BKKBN DIY Monev Capaian Elsimil dan SIGA di Kapanewon Saptosari, Andi Ritamariani: "Jangan Berbangga Dulu...! Tetaplah Konsisten...!"

Oleh: Ervina Budiati, SAP (Pramusaji Kap Saptosari)


SAPTOSARI | Verval atau verifikasi dan validasi data yang dilakukan BKKBN guna untuk mempertajam data atau update data dari PK21 (Pendataan Keluarga Tahun 2021) dan PK22 (Pendataan Keluarga Tahun 2022) telah sampai pada tahap pemutakhiran data oleh kader TPK kalurahan. 

Verval 2023 ini menggunakan aplikasi yang dapat didownload melalui Playstore pada smartphone masing-masing kader pendata. Hal ini sangat memudahkan kader dalam melakukan update data atau pemutakhiran data. Batas akhir pendataan verval 2023 ini adalah sampai akhir  Oktober 2023 sehingga kader pendata memiliki waktu 1 bulan untuk melakukan pemutakhiran. Adapun sasaran pemutakhiran Verval 2023 ini adalah PUS baru, PUS hamil, PUS yang memiliki anak baduta, dan PUS yang memiliki anak balita.

Beberapa poin hasil monev tsb antara lain sbb:

1. Monitoring dan Evaluasi Kepala Perwakilan BKKBN DIY

Dra Andi Ritamariani, MPd beserta rombongan dari Perwakilan BKKBN DIY melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi terkait dengan Verifikasi dan Validasi Keluarga Resiko Stunting 2023 di Kapanewon Saptosari. Turut hadir pula dalam kegiatan tsb kader pendata Verval 2023 Kapanewon Saptosari yang berjumlah 5 kader, dikarenakan tidak semua Kalurahan yang ada di Saptosari menjadi lokus Verval 2023. 

Dalam acara ini banyak perbincangan yang dilakukan kader pendata dengan Kepala Perwakilan BKKBN DIY terkait dengan susah dan senangnya menjadi kader pendata. Tetapi kader merasa sangat diuntungkan dan dimudahkan oleh aplikasi yang dengan mudah diinstal pada smartphone masing-masing kader pendata. Demikian pula jika terdapat senang pasti ada susah atau sulitnya saat di lapangan, yaitu masyarakat Saptosari yang mayoritas sebagai petani tidak dapat langsung ditemui oleh kader pendata, terkadang kader pendata harus datang 2 atau 3 kali kunjungan baru dapat melakukan wawancara dan mengupdate data. Namun kader juga tidak patah semangat. Mereka melakukan kegiatan ini dengan tulus dan rasa cinta terhadap program Banggakencana, sehingga hal ini tidak lantas menjadi beban kader pendata.

2. Elsimil dan SIGA

Aplikasi Elsimil dan SIGA adalah dua aplikasi yang tak kalah pentingnya bagi BKKBN dalam rangka untuk menurunkan angka stunting di Indonesia pada umumnya. Aplikasi Elsimil merupakan apliksi "Elektronik Siap Nikah dan Hamil", yang bertujuan untuk deteksi dini kesehatan pasangan calon pengantin untuk mitigasi resiko melahirkan bayi stunting. Dalam aplikasi ini, pasangan calon pengantin memasukkan data skrining kesehatan seperti usia, status gizi, berat dan tinggi badan,ukuran lingkar lengan atas, lingkar perut dan kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini sangat mudah didapatkan di Puskesmas, Puskesmas pembantu, klinik swasta, bidan atau dokter terdekat. 

Kemudian dalam aplikasi ini juga akan muncul sertifikat pasangan calon pengantin. Jika di Kapanewon Saptosari, sertifikat Elsimil ini menjadi salah satu syarat untuk mendaftarkan calon pengantin di KUA. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin apakah pasangan tersebut sudah ideal atau beresiko. Jika sertifikat menunjukkan pasangan tersebut BERESIKO, pihak KUA tidak akan melarang pernikahan tersebut, namun pihak KUA dan TPK akan memberikan edukasi agar mereka menunda kehamilan terlebih dahulu agar anak yang dikandung atau dilahirkan nantinya terhindar dari risiko stunting.

Di Kapanewon Saptosari TPK, memang banyak yang belum update data pada aplikasi Elsimil ini, dikarenakan kader yang tidak hanya mengampu 1 pekerjaan saja, namun kader juga merangkap sebagai kader "2 Telor Sehari" (program melalui Dana Keistimewaan untuk menurunkan angka stunting, kerjasama BKKBN DIY dan Disperindagkop DIY), kemudian juga merangkap sebagai kader PMT lokal dari Puskesmas, sehingga pengisian atau update data pada aplikasi Elsimil khususnya di Saptosari ini prosentasenya masih rendah. Hal inilah yang menjadi tolak ukur Kepala Perwakilan BKKBN DIY untuk melakukan evaluasi lebih lanjut agar prosentase Elsimil di Kapanewon Saptosari menjadi bagus atau 100%.

“Untuk aplikasi SIGA (Sistem Informasi Keluarga), Kapanewon Saptosari sudah melakukan update data dan input data R/1/Poktan atau kegiatan dengan baik dan sudah semua poktan terupdate datanya”, ujar Dra Andi Ritamariani, MPd, selaku Kepala Perwakilan BKKBN DIY. 

Namun hal ini juga jangan kemudian membuat PKB Kapanewon Saptosari merasa puas dan bangga, karena kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan setiap bulan, jadi alangkah baiknya jika PKB Kapanewon Saptosari terus konsisten dalam mengupdate data R1 Poktan sesuai dengan kegaitan yang dilaksanakan di lapangan. Demikian Andi menekankan. 


Terdapat 23 poktan BKB (Bina Keluarga Balita), 3 BKR (Bina Keluarga Remaja), 11 BKL (Bina Keluarga Lansia) dan 11 Poktan UPPKA yang tersebar di seluruh wilayah Kapanewon Saptosari, sedangkan PKB Kapanewon Saptosari hanya 3 personil dibantu dengan 1 pramusaji. Hal ini juga menjadi tantangan yang besar untuk dapat melaksanakan atau mendampingi kegiatan poktan-poktan saat berkegiatan. Namun kader PPKBD dan S,ub PPKBD atau IMP di Kapanewon Saptosari sudah diberikan bekal untuk dapat memberikan pendampingan dan penyuluhan agar saat pertemuan poktan-poktan tersebut dapat melakukan pengarahan atau memberikan penyuluhan sesuai dengan materi yang relevan.

Acara diakhiri dengan diskusi dan ramah tamah bersama di Pantai Ngrenehan, Kanigoro, Saptosari.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine