Sosialisasi Program GENTING: Langkah Awal untuk Penerimaan yang Tepat di Kapanewon Panggang

Oleh: Susilastuti & Umi Yunastuti, SE (Pramusaji/PLKB Non-PNS dan PKB Kapanewon Panggang)

PANGGANG | Selasa pagi, 29/4, suasana di Aula Kapanewon Panggang tampak semarak dengan kehadiran berbagai unsur masyarakat dan pemerintah dalam kegiatan, "Sosialisasi Program GENTING", sebuah inisiatif yang diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penerimaan bantuan yang lebih tepat sasaran serta sebagai bentuk nyata komitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Acara yang dimulai tepat pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, mulai dari jajaran pemerintah kapanewon, petugas penyuluh KB, tenaga kesehatan, hingga 70 calon penerima manfaat yang terdiri dari 12 ibu hamil dan 58 ibu dengan anak usia di bawah dua tahun (baduta). Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Panewu Kapanewon Panggang, Tauviq Nur Hidayat, SH, MM, Panewu Anom Naskhan Soroto, SE, Koordinator PKB Ahmad Harwanto, SSos, Penyuluh KB Dra Saminem dan Umi Yunastuti, SE, serta dua ahli gizi dari Puskesmas Panggang I dan II, yaitu Dorotea Febsi K, AMd Gz dan Pratiwi Cahyaningrum, STr Gz.

Dalam sambutannya yang hangat, Panewu Panggang yang akrab disapa Pak Newu menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta dan memperkenalkan makna dari program GENTING. Ia menjelaskan bahwa GENTING merupakan singkatan dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, sebuah gerakan berbasis gotong royong dan kepedulian sosial dalam rangka pencegahan stunting melalui dukungan gizi dan edukasi bagi kelompok rentan. Menurut beliau, penjelasan teknis mengenai program ini akan disampaikan lebih rinci oleh narasumber berikutnya, sambil tersenyum ramah menunjukkan antusiasme dan komitmennya terhadap program tersebut.

Selanjutnya, Koordinator PKB Kapanewon Panggang, yang akrab disapa Pak Har, memaparkan bahwa program GENTING merupakan hasil kolaborasi bersama Komunitas Pecinta Tanaman Anggur Indonesia (KPTAI). Bentuk dukungan nyata yang diberikan adalah berupa bantuan dua butir telur setiap hari kepada masing-masing penerima manfaat selama tiga bulan, yakni dari bulan Mei hingga Juli 2025. Penyaluran telur akan dilakukan setiap hari Kamis secara rutin, dimulai pada tanggal 8 Mei 2025. Dalam mekanismenya, telur akan dikirim dari Balai KB dan didistribusikan ke enam kalurahan di wilayah Kapanewon Panggang.

Tidak hanya bantuan fisik, kegiatan ini juga memberikan edukasi gizi yang sangat penting, terutama bagi ibu hamil dan ibu baduta sebagai kelompok kunci dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada sesi berikutnya, Mbak Tiwi, sapaan akrab Pratiwi Cahyaningrum, STr Gz dari Puskesmas Panggang II, menjelaskan secara detail mengenai urgensi program GENTING dalam konteks pencegahan stunting. Ia menegaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, dan dapat berdampak serius terhadap kecerdasan, produktivitas, dan kesehatan anak di masa depan.

Dalam pemaparannya, Mbak Tiwi menguraikan bahwa program GENTING terdiri dari empat komponen utama:

1. Pemberian nutrisi (seperti telur dan makanan bergizi lainnya),
2. Pemberian non-nutrisi (seperti dukungan psikososial),
3. Akses terhadap air bersih, dan
4. Edukasi kesehatan dan pengasuhan.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran aktif keluarga sasaran, terutama dalam hal menerima dan mendukung upaya pemenuhan gizi, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan membawa anak ke posyandu untuk pemantauan pertumbuhan secara berkala.

Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa penyebab utama stunting meliputi pola asuh yang kurang tepat, paparan asap rokok, rendahnya praktik hidup bersih dan sehat (PHBS), serta kurangnya asupan nutrisi. Dampak jangka panjang dari stunting sangat serius, mulai dari menurunnya kecerdasan, risiko penyakit tidak menular di usia dewasa, hingga meningkatnya kemungkinan kematian dini.

Mbak Tea, panggilan akrab Dorotea Febsi K, AMd Gz dari Puskesmas Panggang I, kemudian memperkuat penjelasan sebelumnya dengan menyampaikan pentingnya protein hewani dalam mendukung tumbuh kembang anak. Ia menguraikan bahwa protein hewani, seperti yang terdapat dalam telur, berperan besar dalam sistem kekebalan tubuh, pembentukan otot dan tulang, serta perkembangan otak. Telur juga mengandung asam amino esensial, zat besi, dan kolin—semua unsur penting yang sangat dibutuhkan dalam periode MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) dan dapat membantu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan.

Bahkan, menurut hasil penelitian dan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia 18-24 bulan sebaiknya mengonsumsi lebih dari satu butir telur per hari atau mendapatkan lebih dari satu jenis protein hewani, demi mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif mereka.

Setelah sesi pemaparan berakhir, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Diskusi berlangsung hangat dan antusias, menunjukkan semangat dan perhatian yang tinggi dari para calon penerima manfaat. Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama, sebagai ungkapan harapan agar program GENTING dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi anak-anak dan ibu-ibu di Kapanewon Panggang.

Dari sosialisasi ini, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam mencegah stunting bukan hanya bergantung pada intervensi medis dan bantuan gizi, tetapi juga pada keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, tenaga kesehatan, dan keluarga menjadi kunci utama dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh.

“Perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dua butir telur setiap hari, satu masa depan yang lebih cerah.”

“Anak sehat hari ini adalah pemimpin hebat di masa depan. Mari kita perjuangkan bersama.”(*)

11 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine