GENTING di Ponjong; Menggaet 38 Donatur, Menyasar 200 KRS

Oleh: Suka Priyana, SSos (Koord PKB Kap Ponjong)

PONJONG | Pagi itu, Rabu (30/7), suasana aula kantor Kapanewon Ponjong tampak berbeda dari biasanya. Kursi-kursi telah tertata rapi, banner berwarna cerah membentang di aula kantor Kapanewon Ponjong, dan para undangan dari pelbagai sektor baik tingkat kabupaten, kapanewon, maupun kalurahan mulai berdatangan dengan wajah penuh antusias. Udara sejuk khas Ponjong yang masih dibalut semangat pagi menjadi akan saksi lahirnya sebuah langkah besar dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan stunting: Launching GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) tingkat Kapanewon Ponjong.

Setelah semua siap, maka acara pun dimulai dengan khidmat. Pertama pembukaan, kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza, diikuti Mars KB yang menggema penuh semangat. Momen menyanyikan dua lagu ini bukan sekadar seremonial dalam konteks program Bangga Kencana, tetapi menjadi pengingat bersama bahwa perjuangan untuk memperkuat ketahanan keluarga, mewujudkan kesejahteraan, menurunkan angka stunting adalah bagian dari perjuangan membangun bangsa.


Multipihak

Selanjutnya adalah acara sambutan, di mana yang pertama disampaikan oleh Ketua TPPS Kapanewon Ponjong, Agus Srimanto, SSos, MM. Agus menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan. Ia menegaskan bahwa launching GENTING ini lahir dari kerja sama banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, perangkat kalurahan, kader, hingga masyarakat luas. Launching GENTING ini, kata Agus, adalah langkah penting sebagai wujud kepedulian semua pihak di Kapanewon Ponjong atas masih tingginya angka stunting di wilayah ini. GENTING adalah persoalan bersama, yang penanganannya tidak bisa hanya mengandalkan satu elemen, melain membutuhkan gotong-royong dan kolaborasi semua unsur, baik pemerintah, swasta, komunitas, korporasi, dst.

Sementara itu, Panewu Ponjong, Irwan Triwibowo, SSos, MM, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang sekaligus terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Dengan suara mantap, Irwan menegaskan bahwa Ponjong siap menjadi bagian penting dalam upaya percepatan penurunan stunting. Launching GENTING di Ponjong adalah bukti bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua elemen, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat harus berjalan bersama. Demikian Irwan.


Peresmian oleh Kadis

Momen yang paling ditunggu akhirnya tiba. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Gunungkidul, Drs Sujarwo, MSi, secara resmi meluncurkan program GENTING di Kapanewon Ponjong. Dalam sambutan setelah pencanangan, Sujarwo juga menjelaskan bahwa GENTING merupakan salah satu dari lima Quick Wins unggulan Kemendukbangga/BKKBN tahun 2025.

Sujarwo mengapresiasi Panewu Ponjong bersama jajarannya yang berani mengambil langkah awal sebagai pelopor di tingkat kapanewon. “Gerakan ini lahir dari semangat gotong royong. Menurunkan angka stunting bukanlah pekerjaan instan. Perlu dukungan lintas sektor, kolaborasi, dan kepedulian bersama,” ujarnya.

Sujarwo menekankan, tidak kalah pentingnya untuk penurunan angka stunting adalah dengan peningkatan D/S di tiap-tiap posyandu. Dengan memastikah kehadiran maksimal dari semua sasaran di tiap posyandu, baik catin, bumil, bufas, baduta, balitas, dan seterusnya, maka kita akan mendapatkan data prevalensi stunting yang akurat, demikian Sujarwo.

5 Quick Wins

Sementara itu, Sekretaris BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, menegaskan kembali posisi GENTING dalam peta besar percepatan penurunan stunting. Ia menyebutkan bahwa GENTING dan GATI adalah bagian integral dari lima Quick Wins yang digagas BKKBN dalam mendukung Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Kelima program Quick Win tersebut meliputi:
1. Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA)
2. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING)
3. Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)
4. Al-SuperApps tentang Keluarga
5. Lansia Berdaya (SIDAYA), serta gerakan sosialisasi-edukasi terpadu.

“Stunting bukan hanya soal kurang gizi, melainkan persoalan multidimensi: kesehatan, pendidikan, hingga pola asuh. Maka program Genting ini penting karena melibatkan kepedulian orang tua asuh dalam mendampingi keluarga berisiko,” tegas Rohdhiana.

Rohdhiana juga menegaskan bahwa GENTING adalah langkah strategis untuk menggerakkan kepedulian masyarakat. “Saya sangat mengapresiasi lahirnya program GENTING yang mengedepankan semangat gotong royong. Saya harap Ini bukan program sekali jalan, tetapi harus berkelanjutan di Kapanewon Ponjong, karena data sasaran GENTING bersifat dinamis setiap bulannya,” ujarnya.


200 Keluarga Berisiko Stunting Jadi Prioritas

Launching di Ponjong ini bukan sekadar deklarasi. Ada aksi nyata yang langsung diwujudkan. Di Ponjong, sebanyak 200 keluarga baduta dan balita risiko stunting (KRS) menjadi penerima manfaat program GENTING.

Bantuan yang diberikan berupa nutrisi dan non-nutrisi, salah satunya ayam sepasang bagi tiap keluarga. Dari total 200 pasang ayam, 20 diserahkan secara simbolis di lokasi acara, sementara sisanya didistribusikan ke masing-masing kalurahan sesuai daftar penerima.

Dana sebesar Rp 30.515.000 berhasil dihimpun dari 38 donatur, baik dari instansi pemerintah, swasta, maupun individu yang peduli terhadap masa depan generasi. Jumlah ini mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat berarti bagi keluarga penerima.


Payung Hukum dan Dukungan Daerah

Gerakan GENTING ini tidak lahir begitu saja. Ada dasar yang kuat yang menjadi pijakan. Pertama, Keputusan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Kepala BKKBN Nomor 329/KEP/G2/2024 tentang panduan pelaksanaan GENTING. Kedua, Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Nomor 35 tertanggal 3 Juli 2025 tentang Pelaksanaan Intervensi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (P3S) lanjutan.

Berdasarkan landasan tersebut, Ponjong berkomitmen menghadirkan aksi nyata. Dukungan pun mengalir dari Forkompinkap, dinas/OPD terkait, sekolah, lurah, PKK, hingga para kader. Semuanya bersatu, bergandengan antara pemerintah, swasta, dan perseorangan agar gerakan ini tidak sekadar seremoni, melainkan berkelanjutan. Aksi nyata ini juga sebagai dukungan kepada Pemerintah Daerah dalam mensukseskan program pencegahan stunting itu sendiri.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine