Camat Playen Ajak Kader IMP Bersama-Sama Cegah Stunting


Bertempat di Taman Madu Bronto, Desa Banyusoco,  Rabu (3/7), matahari masih setinggi sepenggalah ketika acara pertemuan Rapat Kordinasi Program KB Nasional tingkat Kecamatan Playen dimulai. Lantunan lagu Kebangsaan Indonesia Raya menandai dibukanya pertemuan saat itu. Tak lupa dilantunkan pula Mars Keluarga Berencana.
Dalam sambutannya, Camat Muh Setyawan Indriyanto, SH, MSi mengajak para kader untuk mencegah terjadinya stunting pada balita melalui program KB. Beliau mewanti-wanti agar dalam keluarga jangan sampai terjadi 4 Terlalu (terlalu muda dalam melahirkan; terlalu tua dalam ibu melahirkan, terlalu sering, dan terlalu banyak melahirkan). Dengan mencegah kelahiran melalui 4 T ini, diharapkan stunting pada bayi dapat dicegah. Kader IMP juga didorong untuk membuat program penambahan gizi pada ibu hamil melalui usulan pendanaan desa. Ini penting sebagai syarat pencairan dana desa di tahun 2020.
Sementara itu, Yusuf Tianotak sebagai Kapolsek Playen mengapresiasi semangat ibu-ibu kader di dalam berjuang membangun masyarakat tanpa pamrih. Beliau juga mengajak untuk terus menggaunkan program KB pada masyarakat untuk bisa ber-KB secara mandiri, dan menjadikan KB sebagai kebutuhan bagi PUS. Ini sebagai jawaban dari capaian KB yang masih rendah, yaitu 23% dari target sampai bulan Mei 2019.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Koramil Playen menyatakan siap untuk membantu program KB melalui kampanye KB Pria di masyarakat bersama-sama dengan Babinsa.
Drs Edy Pranoto selaku koordinator PKB Kecamatan Playen membeberkan capaian KB sampai bulan Mei yang baru 23 % dari yang ditargetkan. Beliau juga menyampaikan permasalahan KB dewasa ini, seperti dampak aturan baru pelayanan KB dengan jaminan BPJS, terhambatnya alat kontrasepsi karena faktor birokrasi, serta meningkatnya jumlah peserta KB tradisional.
Tidak lupa beliau juga menyampaikan harapan pada ibu-ibu kader untuk mulai melakukan pendataan ibu hamil, serta balita, secara by name, by address, untuk kesiapan data yang akan dijadikan instrumen di dalam pengusulan anggaran desa sebagai program pencegahan stunting.
Dhayu Arini selaku koordinator KB-KIA Puskesmas Playen I, menyampaikan aturan main pelayanan alat kontrasepsi pada bidan praktik swasta, yang intinya Puskesmas hanya akan melayani DBS (dokter & bidan swasta) yang berjejaring dengan BPJS. Senada dengan Dhayu, Bidan Wiratnaningsih selaku koordinator KIA menjelaskan permasalahan bidan praktik swasta setelah ada aturan baru dari BPJS.
Pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 30 orang ini menyimpulkan bahwa masih diperlukannya pasangan usia subur ber-KB. Kader selaku IMP akan senantiasa mengingatkan dan memberikan kesadaran kepada PUS muda dan PUS hamil untuk tetap ikut ber-KB. Sementara untuk mendukung kegiatan ibu-ibu kader didalam melakukan KIE di lapangan, maka PUMK Kecamatan Playen yaitu Sukartini membekali para IMP dengan surat tugas berupa SPPD.
Kesempatan ini juga dijadikan momentum untuk meluncurkan majalah Cahaya Keluarga sebagai media KIE pada masyarakat, yang diterima oleh kapolsek Playen.
Pertemuan rakor KB Nasional tingkat kecamatan diakhiri dengan makan siang bersama. Makan siang terasa lebih familier karena menu utamanya adalah sambel bawang gereh petek, sega abang khas Gunungkidul, yang kesemuanya itu merupakan olahan ibu-ibu kader sendiri.(*) [Koordinator PKB Playen, Drs Edy Pranoto]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine