GARDU CENDINI di Kapanewon Tanjungsari

Oleh: Retno Setyowati (PLKB Kap Tanjungsari)

Remaja berada pada rentang usia 10-18 tahun, yang di Indonesia mencapai 18% dari jumlah penduduk dunia atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Masa remaja adalah periode pertumbuhan dan perkembangan pesat, baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan kecenderungan mencoba hal-hal baru, remaja terkadang membuat keputusan tergesa-gesa, seperti menikah di usia muda atau pernikahan dini.


Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

PIK-R adalah wadah kegiatan program Generasi Berencana (GenRe) yang dikelola oleh dan untuk remaja. Melalui PIK-R, remaja bisa mendapatkan informasi dan konseling seputar kesehatan reproduksi serta perencanaan kehidupan keluarga yang lebih matang. Salah satu kegiatan PIK-R adalah program "Gardu Cendini" (Gerakan Terpadu Cegah Pernikahan Dini), yang bertujuan untuk mengedukasi remaja agar menghindari pernikahan dini.

Melalui pertemuan PIK-R CAKARA di Padukuhan Kayubimo, Kalurahan Kemadang, pada Rabu, 25/09, PLKB Kapanewon Tanjungsari memberikan materi Gardu Cendini guna mencegah pernikahan dini di kalangan remaja. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kata Retno Setyowati, PLKB pembina, pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan sebelum usia reproduktif ideal, yaitu:

- Untuk perempuan: di bawah 21 tahun

- Untuk laki-laki: di bawah 25 tahun

Pernikahan di bawah usia ini dianggap belum siap, baik dari aspek ekonomi, pendidikan, maupun mental, sehingga meningkatkan risiko perceraian. Selain itu, pernikahan dini mengancam hak-hak anak untuk tumbuh sehat dan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. 


Faktor Penyebab Pernikahan Dini

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini antara lain:

1. Faktor Sosial: Pandangan sosial di beberapa komunitas yang menganggap pernikahan dini sebagai hal wajar.

2. Faktor Pendidikan: Kurangnya akses pendidikan menyebabkan pemahaman yang minim tentang konsekuensi pernikahan dini.

3. Faktor Ekonomi: Keterbatasan ekonomi sering menjadi alasan orang tua menikahkan anak mereka di usia muda.

4. Faktor Budaya: Adat atau tradisi tertentu dapat mendorong terjadinya pernikahan dini.

5. Faktor Orangtua: Tekanan dari orangtua untuk menikah di usia dini.

6. Faktor Diri Sendiri: Kematangan emosional remaja yang belum sempurna.

7. Faktor Lingkungan: Tempat tinggal yang kurang mendukung perkembangan anak.


Dampak Negatif Pernikahan Dini pada Berbagai Aspek

Pernikahan dini berpotensi menimbulkan dampak negatif pada beberapa aspek kehidupan, antara lain:

1. Ekonomi  

   Pasangan muda umumnya belum memiliki penghasilan tetap sehingga sulit memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, daya saing dalam memperoleh pekerjaan formal dan jenjang karier yang baik juga rendah.

2. Sosial  

   Menikah di usia muda dapat menimbulkan stigma sosial, termasuk pandangan negatif dari masyarakat sekitar.

3. Psikologis  

   Remaja yang menikah dini lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan trauma.

4. Pendidikan  

   Pernikahan dini seringkali mengakibatkan putus sekolah dan berpengaruh pada pendidikan anak-anak di masa depan. Orang tua yang menikah muda cenderung belum memiliki kedewasaan untuk mendidik anak dengan efektif, sehingga aspek intelektual dan pengasuhan anak menjadi kurang optimal.

5. Kesehatan  

   Dampak kesehatan dari pernikahan dini dapat mempengaruhi kondisi fisik dan reproduksi, seperti:

   - Risiko infeksi menular seksual

   - Komplikasi kehamilan dan persalinan

   - Bayi lahir prematur, berat badan rendah, atau berisiko stunting

   - Risiko kanker leher rahim

   - Tingginya angka kematian ibu dan janin

   - Rendahnya perawatan kehamilan karena kurangnya pengetahuan gizi yang memadai


Langkah-langkah Pencegahan Pernikahan Dini untuk Remaja

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pernikahan dini antara lain:

1. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi seputar dampak pernikahan dini.

2. Memberikan wawasan kepada orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan formal bagi remaja.

4. Memberikan edukasi kesehatan reproduksi.

5. Mempromosikan Pendidikan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) agar remaja memahami usia ideal untuk menikah.


Gardu Cendini melalui Forum PIK-R

Gardu Cendini bertujuan untuk mendorong anggota PIK-R agar memiliki kesadaran dalam merencanakan usia pernikahan dan menghindari pernikahan dini. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat:

- Meningkatkan kemampuan remaja dalam mengembangkan program GenRe.

- Mendorong kreativitas dan inovasi dalam menyusun program.

- Menarik minat remaja untuk aktif dalam kegiatan dan pengelolaan PIK-R.

Pencegahan pernikahan dini penting untuk menghindari berbagai masalah, seperti kekerasan dalam rumah tangga, putus sekolah, dan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Dalam penutupan pertemuan ini, PLKB Kapanewon Tanjungsari mengajak anggota PIK-R yang hadir untuk menyampaikan salam GenRe bersama-sama dan mengingatkan, “Rencanakan masa depanmu, karena dengan perencanaan yang baik, semua akan menjadi lebih mudah.”

Salam BKKBN, Berencana Itu Keren![]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine