Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Girisubo)
GIRISUBO | Dalam rangka memeringati HUT RI ke 78, Kapanewon Girisubo menyelenggarakan lomba pengagungan yang diikuti oleh 8 kalurahan se-Kapanewon Girisubo. Lomba pengagungan yang digelar di wilayah Kapanewon Girisubo merupakan wujud konkret dari rasa syukur dan kebanggaan atas nikmat kemerdekaan yang telah dirasakan selama 78 tahun. Kegiatan ini menjadi cerminan dari semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang mengakar dalam diri setiap warga Girisubo.
Sebagai ungkapan syukur, lomba pengagungan menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa. Ini adalah bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang telah membawa Indonesia menuju kemerdekaan.
Melalui berbagai penampilan seni dan budaya yang memukau, presentasi kemajuan program kesehatan, program Bangga Kencana, gebyar UMKM, dsb lomba ini menggambarkan bagaimana masyarakat Girisubo menyambut HUT RI dengan penuh antusiasme dan semangat positif. Setiap tarian, pertunjukan drama, pameran seni, sampling rumah sehat, simulasi poktan (kelompok kegiatan), dsb, adalah cara bagi mereka untuk mengenang sejarah, menunjukkan rasa cinta kepada tanah air, nusa bangsa, serta mengekspresikan rasa syukur atas nikmat 78 tahun kemerdekaan melalui partisipasi dalam pembangunan.
Dengan semangat diwarnai oleh nilai-nilai nasionalisme dan rasa syukur, lomba pengagungan ini mengajarkan pentingnya menghargai dan merayakan setiap momen kemerdekaan. Hal ini juga memupuk semangat kebersamaan dan persatuan di tengah keragaman budaya yang ada di Girisubo.
Melalui ekspresi perayaan HUT RI ke-78 dengan lomba pengagungan, warga Kapanewon Girisubo tidak hanya merayakan sejarah Kemerdekaan RI, tetapi juga menyemai semangat kebangsaan yang akan terus berkobar di hati generasi mendatang.
Penilaian
Atau misalnya untuk sampel sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), maka yang akan dilihat oleh juri di situ adalah potensi ekonomi masyarakat wilayah di dalam menyumbangkan pembangunan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penilaian meliputi kualitas produk, inovasi, dan kontribusi terhadap ekosistem ekonomi wilayah, dst.
Setelah sesi penilaian, para juri akan kembali ke balai padukuhan untuk melanjutkan acara. Pada sesi selanjutnya, disampaikan pesan dan kesan dari tim penilai yang terdiri dari berbagai sektor terkait di Kapanewon Girisubo tentang hasil penilaian mereka. Pesan dan kesan disampaikan oleh Panewu Girisubo, membacakan rangkuman hasil penilaian, di mana di situ Panewu memberikan umpan balik yang berharga kepada masyarakat padukuhan sampel serta berbagi pandangan tentang kemajuan-kemajuan pembangunan yang telah dilihat dan dinilai.
Hampir di setiap sesi pesan dan kesan, Panewu menegaskan pentingnya melunasi kewajiban membayar pajak. Menurut Slamet Winarno, pajak adalah modal dan fondasi penting untuk membangun wilayah. Pesan ini mengingatkan masyarakat akan tanggung jawab kolektif dalam pembangunan, di mana pembayaran pajak menjadi investasi nyata bagi perkembangan infrastruktur, layanan publik, dan kesejahteraan bersama. Dengan mematuhi kewajiban pajak, kata Slamet, masyarakat berkontribusi langsung dalam memajukan Girisubo dan merasakan manfaat dari pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Panewu sangat bersyukur, bahwa sejauh ini semua kalurahan taat dalam menyetorkan pajak sebelum jatuh tempo, dan ini perlu terus dipertahankan.
Pesan kepada Para Perantau
Dalam berbagai sambutan di acara pengagungan, Slamet selalu menceritakan ihwal hasil pertemuannya dengan warga Girisubo di perantauan beberapa waktu lalu. Para perantau itu juga tergabung dalam IKG (Ikatan Keluarga Gunungkidul). Dikatakan oleh Slamet, bahwa ia menyampaikan pesan yang penuh inspirasi dan harapan. Slamet membangun jembatan antara kampung halaman dan tempat perantauan, mengajak mereka untuk berkontribusi dalam memajukan Girisubo dengan berbagai cara yang berdampak positif.
Slamet sangat mengapresiasi kesuksesan yang telah mereka raih di tempat perantauan. Ia merangkul mereka sebagai contoh inspiratif bagi para saudara di Girisubo. Panewu mengingatkan bahwa sukses yang diraih perantau asal Girisubo adalah cerminan dedikasi, kerja keras, dan semangat tak kenal lelah. Namun, Slamet menekankan bahwa kesuksesan ini harus menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi perkembangan kampung halaman.
"Saya telah mendorong warga perantau untuk turut serta dalam pembangunan Girisubo. Saya ingatkan bahwa kesuksesan yang mereka raih harus digunakan untuk menebar manfaat di kampung halaman. Melalui berbagai cara, baik berupa pengembangan usaha, pelatihan keterampilan, maupun kontribusi sosial, warga perantau dapat berperan nyata dalam memajukan Girisubo," kata Slamet.
Ditegaskan oleh Slamet, bahwa pesan ini sebenarnya dalam rangka menggugah semangat komunitas Girisubo, mengajak semua pihak untuk bersama-sama merangkul potensi dan mengatasi tantangan yang ada. "Harus menjadi komitmen bersama, bahwa semangat gotong royong, kepedulian, dan kebersamaan adalah kunci dalam mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan di kampung halaman," tambah Panewu.
Slamet memberikan contoh yang kecil namun konkret, misalnya jika punya modal dana, tanam saja di kampung halaman sebagai investasi. Atau jika pas pulang ke kampung halaman, belilah sebanyak-banyaknya produk lokal yang dihasilkan oleh pegiat UMKM di kampung halaman.
Kegiatan seremoni lomba pengagungan ini selalu mencapai puncaknya dengan sambutan pelepasan yang tulus dari lurah setempat. Dalam momen ini, suasana haru dan terima kasih terpancar jelas dari raut wajah semua yang hadir. Tentu saja, semua lurah dalam sambutannya memberikan penghargaan kepada tim juri, dengan dipimpin Panewu, yang telah mendukung dan menjadi bagian integral dari acara ini.
Para lurah sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi tim juri yang telah memberikan waktu dan penilaian yang mendalam dalam setiap penampilan. Betapa pun juga harus diakui bahwa peran mereka (tim juri) merupakan elemen penting dalam menjaga kualitas serta integritas acara tahunan (lomba pengagungan) ini. Keberadaan tim juri telah memberikan dimensi objektivitas dan profesionalisme yang tak ternilai harganya.
Sebelum pulang ke tempat kerja (kantor kapanewon), Panewu dan segenap tim juri selalu terlebih dulu diajak menikmati sajan makan siang atau makan sore dengan aneka menu khas pedesaan yang sehat, bervitamin, mengandung gizi tinggi, dan berbahan lokal.
Sebagai ungkapan syukur, lomba pengagungan menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa. Ini adalah bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang telah membawa Indonesia menuju kemerdekaan.
Melalui berbagai penampilan seni dan budaya yang memukau, presentasi kemajuan program kesehatan, program Bangga Kencana, gebyar UMKM, dsb lomba ini menggambarkan bagaimana masyarakat Girisubo menyambut HUT RI dengan penuh antusiasme dan semangat positif. Setiap tarian, pertunjukan drama, pameran seni, sampling rumah sehat, simulasi poktan (kelompok kegiatan), dsb, adalah cara bagi mereka untuk mengenang sejarah, menunjukkan rasa cinta kepada tanah air, nusa bangsa, serta mengekspresikan rasa syukur atas nikmat 78 tahun kemerdekaan melalui partisipasi dalam pembangunan.
Dengan semangat diwarnai oleh nilai-nilai nasionalisme dan rasa syukur, lomba pengagungan ini mengajarkan pentingnya menghargai dan merayakan setiap momen kemerdekaan. Hal ini juga memupuk semangat kebersamaan dan persatuan di tengah keragaman budaya yang ada di Girisubo.
Melalui ekspresi perayaan HUT RI ke-78 dengan lomba pengagungan, warga Kapanewon Girisubo tidak hanya merayakan sejarah Kemerdekaan RI, tetapi juga menyemai semangat kebangsaan yang akan terus berkobar di hati generasi mendatang.
Digelar Selama 4 Hari Berturut-turut
Acara lomba pengagungan ini digelar selama 4 hari berturut-turut, sejak Senin hingga Kamis, 7-10 Agustus 2023. Tim penilai adalah dari Kapanewon Girisubo yang dipimpin oleh Panewu, Slamet Winarno, SSos, MM beserta jajaran Forkompinkap (Kapolsek, Danposmil), serta pelbagai unsur terkait di tingkat kapanewon, baik dari Puksemas, KUA, Korwil Diknas, BPKB, dan sebagainya.
Dalam kurun 4 hari tsb, Panewu beserta tim penilai berkunjung secara maraton di setiap padukuhan sampel. Senin (7/8) tim berkunjung ke Karanggede A, Jerukwudel dan Ngepoh, Nglindur. Adapun Selasa (8/8), lokasi kunjungannya adalah di Bandung, Songbanyu dan Wotawati, Nglindur. Rabu (9/8), tim mengunjungi Nanas, Tileng dan Bandung, Karangawen, sementara terakhir, Kamis (10/8), tim bertandang ke Karanglor, Jepitu dan Ngrombo, Balong.
Umumnya, di setiap kalurahan yang dikunjungi, hadir menyambut kedatangan tim lurah setempat beserta segenap jajarannya, baik para aparat di tingkat kalurahan beserta staf, dukuh-dukuh, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para kader poktan (kelompok kegiatan), serta masyarakat umum.
Pola penilaian acara lomba pengagungan dalam rangka perayaan HUT RI ke-78 di wilayah Kapanewon Girisubo selalu hampir sama di setiap tahunnya, yang mencerminkan pendekatan seremonial yang melibatkan partisipasi luas masyarakat setempat. Dalam upaya untuk mengungkapkan rasa syukur dan menghargai nikmat kemerdekaan, acara ini memiliki rangkaian penilaian yang konsisten di setiap kalurahan, mencakup aspek-aspek beragam yang melibatkan seluruh spektrum sosial budaya masyarakat setempat.
Seremoni dimulai doa, pembukaan, atraksi budaya dalam rangka penyambutan tamu, lalu sambutan oleh Panewu Girisubo. Setelah itu, acara diteruskan dengan kunjungan ke rumah atau sentra-sentra kegiatan sampel di wilayah padukuhan tsb, misalnya sampel rumah sehat, sentra UMKM, sentra poktan, dan sebagainya. Pada tahap ini, para juri dan tim penilai menilai kekreatifan dan usaha dalam mendekorasi atau menata rumah, sentra kegiatan, sesuai dengan tema atau bidang yang terkait. Misalnya untuk sampel rumah sehat, maka di situ harus ditampilkan atau di tata suasana rumah, kamar tidur, dapur, kamar mandi, dsb, yang mencerminkan kondisi sehat yang ideal.
Seremoni dimulai doa, pembukaan, atraksi budaya dalam rangka penyambutan tamu, lalu sambutan oleh Panewu Girisubo. Setelah itu, acara diteruskan dengan kunjungan ke rumah atau sentra-sentra kegiatan sampel di wilayah padukuhan tsb, misalnya sampel rumah sehat, sentra UMKM, sentra poktan, dan sebagainya. Pada tahap ini, para juri dan tim penilai menilai kekreatifan dan usaha dalam mendekorasi atau menata rumah, sentra kegiatan, sesuai dengan tema atau bidang yang terkait. Misalnya untuk sampel rumah sehat, maka di situ harus ditampilkan atau di tata suasana rumah, kamar tidur, dapur, kamar mandi, dsb, yang mencerminkan kondisi sehat yang ideal.
Atau misalnya untuk sampel sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), maka yang akan dilihat oleh juri di situ adalah potensi ekonomi masyarakat wilayah di dalam menyumbangkan pembangunan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penilaian meliputi kualitas produk, inovasi, dan kontribusi terhadap ekosistem ekonomi wilayah, dst.
Setelah sesi penilaian, para juri akan kembali ke balai padukuhan untuk melanjutkan acara. Pada sesi selanjutnya, disampaikan pesan dan kesan dari tim penilai yang terdiri dari berbagai sektor terkait di Kapanewon Girisubo tentang hasil penilaian mereka. Pesan dan kesan disampaikan oleh Panewu Girisubo, membacakan rangkuman hasil penilaian, di mana di situ Panewu memberikan umpan balik yang berharga kepada masyarakat padukuhan sampel serta berbagi pandangan tentang kemajuan-kemajuan pembangunan yang telah dilihat dan dinilai.
Hampir di setiap sesi pesan dan kesan, Panewu menegaskan pentingnya melunasi kewajiban membayar pajak. Menurut Slamet Winarno, pajak adalah modal dan fondasi penting untuk membangun wilayah. Pesan ini mengingatkan masyarakat akan tanggung jawab kolektif dalam pembangunan, di mana pembayaran pajak menjadi investasi nyata bagi perkembangan infrastruktur, layanan publik, dan kesejahteraan bersama. Dengan mematuhi kewajiban pajak, kata Slamet, masyarakat berkontribusi langsung dalam memajukan Girisubo dan merasakan manfaat dari pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Panewu sangat bersyukur, bahwa sejauh ini semua kalurahan taat dalam menyetorkan pajak sebelum jatuh tempo, dan ini perlu terus dipertahankan.
Pesan kepada Para Perantau
Dalam berbagai sambutan di acara pengagungan, Slamet selalu menceritakan ihwal hasil pertemuannya dengan warga Girisubo di perantauan beberapa waktu lalu. Para perantau itu juga tergabung dalam IKG (Ikatan Keluarga Gunungkidul). Dikatakan oleh Slamet, bahwa ia menyampaikan pesan yang penuh inspirasi dan harapan. Slamet membangun jembatan antara kampung halaman dan tempat perantauan, mengajak mereka untuk berkontribusi dalam memajukan Girisubo dengan berbagai cara yang berdampak positif.
Slamet sangat mengapresiasi kesuksesan yang telah mereka raih di tempat perantauan. Ia merangkul mereka sebagai contoh inspiratif bagi para saudara di Girisubo. Panewu mengingatkan bahwa sukses yang diraih perantau asal Girisubo adalah cerminan dedikasi, kerja keras, dan semangat tak kenal lelah. Namun, Slamet menekankan bahwa kesuksesan ini harus menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi perkembangan kampung halaman.
"Saya telah mendorong warga perantau untuk turut serta dalam pembangunan Girisubo. Saya ingatkan bahwa kesuksesan yang mereka raih harus digunakan untuk menebar manfaat di kampung halaman. Melalui berbagai cara, baik berupa pengembangan usaha, pelatihan keterampilan, maupun kontribusi sosial, warga perantau dapat berperan nyata dalam memajukan Girisubo," kata Slamet.
Ditegaskan oleh Slamet, bahwa pesan ini sebenarnya dalam rangka menggugah semangat komunitas Girisubo, mengajak semua pihak untuk bersama-sama merangkul potensi dan mengatasi tantangan yang ada. "Harus menjadi komitmen bersama, bahwa semangat gotong royong, kepedulian, dan kebersamaan adalah kunci dalam mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan di kampung halaman," tambah Panewu.
Slamet memberikan contoh yang kecil namun konkret, misalnya jika punya modal dana, tanam saja di kampung halaman sebagai investasi. Atau jika pas pulang ke kampung halaman, belilah sebanyak-banyaknya produk lokal yang dihasilkan oleh pegiat UMKM di kampung halaman.
Para lurah sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi tim juri yang telah memberikan waktu dan penilaian yang mendalam dalam setiap penampilan. Betapa pun juga harus diakui bahwa peran mereka (tim juri) merupakan elemen penting dalam menjaga kualitas serta integritas acara tahunan (lomba pengagungan) ini. Keberadaan tim juri telah memberikan dimensi objektivitas dan profesionalisme yang tak ternilai harganya.
Sebelum pulang ke tempat kerja (kantor kapanewon), Panewu dan segenap tim juri selalu terlebih dulu diajak menikmati sajan makan siang atau makan sore dengan aneka menu khas pedesaan yang sehat, bervitamin, mengandung gizi tinggi, dan berbahan lokal.
Hasil dari lomba pengagungan dalam rangka HUT RI ke 78 ini akan disampaikan pada malam puncak peringatan di momen tirakatan. Kalurahan mana yang akan jadi juaranya? Kita tunggu saja.(*)
0 Comments