Rakor TPPS Akhir Tahun, Wakil Bupati: "Harus Ada Angka yang Jelas, Berapa Anak yang Sudah Kita Intervensi dan Kemudian Sembuh...!"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg (Girisubo)

WONOSARI | Rabu pagi, 11/12, berlokasi di Hotel Cyka Raya, Tegalsari, Wonosari, berlangsung kegiatan Rapat Koordinasi TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) tingkat Kabupaten Gunungkidul untuk kali terakhir di tahun 2024. Rapat kali ini dihadiri oleh Wabup Gunungkidul, Heri Susanto, SKom, MSi yang juga sebagai Ketua TPPS Kabupaten, Kepala DPMPKPPKB Gunungkidul, diwakili oleh Moh Amirudin, SSos beserta jajaran bidang KB Dalduk, segenap Panewu Anom Kabupaten Gunungkidul (18 orang) yang juga berkapasitas sebagai Ketua TPPS Kanapewon, serta koordinator PKB se-Kabupaten Gunungkidul (18 orang) yang nota bene sebagai Sekretaris TPPS Kapanewon.

Acara diawali dengan pembukaan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB. Selanjutnya disampaikan sambutan oleh Moh Amirudin, SSos, Kabid KB Dalduk yang mewakili Kepala Dinas. Amir, sapaan akrabnya, sangat berterimakasih atas keikutsertaan segenap undangan dalam acara tsb karena telah meluangkan waktu dan tenaga demi menghadiri acara penting ini. Amir membawa pesan dari Kadis Drs Sujarwo, MSi, hal mana beliau sangat mengapresiasi kinerja para panewu anom dan koordinator PKB se-Kabupaten Gunungkidul dalam memfasilitasi semua tahapan kegiatan di tingkat kalurahan hingga kapanewon dalam program percepatan penurunan stunting di tahun 2024. Harapannya, ke depan semakin ada perbaikan pada hal-hal yang masih kurang, dan hal-hal yang sudah baik supaya dipertahankan dan ditingkatkan.


Hasil Survei

Selain Amir, ada dua narsum lain yang menyampaikan materi hasil review Program Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten ini. Mereka adalah dr Trianawati, MPH, dari Dinkes Gunungkidul yang memaparkan hasil review program percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh Dinkes melalui puskesmas; titik beratnya adalah pada hasil akhir dari analisis tentang "Tren Prevalensi Stunting Kabupaten Gunungkidul" dari pelbagai survei.

Disampaikan oleh dr Triana, bahwa berdasarkan SKI tahun 2023, prevalensi stunting kita sebanyak 22,2% (sebelumnya di tahun 2022 sebesar: 23,5%), lalu berdasarkan grafik e-PPGBM di Agustus 2024 sebesar: 14,37% (sebelumnya di tahun 2023 sebanyak: 15,25%), sementara merujuk pada grafik pendataan KRS (keluarga risiko stunting) oleh BKKBN menunjukkan bahwa angka KRS Gunungkidul di kisaran 14,7% (sebelumnya di tahun 2023 sebanyak: 15,11%).


Apresiasi Wakil Bupati

Setelah presentasi yang disampaikan oleh dr. Trianawati, MPH, suasana rapat semakin hangat ketika Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto, S.Kom, M.Si, yang juga menjabat sebagai Ketua TPPS Kabupaten Gunungkidul, menyampaikan pengarahan sekaligus sambutan evaluasi. Dalam pembukaan arahannya, beliau mengucapkan apresiasi yang mendalam atas kerja keras seluruh anggota TPPS, baik di tingkat kabupaten maupun kapanewon.

“Saya sangat bangga dan bersyukur melihat sinergi yang luar biasa antara berbagai elemen, mulai dari pemerintah daerah, sektor kesehatan, hingga masyarakat. Program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gunungkidul telah menunjukkan hasil yang signifikan. Perjuangan ini adalah perjuangan bersama, bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua sebagai pelayan masyarakat. Saya mohon maaf sekali jika dalam setiap pertemuan seringkali saya mengajukan banyak sekali pertanyaan, meminta klarifikasi angka-angka, dan seterusnya. Tujuan saya sebenarnya baik, yakni untuk memastikan bahwa progres kerja kita semua benar-benar jelas dan terukur, supaya hasilnya bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Heri.

Beliau kemudian memaparkan beberapa evaluasi penting yang menjadi perhatian utama menjelang tahun 2025. Salah satu sorotan utamanya adalah keberlanjutan dan penguatan program-program yang telah berjalan. Menurut Heri, meskipun tren prevalensi stunting menunjukkan penurunan yang signifikan, tetap diperlukan perhatian pada beberapa aspek yang masih menjadi tantangan, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, pola asuh baduta, penekanan angka perkawinan dini, dan pengelolaan sanitasi lingkungan. Dan yang lebih penting lagi, bahwa intervensi oleh pihak berwenang (pemerintah kalurahan) haruslah tepat sasaran.

“Angka penurunan stunting memang menggembirakan, meskipun untuk konteks DIY kita masih paling tinggi. Namun, kita tidak boleh lengah. Tantangan masih ada, terutama dalam menjangkau keluarga-keluarga yang berada di daerah terpencil. Inovasi diperlukan agar program ini tidak hanya berdampak sementara, tetapi mampu memberikan perubahan jangka panjang bagi masyarakat kita. Pendekatan berbasis data, seperti yang dilakukan melalui e-PPGBM, harus terus dimaksimalkan agar intervensi yang diberikan tepat sasaran. Saya minta harus ada angka yang jelas tentang seberapa besar dampak dari intervensi yang dilakukan dalam penurunan kasus stunting. Dipastikan, berapa angkanya persisnya,” tambahnya.

Selain evaluasi, Heri juga menyampaikan harapan besar bagi kelanjutan program ini di tahun 2025. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat dan peran aktif dari semua pihak, termasuk sektor swasta, tokoh masyarakat, dan organisasi keagamaan. Menurutnya, dengan semangat gotong royong yang telah tertanam, Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi besar untuk mencapai target nasional prevalensi stunting di bawah 14% pada tahun 2024.

“Saya ingin melihat Kabupaten Gunungkidul menjadi teladan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Bukan hanya angka-angka yang kita capai, tetapi bagaimana perubahan ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat kita, terutama anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa. Saya percaya, dengan kerja keras dan doa, target ini bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai,” kata Heri penuh optimisme.


Pamit

Tak hanya memberikan arahan terkait program, Heri juga memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan pesan personal yang cukup mengharukan. Beliau mengumumkan bahwa masa jabatannya sebagai Wakil Bupati akan segera berakhir pada Februari 2025, dan akan ada serah terima jabatan kepada Wakil Bupati baru untuk periode 2024-2029.

“Rapat ini memiliki makna yang sangat spesial bagi saya secara pribadi. Ini adalah rapat terakhir saya sebagai Ketua TPPS Kabupaten Gunungkidul. Saya merasa terhormat dapat bekerja bersama bapak-ibu semua dalam upaya mulia ini. Meski saya tidak lagi menjabat, saya akan tetap mendukung program-program ini, karena saya percaya perjuangan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul adalah tanggung jawab yang melekat pada diri kita sebagai warga bangsa,” ucapnya dengan nada penuh kehangatan.

Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung kepemimpinannya, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat dan percepatan penurunan stunting. Heri mengingatkan pentingnya menjaga semangat kebersamaan yang telah terbangun selama ini agar dapat terus membawa Kabupaten Gunungkidul ke arah yang lebih baik.

“Jabatan adalah amanah yang sifatnya sementara, tetapi pengabdian tidak pernah berhenti. Saya titipkan semangat perjuangan ini kepada penerus saya dan kepada bapak-ibu semua yang hadir di sini. Mari kita lanjutkan apa yang telah kita mulai dengan penuh dedikasi dan komitmen. Saya percaya Gunungkidul akan semakin maju dan masyarakatnya semakin sejahtera,” ujarnya Heri dengan penuh haru.

Setelah sambutannya, Heri disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta rapat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif yang dipimpin oleh moderator. Para peserta memberikan masukan serta ide-ide untuk meningkatkan program percepatan penurunan stunting di masa mendatang.

Rapat koordinasi ini ditutup dengan sesi foto bersama yang penuh kehangatan dan semangat kebersamaan. Dengan berakhirnya rapat ini, seluruh pihak yang hadir pulang dengan semangat baru untuk melanjutkan perjuangan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul di tahun 2025.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine