Mewujudkan Lansia Berdaya dengan Inovasi "Si Mola Gadis Idaman"

Oleh: Dwi Lestyandari, AMd Gizi (PKB Kap Tepus)

TEPUS | Dalam upaya mendukung peningkatan kesejahteraan lanjut usia (lansia), Pemerintah Kalurahan Sidoharjo bekerja sama dengan Penyuluh Keluarga Berencana (KB) wilayah binaan melaksanakan program inovatif yang bernama SIDAYA. Salah satu bentuk implementasi dari program tersebut adalah kegiatan Si Mola Gadis Idaman, singkatan dari Sidoharjo Momong Lansia dengan Olahraga, Deteksi Dini Kesehatan, Gizi Seimbang, dan Edukasi Meningkatkan Wawasan.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional bertajuk Lansia Berdaya, sebuah program quick win yang digagas oleh BKKBN. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia melalui pendekatan yang menyeluruh, tidak hanya dari sisi kesehatan fisik, tetapi juga aspek gizi, edukasi, dan dukungan keluarga. BKKBN menekankan pentingnya perhatian lintas sektor untuk mendukung lansia agar tetap produktif, mandiri, serta memiliki daya saing di lingkungan sosialnya.

Kegiatan dari program Si Mola Gadis Idaman yang dilaksanakan di Kalurahan Sidoharjo bertujuan untuk mewujudkan lansia yang tidak hanya sehat, tetapi juga tangguh secara mental dan sosial. Beberapa kegiatan utama yang termasuk dalam program ini antara lain adalah pelaksanaan senam lansia yang dilakukan secara serentak setiap hari Jumat Kliwon. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kebugaran fisik, tetapi juga menjadi ajang interaksi sosial antarlansia.

Selain itu, dilakukan pula kegiatan Posyandu Lansia yang diadakan di tingkat padukuhan. Posyandu Lansia bertujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan lansia, sehingga dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Kegiatan ini dilengkapi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi lansia secara mandiri sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang yang sangat dibutuhkan oleh kelompok usia ini.

Selanjutnya, diberikan pula edukasi tentang perawatan lansia kepada keluarga yang memiliki lansia, maupun langsung kepada para lansia itu sendiri. Edukasi ini sangat penting karena perawatan lansia tidak hanya melibatkan aspek medis, tetapi juga aspek psikologis dan sosial. Melalui edukasi yang tepat, diharapkan keluarga bisa lebih memahami kebutuhan lansia serta membangun lingkungan yang ramah dan mendukung proses penuaan yang sehat.

Pelaksanaan kegiatan ini tentu membutuhkan kerja sama lintas sektor, terutama dengan pihak Puskesmas dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Puskesmas memiliki peran vital dalam hal ini karena dapat memberikan dukungan teknis dan layanan medis yang memadai untuk mendeteksi serta menangani masalah kesehatan lansia sedini mungkin.

Penyuluh KB juga memainkan peran penting, terutama dalam hal edukasi dan pembinaan keluarga yang memiliki lansia. Penyuluh KB bertugas memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara merawat lansia dengan pendekatan yang manusiawi dan penuh kasih sayang. Edukasi ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar lansia, pentingnya komunikasi yang efektif, serta cara menjaga kesehatan mental lansia agar mereka tetap merasa dihargai dan memiliki makna dalam hidupnya.

Untuk memastikan bahwa senam lansia bisa berjalan secara berkelanjutan di setiap padukuhan, Pemerintah Kalurahan Sidoharjo mengadakan pelatihan senam lansia bagi para instruktur senam di tiap-tiap padukuhan. Instruktur ini kemudian menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan kegiatan senam rutin, sekaligus menjadi motivator bagi para lansia agar aktif dan konsisten dalam menjaga kebugaran.

Sedangkan untuk kegiatan Posyandu Lansia, Pemerintah Kalurahan Sidoharjo melibatkan berbagai pihak yang memiliki kompetensi dan peran di lini lapangan. Di antaranya adalah Puskesmas, Penyuluh KB, serta para kader Posyandu yang telah memiliki pengalaman dalam mendampingi kegiatan masyarakat. Keterlibatan lintas sektor ini membuktikan bahwa penanganan lansia memang memerlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai unsur, baik pemerintah maupun masyarakat.

Sementara itu, kegiatan edukasi tentang kesehatan lansia dilaksanakan melalui kerja sama antara Puskesmas dan Penyuluh KB. Penyuluh KB tidak hanya memberikan materi, tetapi juga melakukan pendampingan langsung kepada keluarga yang memiliki lansia. Hal ini dilakukan melalui program Bina Keluarga Lansia (BKL) yang diselenggarakan secara rutin.

Kegiatan BKL di Kalurahan Sidoharjo dikoordinasikan oleh Dwi Lestiyandari, selaku Penyuluh KB pengampu wilayah. Melalui program ini, keluarga diajak untuk memahami proses penuaan, tantangan yang dihadapi lansia, serta bagaimana cara menciptakan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Kalurahan Sidoharjo dan para mitranya ini merupakan langkah nyata dalam mendukung komitmen nasional untuk menciptakan lansia yang berdaya, sehat, produktif, dan bahagia. Program Si Mola Gadis Idaman bukan hanya sekadar inovasi lokal, tetapi bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengembangkan pendekatan serupa yang berbasis kebutuhan dan kearifan lokal.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine