Gen Z, Aktivisme Digital, dan Peran Strategis dalam Pembangunan Kesehatan Remaja

Oleh: Ismail Fahmi, AMd (Kamituwa Kalurahan Kemejing, Semin) 

Generasi Z yang tumbuh dalam era teknologi digital dinilai memiliki peran signifikan dalam perubahan sosial melalui aktivisme daring. Media sosial menjadi platform utama bagi mereka untuk menyuarakan pandangan, memobilisasi aksi kolektif, dan menciptakan gerakan yang membawa dampak nyata.

Aktivisme daring bukan hanya sekadar membagikan opini pribadi. Lebih dari itu, ia menjadi sarana membangun kesadaran bersama dan menggerakkan tindakan konkret di dunia nyata. Gen Z menggunakan kekuatan media sosial untuk menarik perhatian pada isu-isu krusial seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan keadilan sosial.

Dikenal sebagai generasi yang penuh keanekaragaman, Gen Z memainkan peran penting dalam mempromosikan masyarakat yang inklusif. Mereka menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perbedaan ras, agama, orientasi seksual, maupun identitas gender. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka berjuang untuk nilai-nilai kesetaraan dan keberagaman.

Dengan memahami dan menghargai keanekaragaman, Gen Z berkontribusi nyata dalam pembentukan masyarakat yang lebih adil dan terbuka. Mereka memperjuangkan hak setiap individu untuk diakui dan dihormati tanpa memandang latar belakangnya. Pandangan ini menjadi dasar kuat dalam membentuk generasi penerus bangsa yang humanis dan progresif.

Berangkat dari pemahaman tersebut, Pemerintah Kalurahan Kemejing menyadari pentingnya peran Gen Z dalam membentuk generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan siap menjadi penggerak pembangunan. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya kesehatan, khususnya kesehatan remaja, perlu diberikan secara menyeluruh kepada mereka.

Pembinaan tentang kesehatan reproduksi, edukasi mengenai stunting, serta berbagai informasi tentang kesehatan remaja menjadi kebutuhan mendesak bagi generasi ini. Kesehatan yang baik adalah fondasi utama bagi produktivitas dan kualitas hidup di masa depan. Sebab itu, langkah strategis pun diambil.

Melalui program yang digagas Pemerintah Kalurahan Kemejing dan didanai dari Dana Desa, dibentuklah posyandu remaja di 11 padukuhan wilayah Kalurahan Kemejing. Program ini menjadi bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap generasi muda dalam bidang kesehatan.

Pemanfaatan Dana Desa tidak hanya berhenti pada pembentukan Posyandu Remaja. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT), honor bagi pengurus posyandu remaja, serta pengadaan alat cek hemoglobin (HB) untuk remaja putri di 11 padukuhan. Ini merupakan pendekatan yang holistik dan berkesinambungan.

Sebanyak 307 remaja putra dan putri telah tergabung dalam Posyandu Remaja tersebut. Mereka mengikuti berbagai kegiatan seperti pengukuran tekanan darah, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar perut. Aktivitas ini bertujuan untuk memantau dan meningkatkan status kesehatan remaja secara berkala dan preventif.

Para remaja tersebut dibekali pelatihan oleh tenaga medis dari Puskesmas Semin 1 mengenai teknis pelaksanaan kegiatan Posyandu Remaja. Ke depannya, kegiatan ini terintegrasi dengan program lintas sektor, di antaranya Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dari KUA dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dari Penyuluh KB.

Kolaborasi lintas sektor ini dikemas dalam satu kegiatan terpadu yang dinamakan AKRAB REMAJA (Pelayanan Terpadu, Konseling dan Informasi serta Bimbingan Pranikah untuk Remaja). Program ini juga melibatkan para kader kesehatan di masing-masing padukuhan, sehingga dapat menjangkau remaja secara lebih luas dan efektif.

Melalui AKRAB REMAJA, intervensi kesehatan remaja tidak hanya sebatas edukasi tetapi juga diarahkan untuk berkontribusi pada upaya pencegahan stunting. PMT dalam kegiatan Posyandu Remaja difokuskan pada pemberian buah dan susu, dua komponen penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan remaja secara optimal.

Peran pemerintah dalam hal ini sangat krusial. Gaung pengentasan angka stunting telah menjadi fokus semua pihak. Melalui program-program yang tepat sasaran dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat, diharapkan angka stunting di Indonesia akan dapat ditekan secara signifikan.

Pembinaan dan pendekatan kepada Generasi Z menjadi sangat penting. Karena melalui mereka, masa depan dan peradaban bangsa akan dibentuk. Dengan pondasi yang kokoh dalam kesehatan, pendidikan, dan kesadaran sosial, Gen Z akan mampu menjadi agen perubahan yang menggerakkan pembangunan secara berkelanjutan.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine