Respon Cepat Terhadap Surat dari Setda Terkait Stunting, TPPS Kapanewon Saptosari Gelar Rapat Koordinasi Lintas Sektor

Oleh: Purwadi, SHI (PKB Kap Saptosari)

Sebagai respons cepat terhadap rapat paparan capaian indikator kinerja percepatan penurunan stunting Kabupaten Gunungkidul, yang berlangsung pada Rabu, 16/10, di Ruang Handayani Setda Gunungkidul, Ketua TPPS Kapanewon Saptosari, Wagino, SE, yang juga merupakan Panewu Anom, segera mengadakan rapat koordinasi lintas sektor (Rakor Linsek). Rapat ini dilaksanakan pada Senin, 4/11, dan bertempat di Balai Penyuluhan KB Kapanewon Saptosari. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Panewu Eka Prayitno, SSos, MM, Kapolsek Saptosari Suyanto, Danramil Saptosari Medi S, Yunarti selaku Kasubag TU UPT Puskesmas Saptosari, Koordinator PKB Purwadi, SHI, dan Wagino, SE sendiri sebagai Ketua TPPS.

Dalam pembukaan rapat koordinasi ini, Ketua TPPS Kapanewon, Wagino, memimpin jalannya acara dan memberikan arahan terkait pentingnya koordinasi terpadu dalam penanganan isu stunting. Beliau menyampaikan, “Penanganan stunting harus dilakukan secara terkoordinasi, terukur, dan berkesinambungan untuk menghindari adanya tumpang tindih program dan kegiatan antar lembaga.” Panewu Eka Prayitno kemudian melanjutkan dengan memaparkan isi surat edaran dari Setda Gunungkidul yang menekankan tiga poin utama: pertama, pentingnya penanganan stunting yang simultan dan serentak di semua wilayah dan tingkatan; kedua, perlunya intervensi yang bersifat sensitif dan spesifik; dan ketiga, pengidentifikasian risiko keluarga secara detail berdasarkan nama dan alamat atau by-name by-address. Eka menegaskan bahwa pengusulan program intervensi khususnya terkait akses air bersih, sanitasi keluarga (seperti jamban), serta perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) harus dilakukan dengan cermat agar penanganan lebih tepat sasaran.

Setelah arahan dari Panewu Saptosari selesai, Ketua TPPS memulai pembahasan dengan membedah satu per satu poin dalam surat edaran tersebut dan menentukan langkah tindak lanjut yang perlu diambil. Untuk menindaklanjuti poin pertama, terkait penanganan stunting secara simultan dan serentak di semua wilayah, TPPS Saptosari berencana mengadakan kegiatan Gerakan Serentak (Gertak) Posyandu pada Desember 2024. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara terbatas dan terukur, difokuskan pada posyandu-posyandu yang memiliki data anak stunting di e-PPGBM. Tujuan dari Gertak Posyandu ini adalah untuk meningkatkan kunjungan posyandu dan memastikan bahwa pengukuran serta penimbangan anak-anak dilakukan dengan benar, yang pada gilirannya diharapkan dapat memperbaiki akurasi data dan intervensi stunting.

Menyusul pembahasan poin kedua, yang mengamanatkan penanganan stunting melalui intervensi sensitif dan spesifik, TPPS Saptosari akan segera melakukan verifikasi lapangan terkait data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) yang akan melibatkan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK). Dalam pelaksanaannya, TPK akan mencatat keluarga-keluarga yang memerlukan intervensi dalam hal akses air minum, sanitasi, serta perbaikan RTLH. Proses ini diharapkan selesai dan dapat diunggah ke dalam tautan yang disediakan pada pertengahan November mendatang.

Selain itu, untuk mengoptimalkan entri data e-PPGBM, TPPS Saptosari juga menjalin kerja sama antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMKP2KB) melalui petugas gizi serta Kader Pembangunan Manusia (KPM) di setiap kalurahan. Dalam program ini, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas akan memberikan pelatihan mengenai entri e-PPGBM kepada KPM di setiap Kapanewon. Petugas gizi dari Puskesmas juga akan secara aktif berkoordinasi dan berkomunikasi dengan KPM agar proses entri data dapat berjalan cepat dan akurat sesuai kondisi lapangan masing-masing wilayah kerja.

Yunarti, Kasubag TU UPT Puskesmas Saptosari, juga memberikan masukan terkait upaya peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (K6) di wilayah Saptosari. Menurutnya, "Kami akan berupaya meningkatkan capaian kunjungan bumil melalui kelas Bumil di masing-masing Kalurahan untuk memberi motivasi dan edukasi yang diperlukan," ujarnya. Berdasarkan data dari Kesga, cakupan K6 di wilayah Saptosari pada bulan sebelumnya baru mencapai 52,5% dari target yang ditetapkan, sehingga perlu upaya yang lebih optimal untuk mendorong peningkatan kunjungan ini.

Dengan adanya koordinasi lintas sektor yang komprehensif ini, diharapkan program penanganan stunting di Kapanewon Saptosari dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.[]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine