yang kurang dari batas minimal usia menikah, yakni 19 tahun baik bagi laki-laki atau perempuan. Nikah dini akan berdampak negatif yang mencakup banyak hal, misalnya kesehatan, pendidikan, psikologis, sosial, dsb. 

Napza, lanjutnya, adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah narkoba. Napza adalah zat-zat kimiawi yang masukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut) dihirup (melalui hidung) dan disuntik. 

Dijelaskan oleh Harwanto, kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental dan sosial. Program KRR adalah program untuk membantu remaja agar "tegar" dari resiko TRIAD KRR, dan memiliki status sistem reproduksi yang sehat melalui peningkatan komitmen, pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan medis, dan pendidikan kecakapan hidup.

Acara ditutup dengan diskusi bersama.(*) [Ahmad Harwanto, SSos & Ervina Budiati, PKB dan Pramusaji Kecamatan Saptosari]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine