Oleh: Dwi Arti Novitasari, SH (Penyuluh KB Kapanewon Wonosari)
WONOSARI | Kelompok UPPKA Anggrek yang berlokasi di Padukuhan Temu, Kalurahan Pulutan, Kapanewon Wonosari, merupakan salah satu kelompok UPPKA yang berdiri sejak tanggal 25 Juli 2019, bertepatan dengan berdirinya Kampung KB di wilayah tersebut. Sejak awal, UPPKA Anggrek telah berfokus pada kegiatan ekonomi produktif dengan memproduksi olahan jamu, baik dalam bentuk jamu instan maupun jamu cair. Hingga saat ini, produksi jamu oleh kelompok ini tetap berjalan lancar dan konsisten, dengan peningkatan omSet atau pendapatan seiring bertambahnya jumlah produksi.
Kelompok UPPKA Anggrek memiliki tempat khusus untuk kegiatan produksi yang sekaligus berfungsi sebagai sekretariat, yang disebut "Omah Jamu." Omah Jamu adalah rumah yang tidak dihuni oleh pemiliknya dan dipersembahkan bagi kegiatan ekonomi produktif kelompok UPPKA Anggrek. Dengan keberadaan tempat ini, kegiatan produksi jamu dapat dilakukan secara terstruktur dan profesional.
Bahan-bahan untuk produksi jamu didapatkan dari hasil tanaman lokal yang dibudidayakan oleh anggota kelompok UPPKA serta warga sekitar. Di Padukuhan Temu, berbagai tanaman bahan olahan jamu juga dikembangkan sebagai bagian dari upaya menjaga ketersediaan bahan baku. Dengan demikian, kelompok ini tidak perlu membeli bahan baku hingga keluar wilayah Padukuhan Temu, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan kualitas bahan tetap terjaga.
Dari sisi pemasaran, produk jamu UPPKA Anggrek kini telah meluas dari hanya mencakup lingkup Padukuhan dan Kalurahan, menjadi dikenal hingga antar kabupaten dan provinsi. Teknik pemasaran pun telah mengikuti tren masa kini, baik secara daring maupun luring, termasuk melalui sistem COD (Cash on Delivery), yang memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi.
Seiring dengan meluasnya jangkauan pemasaran dan popularitas produk jamu ini di kalangan pelaku UMKM, olahan Jamu UPPKA Anggrek Temu kini menjadi rujukan bagi beberapa kelompok masyarakat, wisatawan, serta pelajar dari berbagai sekolah di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Banyak pihak tertarik untuk mempelajari cara pembuatan jamu tradisional di tempat ini, sehingga semakin memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas.
Salah satu program pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah di Kelompok Olahan Jamu UPPKA Anggrek adalah Edukasi P5, yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka. Melalui program ini, para pelajar dapat mengenal dan mempelajari budaya leluhur dengan kearifan lokal melalui pembuatan jamu tradisional, sehingga tercipta pengalaman belajar yang berkesan dan mendalam.
Pada dasarnya, banyak siswa yang awalnya kurang menyukai jamu, karena mereka menganggapnya identik dengan rasa pahit dan berkonotasi sebagai obat. Namun, melalui pembelajaran ini, mereka mulai memahami manfaat minum jamu yang baik untuk kesehatan tubuh, serta menemukan cita rasa jamu yang enak, segar, dan cocok untuk segala kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Para siswa juga diberi informasi tentang bahan-bahan pembuatan jamu serta tata cara pembuatannya. Selain itu, mereka pun berkesempatan untuk melakukan praktik pembuatan jamu bersama dengan anggota kelompok UPPKA Anggrek, menciptakan pengalaman belajar yang langsung dan nyata.
Selain menjadi rujukan pembelajaran bagi para pelajar, olahan Jamu UPPKA Anggrek juga menjadi sasaran studi tiru bagi beberapa kelompok masyarakat dan wisatawan. Lokasi Omah Jamu yang berada di kompleks Lembah Desa Pulutan, tempat wisata edukatif yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Kalurahan, memberikan nilai tambah bagi kelompok UPPKA Anggrek. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk berkolaborasi dengan paket wisata di Lembah Desa Pulutan, sehingga para pengunjung tidak hanya berwisata tetapi juga mendapatkan pengalaman edukatif.
Beberapa tamu kunjungan wisata selain berkunjung ke Lembah Desa, juga singgah di Omah Jamu. Di sini, mereka dapat mempelajari berbagai macam olahan jamu serta praktik pembuatannya. Hal ini secara otomatis turut membantu meningkatkan pendapatan bagi Kelompok UPPKA Anggrek dan memperkenalkan produk lokal lebih luas.
Dari hasil studi tiru di Kelompok Olahan Jamu UPPKA Anggrek ini, diharapkan masyarakat dapat semakin memahami manfaat minum jamu, sekaligus melestarikan minuman herbal warisan leluhur bangsa Indonesia yang kaya akan manfaat bagi kesehatan. Melalui kolaborasi antara UPPKA Anggrek, pemerintah desa, dan dunia pendidikan, upaya untuk menjaga kelestarian budaya lokal ini diharapkan semakin meningkat, sehingga jamu dapat terus dikenal dan diterima oleh berbagai kalangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.[]
0 Comments