Oleh: Nur Istiqomah, SIKom (PKB Kap Purwosari)
PURWOSARI | Dengan tema, "Membangun Generasi Cerdas Bebas Stunting Melalui Kepedulian Bersama," acara Launching GENTING dilaksanakan di Kapanewon Purwosari pada Kamis, tanggal 31 Juli 2025, bertempat di ruang rapat lantai 11 Purwosari.GENTING merupakan singkatan dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Gerakan ini bersifat gotong royong masyarakat untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan terbebas dari stunting.
GENTING juga mendukung pelaksanaan misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya dalam pemberantasan kemiskinan dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Melalui kolaborasi berbagai pihak, program ini bertujuan memastikan setiap anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal, menjadi generasi unggul yang siap menghadapi masa depan.
Peluncuran diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB.
64 Sasaran
Dalam laporannya, Ketua TPPS Kapanewon Purwosari, Agus Pramana, SH, MA, menyampaikan bahwa dasar hukum pelaksanaan kegiatan peluncuran GENTING yaitu Keputusan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN No. 329 Tahun 2024 dan Surat Edaran Bupati Gunungkidul No. 25 Tahun 2025 tentang pelaksanaan Kegiatan Intervensi Percepatan, Pencegahan, dan Penurunan Stunting (P3S) Kabupaten Gunungkidul.
Sesuai kesepakatan tim pelaksana dan para donatur pada tanggal 25 Juni lalu, lanjut Agus Pramana yang juga Panewu Anom, bantuan berupa ayam petelur disalurkan kepada 64 keluarga sasaran baduta stunting, secara simbolis diwakili oleh dua sasaran dari masing-masing kalurahan, sedangkan sisanya dibagikan langsung kepada warga sasaran sebelum dan sesudah acara seremonial. Selanjutnya, kami sebagai Ketua TPPS Kapanewon mohon saran dan petunjuk agar pelaksanaan berikutnya dapat lebih baik.
Partisipasi Semua Elemen
Panewu Purwosari, Baryono Buang Prasetyo, SSos, MIP, dalam sambutannya mengawali dengan ucapan selamat datang kepada Kepala DPMKPPKB Gunungkidul dan seluruh peserta yang hadir, serta ungkapan terima kasih kepada seluruh donator dan pihak yang telah mendukung sehingga peluncuran dapat terlaksana dengan baik. Menurut Panewu, peluncuran GENTING menginspirasi kita untuk lebih peduli terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan maupun edukasi, sebagai bentuk partisipasi aktif semua elemen dalam mengintervensi masalah stunting secara nyata.
“GENTING merupakan instruksi dari Kemendukbangga/BKKBN, namun tidak akan terlaksana tanpa sinergi lintas sektor. Peran semua pihak adalah bukti komitmen bersama menurunkan angka stunting di wilayah Kapanewon Purwosari.”Purwosari Sudah Sangat Bagus
Selanjutnya disampaikan sambutan dan pengarahan dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMPP2KB), Drs Sujarwo, MSi. Beliau menyampaikan salam dari Bupati Gunungkidul yang sedang bertugas di Bali. Bupati awalnya menugaskan Wakil Bupati, namun mengalami kecelakaan lalu lintas kecil di perbatasan Panggang–Purwosari.
"Setelah ditangani dengan baik, beliau menugaskan saya untuk menyelesaikan kegiatan ini. Sebelum hadir ke sini, saya sempat mampir ke Padukuhan Gading untuk melepas benih lele sebanyak sepuluh ribu lima ratus ekor, yang dipelihara oleh warga dengan sistem gotong royong, dan melihat langsung pelatihan pengasapan lele oleh ibu-ibu kader yang didanai dengan APBKal Kalurahan Giritirto sebagai bentuk pencegahan stunting melalui budidaya lele dan sebagai sumber protein hewani yang mudah dibudidayakan," kisah Pak Jarwo, sapaan akrab beliau.
Menurut Sujarwo, stunting masih menjadi persoalan nasional yang harus segera ditangani secara serius agar berkurang. Stunting sendiri adalah kekurangan gizi kronis berkepanjangan yang berakibat pada kondisi gagal tumbuh pada balita dan bisa dicegah melalui 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Tentu, perlu kerja sama berbagai pihak—terutama yang terlibat langsung seperti bidan, PKB, kader posyandu, kader KB, kader PKK sebagai bagian dari tim percepatan penurunan stunting. "Kami atas nama pemerintah daerah mengapresiasi setinggi-tingginya dan sebaik-baiknya terhadap upaya yang dilakukan berbagai lintas sektor dan tokoh masyarakat," ujar Kepala DPMKPPKB.
Di Purwosari, kata Sujarwo, angka prevalensi terendah di Gunungkidul—berdasarkan survei nasional—adalah di atas 19,2%, sementara Purwosari beberapa kali tercatat tidak lebih dari 6%. Bahkan, pada tahun 2024 Kalurahan Giritirto meraih predikat kalurahan berkinerja terbaik dalam percepatan penurunan stunting.
Kepala Dinas bergurau bahwa Purwosari sebenarnya tidak perlu perhatian khusus penanganan stunting, karena hasilnya sudah bisa kita lihat: sangat bagus ketimbang kapanewon-kapanewon yang lain, sehingga sebenarnya tidak memerlukan perhatian khusus. Namun kenyataannya, delapan belas Kapanewon digerakkan dengan berbagai kegiatan dan program penanganan stunting. Proses penanganan stunting cukup panjang: mulai menjaring calon pengantin, ibu hamil, hingga balita tidak stunting. Calon pengantin didaftarkan di kalurahan, menjalani pemeriksaan pranikah di Puskesmas, lalu masuk ke KUA dan mendapatkan pendampingan melalui Elsimil, dilanjutkan pendampingan oleh TPK, pembekalan di Balai Penyuluhan KB, dengan tujuan mengidentifikasi faktor risiko secara dini dan menyelesaikannya hingga calon pengantin siap hamil dalam kondisi sehat, dilanjutkan dengan pendampingan ibu hamil.
Pemerintah, lanjut Sujarwo, telah memberikan pendampingan secara cukup banyak dan berkelanjutan, namun semangat gotong royong dari pusat, daerah, kapanewon, kalurahan, lembaga, sektor swasta, dan wirausaha juga diperlukan untuk bersama-sama menuntaskan dan menurunkan angka stunting—salah satunya melalui program GENTING. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting melibatkan mitra atau individu yang berkenan membantu program ini, dan ayam yang diserahkan hari ini bukan sekadar bantuan semata, melainkan wujud awal komunikasi sosial yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan pendampingan anak asuh dari orang tua asuh, sehingga terjalin komunikasi.
"Bila ada hal-hal yang perlu dikonsultasikan, mohon disampaikan agar lima aspek berikut—yang merupakan penyebab stunting—dapat ditangani dengan baik: ketersediaan sarana air bersih, lantainisasi (RTLH), dapur sehat, penerapan 4T (yaitu kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, atau terlalu banyak), serta penggunaan kontrasepsi modern pascapersalinan sebagai langkah pencegahan," kata Pak Jarwo.
Pada akhir arahannya, beliau menyampaikan bahwa seluruh jajaran pemerintah kabupaten siap bergabung menjadi orang tua asuh di Purwosari, termasuk Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dinas, Kepala Bidang KB, dan lainnya, untuk gerakan gotong royong Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Arahan ditutup dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali, disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh peserta.(*)
0 Comments