TANJUNGSARI | Selasa (22/4), pukul 09.00 WIB–selesai, bertempat di R.M. Kampoeng Lobster Sepanjang, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, telah diselenggarakan kegiatan Pertemuan Pokja Kampung KB se-Kapanewon Tanjungsari. Acara ini dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota Pokja Kampung KB dari lima kalurahan di wilayah Kapanewon Tanjungsari, dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh PKB Yudi Setiawan, S.H., selaku Koordinator BPKB Kapanewon Tanjungsari. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pertemuan Pokja Kampung KB se-Kapanewon Tanjungsari.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi inti oleh Penyuluh PLKB, Retno Setiyowati. Dalam paparannya, beliau menyampaikan materi dengan tema: “Pentingnya Peran Ayah dalam Pengasuhan”
Keterlibatan ayah (Fathers’ Involvement) dalam pengasuhan, papar Retno, merupakan konsep yang menekankan pada kuantitas dan kualitas peran ayah dalam membesarkan dan mendampingi anak (Hedo et al., 2020). Menurut Lamb (1985), terdapat tiga komponen utama dalam keterlibatan ayah:
1. Interaksi (Paternal Engagement)
Interaksi langsung antara ayah dan anak, seperti bermain bersama, membaca, berolahraga, serta melakukan kegiatan pengasuhan lainnya, seperti memandikan anak, menyiapkan makanan, menyuapi, dan mengganti pakaian.
2. Aksesibilitas (Accessibility)
Kehadiran ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun psikologis, melalui keterlibatan langsung maupun tidak langsung.
3. Tanggung Jawab (Responsibility)
Peran ayah dalam pengambilan keputusan pengasuhan sehari-hari dan pemenuhan tanggung jawab lainnya, seperti kebutuhan finansial dan pendidikan anak.
Di Indonesia, peran ayah dalam pengasuhan seringkali terbatas karena pengaruh sejarah, budaya, dan struktur sosial yang telah berlangsung lama, serta diperkuat oleh warisan kolonialisme yang menekankan peran tradisional laki-laki sebagai pencari nafkah.
Dampak Minimnya Peran Ayah (Fatherless)
Kurangnya peran ayah dapat berdampak negatif, antara lain:
a. Anak mengalami masalah akademik.
b. Anak lebih rentan terhadap gangguan kesehatan.
c. Anak mengalami masalah emosional, seperti depresi, kecemasan, dan kurang percaya diri.
Anak lebih berisiko terlibat dalam perilaku agresif, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkoba.
Kurangnya peran ayah dapat berdampak negatif, antara lain:
a. Anak mengalami masalah akademik.
b. Anak lebih rentan terhadap gangguan kesehatan.
c. Anak mengalami masalah emosional, seperti depresi, kecemasan, dan kurang percaya diri.
Anak lebih berisiko terlibat dalam perilaku agresif, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkoba.
Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)
GATI adalah inisiatif dari Kemendukbangga untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan anak. Gerakan ini menekankan bahwa ayah harus terlibat secara holistik, tidak hanya dalam aspek finansial, tetapi juga dalam aspek emosional dan sosial.
GATI melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan komunitas lokal. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keterlibatan ayah, serta mendorong peran aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak, pendampingan remaja dan pra-remaja. Hal ini diharapkan akan membentuk generasi berkualitas, mandiri, bertanggung jawab, dan berdaya saing tinggi.
Dalam lingkup Kampung KB, GATI menjadi salah satu dari lima Quick Wins Program Kemendukbangga yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas keluarga di tingkat desa.
GATI adalah inisiatif dari Kemendukbangga untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan anak. Gerakan ini menekankan bahwa ayah harus terlibat secara holistik, tidak hanya dalam aspek finansial, tetapi juga dalam aspek emosional dan sosial.
GATI melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan komunitas lokal. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keterlibatan ayah, serta mendorong peran aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak, pendampingan remaja dan pra-remaja. Hal ini diharapkan akan membentuk generasi berkualitas, mandiri, bertanggung jawab, dan berdaya saing tinggi.
Dalam lingkup Kampung KB, GATI menjadi salah satu dari lima Quick Wins Program Kemendukbangga yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas keluarga di tingkat desa.
1. Tujuan GATI:
i. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak.
ii. Mendorong keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan keluarga.
iii. Mengurangi dampak negatif dari ketidakhadiran ayah (fatherless) seperti masalah psikologis dan sosial pada anak.
ii. Mendorong keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan keluarga.
iii. Mengurangi dampak negatif dari ketidakhadiran ayah (fatherless) seperti masalah psikologis dan sosial pada anak.
2. Empat Pendekatan Strategis GATI:
i. Penguatan Layanan Konsultasi
Melalui platform Siap Nikah dan Satyagatra, yang menyediakan edukasi dan bimbingan kepada ayah dan keluarga.
ii. Pendekatan Komunitas
Membentuk Komunitas Ayah Teladan untuk memperkuat jaringan dukungan antarayah.
iii. Pendekatan Berbasis Desa/Kalurahan
Mengimplementasikan program di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) untuk menjangkau ayah di tingkat desa. Untuk Kapanewon Tanjungsari, Kampung KB Kemadang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan Program GATI.
iv. Pendekatan Berbasis Sekolah
Dilaksanakan melalui kegiatan sekolah yang melibatkan ayah, di sekolah-sekolah yang memiliki Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) atau Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Melalui platform Siap Nikah dan Satyagatra, yang menyediakan edukasi dan bimbingan kepada ayah dan keluarga.
ii. Pendekatan Komunitas
Membentuk Komunitas Ayah Teladan untuk memperkuat jaringan dukungan antarayah.
iii. Pendekatan Berbasis Desa/Kalurahan
Mengimplementasikan program di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) untuk menjangkau ayah di tingkat desa. Untuk Kapanewon Tanjungsari, Kampung KB Kemadang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan Program GATI.
iv. Pendekatan Berbasis Sekolah
Dilaksanakan melalui kegiatan sekolah yang melibatkan ayah, di sekolah-sekolah yang memiliki Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) atau Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
3. Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak
Retno Setiyowati menekankan bahwa ayah memegang peranan penting dalam perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Ayah yang terlibat dapat menjadi teladan, mendukung pendidikan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan nyaman.
Retno Setiyowati menekankan bahwa ayah memegang peranan penting dalam perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Ayah yang terlibat dapat menjadi teladan, mendukung pendidikan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan nyaman.
4. Pentingnya Keterlibatan Ayah
Kehadiran ayah dalam pengasuhan terbukti meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga. Anak-anak yang memiliki figur ayah yang aktif cenderung lebih percaya diri dan mandiri.
Kehadiran ayah dalam pengasuhan terbukti meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga. Anak-anak yang memiliki figur ayah yang aktif cenderung lebih percaya diri dan mandiri.
5. Inisiatif GATI yang Diterapkan
Melalui kampanye publik, pelatihan keterampilan ayah, serta pembentukan komunitas ayah untuk memperluas cakupan program.
Melalui kampanye publik, pelatihan keterampilan ayah, serta pembentukan komunitas ayah untuk memperluas cakupan program.
6. Menjadi Ayah Teladan
Contoh konkret keterlibatan ayah antara lain meluangkan waktu bermain, mendengarkan cerita anak, memberikan dukungan emosional, serta aktif dalam kegiatan sekolah anak.
Contoh konkret keterlibatan ayah antara lain meluangkan waktu bermain, mendengarkan cerita anak, memberikan dukungan emosional, serta aktif dalam kegiatan sekolah anak.
7. Peran Pokja Kampung KB
Pokja Kampung KB memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan GATI, seperti menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat. Melalui peran aktif ini, diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung keterlibatan ayah secara menyeluruh dalam keluarga.
Pokja Kampung KB memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan GATI, seperti menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat. Melalui peran aktif ini, diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung keterlibatan ayah secara menyeluruh dalam keluarga.
8. Tantangan dan Solusi
Beberapa tantangan yang dihadapi ayah antara lain keterbatasan waktu, tekanan pekerjaan, dan persepsi peran gender. Solusinya adalah melalui dukungan dari pemerintah, organisasi masyarakat, serta edukasi dan perubahan pola pikir masyarakat terhadap peran ayah.
Beberapa tantangan yang dihadapi ayah antara lain keterbatasan waktu, tekanan pekerjaan, dan persepsi peran gender. Solusinya adalah melalui dukungan dari pemerintah, organisasi masyarakat, serta edukasi dan perubahan pola pikir masyarakat terhadap peran ayah.
9. Pesan Inspiratif Penutup
Materi ditutup dengan pesan inspiratif mengenai pentingnya peran ayah dalam membentuk generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, berkarakter, dan berkualitas.
Acara berjalan dengan lancar dan penuh antusias dari seluruh pengurus dan anggota Pokja Kampung KB. Para peserta menyambut baik materi yang disampaikan. Kegiatan ditutup dengan doa bersama.(*)
Materi ditutup dengan pesan inspiratif mengenai pentingnya peran ayah dalam membentuk generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, berkarakter, dan berkualitas.
Acara berjalan dengan lancar dan penuh antusias dari seluruh pengurus dan anggota Pokja Kampung KB. Para peserta menyambut baik materi yang disampaikan. Kegiatan ditutup dengan doa bersama.(*)
0 Comments