Kirab Pataka Bangga Kencana 2025: Dari Prambanan Menuju Indonesia Maju

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Kap Girisubo) 

PRAMBANAN — Suasana pagi di Kompleks Candi Prambanan pada Selasa, 24/6, sungguh terasa berbeda dari biasanya. Lapangan Siwa yang menjadi bagian dari kawasan wisata bersejarah tersebut dipenuhi semangat, warna-warni pataka, dan barisan peserta berpakaian seragam kebanggaan mereka (tergantung daerah asal, kabupaten/kota). Sekitar 500 orang—terdiri atas penyuluh Keluarga Berencana (KB), kader, mitra, pejabat daerah, dan masyarakat umum—berkumpul dalam acara Kirab Pataka Bangga Kencana, yang merupakan bagian dari peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025.

Momentum ini menjadi simbol penggerak semangat nasional dalam membangun keluarga Indonesia yang berkualitas. Tak hanya sekadar kirab atau arak-arakan seremonial, kegiatan ini mengandung makna mendalam tentang kerja keras dan gotong royong lintas sektor dalam mempercepat capaian pembangunan keluarga dan penurunan stunting di Indonesia, khususnya dalam hal ini di Pulau Jawa.

Gunungkidul sendiri mengirim seluruh penyuluh KB, baik PNS ataupun PPPK, sekitar 45 orang ke acara tsb, dengan didampingi oleh pejabat struktural DPMPKPPKB Gunungkidul. Jam 07.30 WIB peserta kirab Gunungkidul berangkat dengan dilepas oleh Kepala DPMKPPKB, Drs Sujarwo, MSi, di depan kantor Jl Taman Bhakti Wonosari. Peserta dari Gunungkidul terbagi menjadi 2 rombongan: yang naik sepeda motor dan naik mobil elf. Perjalanan beriringan dari Gunungkidul sampai Piyungan memakan waktu sekitar 45 menit; di Piyungan sudah siap bergabung peserta kirab dari Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Lalu, mereka semua bersama-sama, dengan kawalan polisi, menuju lokasi pertemuan di kompleks Candi Prambanan, di mana peserta kirab dari Jatim dan sebagian Jateng sudah menunggu. 

Apresiasi untuk Para PKB

Dalam sambutan tertulisnya, Ketua Tim Penggerak PKK DIY, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, memberikan penghargaan tinggi kepada para penyuluh KB, kader, dan semua mitra kerja yang menjadi ujung tombak pelaksanaan Program Bangga Kencana di tingkat lini lapangan.

“Tanpa kalian—penyuluh KB, kader, mitra, dan pengelola program lainnya—Bangga Kencana hanyalah nama,” tegas GKR Hemas, dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Ketua TP PKK DIY, GKB RAA Paku Alam. 
Dalam sambutan itu juga, GKR Hemas menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam menyukseskan pembangunan keluarga. Ia menyebutkan bahwa para kolaborasi antara penyuluh KB, kader IMP, remaja Genre, para orang tua hebat, hingga lansia tangguh adalah faktor penting dalam transformasi sosial melalui keluarga.

Ungkapan ini tentu bukanlah basa-basi. Apresiasi GKR Hemas yang diwakili oleh Gusti Bendara itu mencerminkan pengakuan terhadap kerja-kerja senyap namun fundamental yang dilakukan para penyuluh KB dan kader di desa-desa/kalurahan-kalurahan, kampung-kampung, dan pusat-pusat kegiatan masyarakat (poktan). Mereka adalah jembatan antara kebijakan pusat dan kebutuhan nyata keluarga Indonesia.


Mengusung Lima Pataka: Simbol Quick Wins Bangga Kencana

Kirab ini bukan kirab biasa. Di dalamnya tersimpan strategi komunikasi publik atas lima program unggulan Quick Wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, hasil inisiasi Kemendukbangga/BKKBN, yang kini dipimpin oleh Dr Wihaji, SAg, MPd. Kelima program tersebut diwakili dalam bentuk pataka atau panji, yang dikirab secara estafet dari satu wilayah ke wilayah lain.

Lima pataka tersebut adalah:

1. Pataka GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) – warna biru muda, melambangkan semangat kolaborasi dalam percepatan pencegahan stunting.

2. Pataka TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) – warna biru tua, simbol penguatan edukasi pengasuhan di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

3. Pataka GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) – warna cokelat, mendorong keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak.

4. Pataka SIDAYA (Lanjut Usia Berdaya) – warna oranye, wujud dukungan terhadap pemberdayaan lansia agar tetap sehat dan produktif.

5. Pataka AI Super Apps Tentang Keluarga – warna hijau, menggambarkan inovasi teknologi digital dalam pengelolaan data dan layanan keluarga.

Kelima pataka itu menjadi simbolisasi pendekatan lintas usia dan lintas generasi dalam pembangunan keluarga: dari masa bayi hingga lansia (pendekatan siklus hidup), dari analog ke digital.


Dari Situbondo Menuju Jakarta

Rangkaian kirab ini dimulai dari Situbondo, Jawa Timur, dan menempuh jalur darat yang panjang melintasi berbagai kota dan kabupaten di Pulau Jawa. Setiap etape bukan sekadar lintasan, melainkan panggung untuk menyuarakan semangat Bangga Kencana melalui kegiatan sosial, penyuluhan, dan kampanye partisipatif di masyarakat.

Setelah menempuh perjalanan dari Jawa Timur dan memasuki wilayah DIY, para peserta kirab disambut dengan semarak di Candi Prambanan oleh peserta kirab dari sebagian Jawa Tengah dan DIY. Untuk DIY, semua PKB dari 5 kabupaten/kota ikut serta dalam kegiatan ini. Di sinilah momen penting serah terima estafet pataka dilakukan, menandai persimpangan antara tiga provinsi: Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah.

Tiga Kepala Perwakilan BKKBN turut hadir dan mendampingi kontingen daerah masing-masing, yakni: Dra Maria Ernawati, MM (Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Prov Jawa Timur), Eka Sulistia Ediningsih, SH (Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Prov Jawa Tengah), Mohamad Iqbal Apriansyah, SH, MPH (Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY)

Hadir pula sejumlah tokoh daerah, di antaranya Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, SE dan Wakil Bupati Klaten, H Benny Indra Ardhianto, SE, MBA. Wabup Benny secara simbolis menerima estafet pataka dari peserta kirab DIY (diwakili oleh Wabup Sleman, Danang Maharsa) ke Jawa Tengah.


Sinergi untuk Keluarga Berkualitas

Kirab ini bukan sekadar ajang seremoni atau tontonan publik. Menurut Deputi Bidang Kebijakan Strategi Pembangunan Keluarga, Pengendalian Penduduk, dan KB, Dr Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA, kirab menjadi strategi komunikasi yang penting untuk menyosialisasikan lima program Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN kepada masyarakat luas.

“Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dari keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama tempat terbentuknya kepribadian manusia. Di sanalah nilai agama, kemanusiaan, kebangsaan, keadilan sosial, dan moral ditanamkan,” ungkap Ukik yang juga pernah memimpin Perwakilan BKKBN DIY beberapa tahun yang lalu.

Ukik menekankan bahwa pembangunan keluarga yang berkualitas adalah fondasi utama bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Keluarga yang sehat, terencana, dan sejahtera akan melahirkan generasi unggul yang mampu bersaing di tengah tantangan global, demikian Ukik.


Harganas ke-32: Dari Keluarga untuk Indonesia Maju

Tahun ini, peringatan Hari Keluarga Nasional ke-32 mengusung tema “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju”. Menurut Kaper Kemendukbangga/BKKBN DIY, M Iqbal Apriyansah, dalam sambutannya di acara itu, tema ini menegaskan bahwa kekuatan keluarga bukan hanya urusan domestik, melainkan bagian penting dari strategi pembangunan nasional.

Tema ini sejalan dengan visi Kemendukbangga bahwa keluarga adalah pabrik pertama SDM unggul. Melalui program Bangga Kencana, keluarga diajak merancang kehidupannya secara terencana: dari jumlah anak, pola pengasuhan, ekonomi rumah tangga, hingga kesehatan lansia.


Menuju Jakarta

Setelah melewati etape Yogyakarta dan Klaten, kirab akan melanjutkan perjalanan menuju Pekalongan, Depok, dan akhirnya bermuara di Kantor Kemendukbangga Jakarta pada Kamis, 26/6. Di sanalah seluruh kontingen dari berbagai regional di Pulau Jawa akan berkumpul dalam satu arak-arakan besar sebagai puncak kemeriahan Harganas. Di sana kelima pataka akan diterima oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr Wihaji, SAg, MPd.

Seperti disampaikan oleh Ukik Kusuma dalam sambutannya, bahwa misi utama dari perjalanan panjang ini adalah membangun kesadaran publik: bahwa program-program pembangunan keluarga tidak bisa berjalan sendiri; bahwa ia membutuhkan partisipasi masyarakat, dukungan pemda, dan sinergi dengan mitra-mitra pembangunan.

Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, berharap kirab ini bisa memberi motivasi baru kepada masyarakat. Ia ingin melihat dampak riil dari kegiatan seperti ini: penurunan angka stunting, peningkatan partisipasi KB, dan penguatan institusi keluarga yang berdaya saing.

“Kami akan evaluasi target-target kami, termasuk penurunan angka stunting. Dengan dukungan program Bangga Kencana, saya optimistis kita bisa capai keluarga yang sehat dan sejahtera,” tegas Benny.

Sementara itu, Wabup Sleman, Danang Maharsa, mengatakan, "Melalui Kirab Bangga Kencana ini, mari kita gaungkan semangat bahwa keluarga bukan hanya unit sosial, tetapi juga agen perubahan."


Bukan Sekadar Perjalanan Antar Kota 

Kirab Pataka Bangga Kencana 2025 bukan sekadar perjalanan dari satu kota ke kota lain. Ia adalah narasi kolektif tentang bagaimana keluarga Indonesia sedang bergerak bersama menuju masa depan yang lebih baik. Dari Situbondo hingga Prambanan, dari Prambanan hingga Jakarta, setiap langkah para peserta kirab adalah simbol dari semangat tanpa lelah untuk membangun Indonesia dari pondasi terkecilnya: keluarga.

Dengan membawa lima pataka penuh makna, kirab ini menjadi ajakan terbuka bagi seluruh elemen bangsa untuk kembali memperkuat institusi keluarga. Di tengah dunia yang terus berubah, keluarga tetap menjadi jangkar nilai, tempat tumbuh harapan, dan ruang lahirnya masa depan bangsa.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine