Disiarkan Live Geronimo FM Jogja, Monev "BANTU BANTING" di Kalurahan Ngawu, Playen

Oleh: Drs Edy Pranoto (PKB Kap Playen)

YOGYAKARTA | Perwakilan BKKBN DIY bersama dengan Dinas Koperasi & UKM DIY melakukan monev terkait progres pengembangan aplikasi "Bantu Banting", Kegiatan Dua Telur Sehari bagi Keluarga Resiko Stunting (KRS) di Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Selasa (26/09/2023).

Dalam kegiatan yang disiarkan live Geronimo 106.1 FM Jogja itu dilakukan dialog dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) sekaligus Kader distribusi telur terkait capaian kegiatan dan kendala-kendala yang ditemukan di lapangan.





Eni Pudjiastuti selaku TPK Kalurahan Ngawu menyampaikan distribusi telur selama 8 minggu ke KRS berjalan lancar dan ada peningkatan yang cukup signifikan terhadap perkembangan BB & TB pada sasaran yang dibantu. Harapannya sistem pelaporan dalam aplikasi Bantu Banting bisa disempurnakan sehingga  sehingga mempermudah Kader TPK didalam pecatatan kegiatan pendistribusian telur pada sasaran semakin lancar.


Pada saat yang sama juga dilakukan kunjungan ke salah satu sasaran KRS yang mendapat bantuan untuk melakukan konfirmasi sekaligus memastikan bantuan diterima dan dikonsumsi oleh sasaran.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kabid Layanan Kewirausahaan KUKM Dinas Koperasi  & UKM DIY, Wisnu Hermawan, SP, MT, Tim Teknis dan IT Perwakilan BKKBN DIY, Irfan Munawir, SKom, Subbid  Bina BKB, Utomo, Koordinator PKB Kap Playen, Drs Edy Pranoto, dan kader TPK Kalurahan Ngawu, Eni Pudjiastuti.

Dalam kesempatan sambutannya, Utomo menjelaskan bahwa angka stunting di kabupaten Gunungkidul berdasarkan hasil SSGI tahun 2022 justru mengalami peningkatan menjadi 23,5 %. Oleh karena itu beliau berharap agar program bantuan telur sehari dua butir bagi ibu hamil dan baduta resiko stunting dapat mencegah terjadinya stunting diusia 1000 HPK. Disampaikan pula dengan bantuan telur dua butir perhari ini akan memberikan kesadaran bagi ibu hamil dan ibu baduta untuk memperhatikan pentingnya asupan gizi yang bersumber dari protein hewani khususnya.

Program bantuan telur 2 butir perhari bagi ibu hamil dan baduta beresiko stuting merupakan pilot project pertama di Idonesia, dan Gunungkidul menjadi sasaran penerima terbesar hampir 60 % dari seluruh kalurahan yang ada di DIY, kata Wisnu Hermawan dalam sambutannya.   Di masa mendatang bila bantuan telur ini mempunyai efek yang signifikan terhadap penurunan angka stunting, maka dimungkinkan program ini diperpanjang dan diperluas sasarannya. Beliau melihat bahwa program bantuan telur sehari dua butir bukan hanya untuk perbaikan gizi, namun lebih jauh akan membangkitkan kreativitas bagi kelompok UPPKA dalam mengolah telur menjadi bahan makanan yang disukai oleh ibu hamil dan baduta, demikian Wisnu. 

Lebih jauh dikatakan Wisnu, bahwa bantuan telur dua butir perhari juga akan memberikan kesempatan lebih luas bagi para peternak lokal untuk memproduksi telur ras lebih banyak lagi.

Sementara itu, Irfan Munawir, SKom, mengatakan bahwa pelaporan bantuan telur dua butir perhari bagi ibu hamil dan baduta risiko stunting melibatkan banyak pihak, mulai dari Perwakilan BKKBN DIY, Kominfo DIY, Dinas Koperasi  & UKM DIY, pihak programer aplikasi Sibakul, Group WA Bantu Banting se-DIY. Harapannya monitoring dan evaluasi progres intervensi pencegahan stunting mudah dilakukan melalui aplikasi yang digunakan.

Dialog yang dipandu oleh Prita, penyiar Radio Geronimo 106.1 FM, Yogyakarta, itu diakhiri dengan closing statement tentang pentingnya memperhatikan makanan bergizi terutama protein hewani bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di usia 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine