Kontributor: Ir Sulistyana (PKB Kap Nglipar)
NGLIPAR | Program percepatan penurunan stunting terus digalakkan seiring dengan mandat dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, dengan target penurunan angka stunting nasional menjadi 14% pada tahun 2024. Salah satu inisiatif penting dari Kabupaten Gunungkidul adalah program "Nanting Siheni Dalmasi," yang diluncurkan dua tahun lalu untuk mencegah dan mengurangi kasus stunting pada balita melalui konsumsi protein hewani. Program ini bertujuan mempercepat penurunan kasus stunting dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan nutrisi lainnya. Fokus utamanya adalah memperkuat peran protein hewani sebagai sumber gizi utama dalam mendukung pertumbuhan anak.
Protein hewani merupakan zat gizi makro yang sangat penting bagi tubuh, karena mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan untuk mengaktifkan berbagai enzim dan hormon pertumbuhan. Selain itu, protein hewani juga kaya akan vitamin dan mineral yang dapat menunjang perkembangan kognitif anak. Penelitian menunjukkan bahwa balita yang kekurangan asupan protein hewani memiliki risiko 1,6 kali lebih besar untuk mengalami stunting. Beberapa sumber protein hewani, seperti ikan, susu, daging, telur, dan unggas, masing-masing mengandung vitamin dan mineral yang beragam. Misalnya, hati ayam atau sapi kaya akan vitamin A, vitamin B12, folat, seng, dan zat besi, sementara telur memiliki kandungan vitamin A, B12, dan seng yang tinggi meski kandungan zat besi dan kalsiumnya lebih rendah.
Konsumsi protein hewani yang bervariasi ini terutama dianjurkan bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak di bawah dua tahun (baduta), balita, dan ibu menyusui, yang berada dalam periode penting 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Pada masa ini, asupan gizi yang tepat dapat membantu mencegah risiko gizi buruk dan stunting, serta mendukung pertumbuhan optimal di masa depan.
Pada hari Selasa, 29/10, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalurahan Nglipar bersama anggota TPPS dari Kapanewon Nglipar melaksanakan monitoring program "Sehari 2 Telur" di wilayah Kalurahan Nglipar. Program ini dimulai pada Juni 2024 dan direncanakan berlangsung hingga pertengahan November 2024, dengan sasaran utama ibu hamil, baduta, dan balita. Sebanyak 157 penerima manfaat program tersebar di tujuh kalurahan di Kapanewon Nglipar dengan rincian berikut:
1. Kalurahan Natah: 19 keluarga
2. Kalurahan Pilangrejo: 21 keluarga
3. Kalurahan Kedungpoh: 25 keluarga
4. Kalurahan Pengkol: 22 keluarga
5. Kalurahan Kedungkeris: 15 keluarga
6. Kalurahan Nglipar: 30 keluarga
7. Kalurahan Katongan: 25 keluarga
Program ini didanai dari anggaran keistimewaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Perwakilan BKKBN DIY. Dalam kunjungan monitoring tersebut, hadir Sekretaris TPPS Kapanewon Nglipar, Ir Sulistiyana; Lurah Nglipar, Samsuri, SPd; Ketua TP PKK Kalurahan Nglipar, Sri Windarti; PKB Kalurahan Nglipar, Fameliya Fajar Sayekti, SPd; Babinkamtibmas Nglipar; serta kader dan Pokja Kampung KB Kalurahan Nglipar.
Program "Sehari 2 Telur" berjalan lancar dan dirasakan manfaatnya oleh para penerima. Salah satu penerima manfaat, Ibu Atika Juliasari, yang memiliki anak baduta, menyatakan bahwa program ini sangat membantu dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Dalam sambutannya, Lurah Samsuri mengimbau seluruh keluarga dengan balita untuk lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka dengan mengikuti kegiatan posyandu, menyediakan asupan gizi yang seimbang, memberikan keteladanan, dan mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
Harapan besar disampaikan agar program ini dapat berlanjut di masa depan dan memberikan manfaat yang lebih luas. Melalui upaya ini, diharapkan dapat lahir generasi yang sehat dan berkualitas, serta mampu mencapai target penurunan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul.[]
0 Comments