WONOSARI | Balai Kalurahan Gari, 8 Agustus 2025. Udara pagi di Balai Kalurahan Gari terasa hangat, bukan hanya karena sinar mentari yang menembus sela-sela jendela, tetapi juga karena semangat kebersamaan yang memenuhi ruangan. Di hari Jumat yang cerah itu, para tamu dari berbagai unsur pemerintahan, lembaga, organisasi, dan komunitas hadir dengan satu tujuan: mengukuhkan langkah bersama dalam mencegah stunting melalui Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting atau yang akrab disebut GENTING. Tampak hadir dalam acara tsb Kaper Kemendukbangga/BKKBN DIY, M Iqbal Apriyansyah, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, mewakili Bupati Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi, Plt Panewu Wonosari dan Forkompinkap, Lurah Gari dan jajaran pamong/staf, dan masih banyak lagi.
Acara ini menjadi salah satu momentum penting dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tingkat Kapanewon Wonosari. Tak hanya sekadar seremoni, launching GENTING kali ini diharapkan menjadi penggerak kesadaran kolektif, sekaligus mempertegas bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama, lintas sektor, lintas profesi, bahkan lintas generasi. Sebagai informasi, total jumlah KRS (keluarga risiko stunting) di Kapanewon Wonosari sebanyak 199 KK. Jumlah yang cukup banyak, sehingga tidak mungkin penanganannya dibebankan kepada satu atau dua pihak saja.
Acara diawali dengan pembukaan, lalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya (3 stanza) dan Mars KB. Selanjutnya, Plt Panewu Wonosari, Sustiwiningsih, STP, diberi kesempatan memberikan sambutan. Apa yang beliau sampaikan secara umum sarat apresiasi. Dengan nada suara yang tegas namun hangat, Sustiwi menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh undangan yang telah meluangkan waktu untuk hadir, terutama Kaper Kemendukbangga/BKKBN DIY, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, juga lintas sektor terkait di Kabupaten Gunungkidul.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang hari ini berkenan hadir, terutama para orangtua asuh yang sudah menunjukkan kepedulian nyata. Langkah ini adalah wujud dari gotong royong kita untuk memastikan anak-anak di Kapanewon Wonosari tumbuh sehat dan cerdas. Mari kita jadikan GENTING sebagai gerakan yang terus menyala, bukan hanya di awal, tetapi juga berkelanjutan. Hari ini baru terkaver 70 KRS, padahal total ada 119 KRS di Kapanewon Wonosari. Setelah launching hari ini, saya berharap makin bertambah lagi orangtua asuh yang bergabung,” ujar Sustiwi.
Menurutnya, keberhasilan program ini bukan hanya ditentukan oleh besarnya dana atau banyaknya paket bantuan, tetapi oleh konsistensi dan kesungguhan semua pihak dalam mengawal pertumbuhan anak-anak yang masuk dalam kategori keluarga risiko stunting (KRS).
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang hari ini berkenan hadir, terutama para orangtua asuh yang sudah menunjukkan kepedulian nyata. Langkah ini adalah wujud dari gotong royong kita untuk memastikan anak-anak di Kapanewon Wonosari tumbuh sehat dan cerdas. Mari kita jadikan GENTING sebagai gerakan yang terus menyala, bukan hanya di awal, tetapi juga berkelanjutan. Hari ini baru terkaver 70 KRS, padahal total ada 119 KRS di Kapanewon Wonosari. Setelah launching hari ini, saya berharap makin bertambah lagi orangtua asuh yang bergabung,” ujar Sustiwi.
Menurutnya, keberhasilan program ini bukan hanya ditentukan oleh besarnya dana atau banyaknya paket bantuan, tetapi oleh konsistensi dan kesungguhan semua pihak dalam mengawal pertumbuhan anak-anak yang masuk dalam kategori keluarga risiko stunting (KRS).
Laporan Ketua TPPS Kapanewon Wonosari: Menyatukan Langkah, Menggalang Dukungan
Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting sekaligus Ketua Panitia Peringatan HUT RI ke-80 Tingkat Kapanewon Wonosari, Panewu Anom Ari Setiawan, SIP, MSi, menyampaikan laporan yang memaparkan secara rinci konsep dan tujuan GENTING.
GENTING merupakan bagian dari program Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengajak masyarakat mampu — baik secara ekonomi maupun sosial — untuk menjadi orangtua asuh bagi anak-anak berisiko stunting. Bentuk dukungannya meliputi pemberian makanan bergizi, edukasi gizi untuk keluarga, pemantauan tumbuh kembang anak, serta dukungan emosional dan sosial.
Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting sekaligus Ketua Panitia Peringatan HUT RI ke-80 Tingkat Kapanewon Wonosari, Panewu Anom Ari Setiawan, SIP, MSi, menyampaikan laporan yang memaparkan secara rinci konsep dan tujuan GENTING.
GENTING merupakan bagian dari program Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengajak masyarakat mampu — baik secara ekonomi maupun sosial — untuk menjadi orangtua asuh bagi anak-anak berisiko stunting. Bentuk dukungannya meliputi pemberian makanan bergizi, edukasi gizi untuk keluarga, pemantauan tumbuh kembang anak, serta dukungan emosional dan sosial.
Panewo Anom melaporkan sejumlah pihak yang telah memberikan dukungannya untuk program GENTING ini, yakni antara lain:
1. Klinik Fortuna
2. Klinik Mitra
3. Organisasi Muthia
4. BMT Ummat
5. Pemerintahan Kalurahan Mulo dan a.n Komunitas Mulo
6. KUA Wonosari
7. Korwil Bidik Wonosari
8. IBI Ranting Tengah
9. Koramil Wonosari
10. IMP Wunung
11. IMP Gari
12. Puskesmas Wonosari 2
13. PMB Sularsi
14. Faskes Cipta Husada
15. Bumkalma kap Wonosari
16. DR. Edy Suharismanto Puskesmas Wonoisari 1
17. Kalurahan Baleharjo
18. PD Wanita Islam Gunungkidul
19. Kalurahan Gari
20. Karyawan/Karyawati Kapanewon Wonosari
21. PMB Sri Yuli Handarni
22. Koordinator PKB Wonosari
23. Perseorangan, antara lain: Sugeng Subiyantoro (Madusari), Hj Susilowati (Purbosari), Retno (Puskesmas Wonosari 1), Veronica, dan Prihastuti Muthia
24. PT Janu Putra Mulo
Total Anggaran yang Masuk sebesar: Rp 26.636.000,- (dua puluh enam juta enam ratus tiga puluh enam ribu rupiah). Sedangkan anggaran yang dibutuhkan sebesar: Rp 39.984.000,- (tiga puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh empat ribu rupiah). Sehingga, tegas Panewu Anom, masih sangat terbuka kesempatan bagi dermawan, donatur, dari pihak mana pun untuk bergabung dalam program GENTING ini.
Selain itu, pada hari yang sama juga digelar bakti sosial Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Pustu Gelung, hasil kolaborasi Kapanewon Wonosari, Puskesmas Wonosari 2, Ikatan Bidan Indonesia, dan DPMKPPKB Gunungkidul. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari indikator penapisan KRS.
Fokus utama GENTING di Kapanewon Wonosari adalah memberikan:
Selain itu, pada hari yang sama juga digelar bakti sosial Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Pustu Gelung, hasil kolaborasi Kapanewon Wonosari, Puskesmas Wonosari 2, Ikatan Bidan Indonesia, dan DPMKPPKB Gunungkidul. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari indikator penapisan KRS.
GENTING untuk Kesejahteraan Keluarga
Mewakili Bupati Gunungkidul, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi, menegaskan bahwa GENTING adalah salah satu strategi kunci dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Ia mengaitkan gerakan ini dengan prinsip pembangunan keluarga yang kokoh, sehat, dan mandiri.
"GENTING tidak hanya soal memberi bantuan telur atau paket gizi. Ini adalah tentang memastikan setiap anak di keluarga risiko stunting mendapatkan kesempatan tumbuh optimal. Dengan itu diharapkan terwujud kesejahteraan pada keluarga sasaran. Jika keluarga sejahtera, maka daerah pun akan kuat. Maka dari itu, saya mengajak semua pihak untuk menjaga keberlanjutan gerakan ini, dan memastikan setiap intervensi tepat sasaran dan tepat manfaat," tegas Sujarwo.
Ia juga mengingatkan agar seluruh Panewu, lurah, dan perangkat kalurahan menggerakkan warganya untuk aktif membawa balita ke Posyandu agar laporan D/S-nya bisa maksimal (100%), melakukan deteksi dini, serta melakukan intervensi lanjutan sesuai arahan TPPS.
Mewakili Bupati Gunungkidul, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi, menegaskan bahwa GENTING adalah salah satu strategi kunci dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Ia mengaitkan gerakan ini dengan prinsip pembangunan keluarga yang kokoh, sehat, dan mandiri.
"GENTING tidak hanya soal memberi bantuan telur atau paket gizi. Ini adalah tentang memastikan setiap anak di keluarga risiko stunting mendapatkan kesempatan tumbuh optimal. Dengan itu diharapkan terwujud kesejahteraan pada keluarga sasaran. Jika keluarga sejahtera, maka daerah pun akan kuat. Maka dari itu, saya mengajak semua pihak untuk menjaga keberlanjutan gerakan ini, dan memastikan setiap intervensi tepat sasaran dan tepat manfaat," tegas Sujarwo.
Ia juga mengingatkan agar seluruh Panewu, lurah, dan perangkat kalurahan menggerakkan warganya untuk aktif membawa balita ke Posyandu agar laporan D/S-nya bisa maksimal (100%), melakukan deteksi dini, serta melakukan intervensi lanjutan sesuai arahan TPPS.
Pendekatan Siklus Hidup
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY, Moh Iqbal Apriyansyah, SH, MPH, menyoroti pentingnya melihat pencegahan stunting dalam kerangka pendekatan siklus hidup.
"Kita tidak bisa memutus rantai stunting hanya dengan melihat satu titik waktu. Pendampingan harus dimulai sejak remaja, memastikan calon ibu sehat, kehamilan terpantau, dan 1000 hari pertama kehidupan mendapatkan asupan dan stimulasi yang cukup. Di kalurahan kita memiliki kader-kader TPK (tim pendamping keluarga) yang akan memantau dan mendampingi para catin, bumil, bufas, dan ibu baduta agar mendapatkan pelayanan, pendampingan, edukasi, dan rujukan dengan sebaik-baiknya. Khusus GENTING, ini menjadi salah satu motor penggerak, karena melibatkan masyarakat secara langsung dalam siklus pendampingan ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, semangat gotong royong yang ditunjukkan para orangtua asuh di Wonosari adalah contoh nyata kolaborasi yang diharapkan Kemendukbangga/BKKBN bisa diadopsi di seluruh daerah.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY, Moh Iqbal Apriyansyah, SH, MPH, menyoroti pentingnya melihat pencegahan stunting dalam kerangka pendekatan siklus hidup.
"Kita tidak bisa memutus rantai stunting hanya dengan melihat satu titik waktu. Pendampingan harus dimulai sejak remaja, memastikan calon ibu sehat, kehamilan terpantau, dan 1000 hari pertama kehidupan mendapatkan asupan dan stimulasi yang cukup. Di kalurahan kita memiliki kader-kader TPK (tim pendamping keluarga) yang akan memantau dan mendampingi para catin, bumil, bufas, dan ibu baduta agar mendapatkan pelayanan, pendampingan, edukasi, dan rujukan dengan sebaik-baiknya. Khusus GENTING, ini menjadi salah satu motor penggerak, karena melibatkan masyarakat secara langsung dalam siklus pendampingan ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, semangat gotong royong yang ditunjukkan para orangtua asuh di Wonosari adalah contoh nyata kolaborasi yang diharapkan Kemendukbangga/BKKBN bisa diadopsi di seluruh daerah.
Program dan Sasaran
Fokus utama GENTING di Kapanewon Wonosari adalah memberikan:
1. Paket dua butir telur per hari selama tiga bulan bagi ibu hamil dan baduta dari KRS.
2. Stimulus gizi dalam bentuk paket telur periodik.
3. Edukasi 1000 HPK bagi keluarga risiko stunting.
2. Stimulus gizi dalam bentuk paket telur periodik.
3. Edukasi 1000 HPK bagi keluarga risiko stunting.
Sasaran total program GENTING ini adalah 119 keluarga risiko stunting yang tersebar di Kapanewon Wonosari, hanya saja yang terkaver sampai saat ini baru 70 KRS. Oleh karena itu sangat diharapkan lebih banyak lagi komponen masyarakat yang bisa bergabung menjadi orangtua asuh untuk KRS yang tersisa, yakni sebanyak 49 KK.
Penghargaan untuk yang Terbaik
Acara juga menjadi ajang penghargaan bagi pihak yang berprestasi, yakni:
1. TPK Terbaik Tingkat Kapanewon Wonosari, yang juga menjadi terbaik pertama di Kabupaten Gunungkidul dan terbaik ketiga di DIY, atas nama Anjar Setyawati.
2. Kalurahan Kepek sebagai pemilik prevalensi stunting terendah (9,72%).
3. Kalurahan Baleharjo sebagai pemilik cakupan balita hadir di Posyandu tertinggi (98,34%).
Acara juga menjadi ajang penghargaan bagi pihak yang berprestasi, yakni:
1. TPK Terbaik Tingkat Kapanewon Wonosari, yang juga menjadi terbaik pertama di Kabupaten Gunungkidul dan terbaik ketiga di DIY, atas nama Anjar Setyawati.
2. Kalurahan Kepek sebagai pemilik prevalensi stunting terendah (9,72%).
3. Kalurahan Baleharjo sebagai pemilik cakupan balita hadir di Posyandu tertinggi (98,34%).
Suasana di Balai Kalurahan Gari siang itu ditutup dengan pantun dan tawa. Namun di balik keceriaan, ada kesadaran yang semakin kuat bahwa pencegahan stunting adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesungguhan. Kata pembawa acara dengan pantunnya,
Jalan-jalan ke Pantai Tanjungsari
Jangan lupa membeli Kepiting
Yuuuukkk semua elemen Masyarakat di Kapanewon Wonosari
Untuk Berkomitmen mencegah Stunting
Ke Tanah abang membeli peci
Makan Bubur dengan seledri
Semoga yang datang acara hari ini
Panjang umur dan murah rejeki
Dari Wonosari, gerakan GENTING kini melangkah, membawa pesan bahwa kepedulian adalah kunci membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.(*)
Jalan-jalan ke Pantai Tanjungsari
Jangan lupa membeli Kepiting
Yuuuukkk semua elemen Masyarakat di Kapanewon Wonosari
Untuk Berkomitmen mencegah Stunting
Ke Tanah abang membeli peci
Makan Bubur dengan seledri
Semoga yang datang acara hari ini
Panjang umur dan murah rejeki
Dari Wonosari, gerakan GENTING kini melangkah, membawa pesan bahwa kepedulian adalah kunci membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.(*)
0 Comments