Oleh: Ir Sihana Yuliarto (PKB Kap Tanjungsari)
Program keluarga berencana (KB) merupakan program yang berskala nasional dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk di suatu negara. Program KB sudah ada di Indonesia sejak tahuan 1970an.
Tunjuan khusus program KB sendiri ada 3 hal, yaitu:
1. Menunda kehamilan
Menunda kehamilan diperuntukkan bagi pasangan usia subur (PUS), yang usianya (perempuan) masih dibawah 21 tahun, dikarenakan organ reproduksinya belum siap untuk hamil, maka perlu mengikuti program KB untuk menunda kehamilan sampai organ reproduksinya sudah siap yaitu usia 21 tahun ke atas. Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat perlu diperhatikan. Untuk menunda kehamilan disarankan memakai kontrasepsi efektif yang apabila dihentikan pemakaiannya kesuburan segera muncul.
Jenis kontrasepsi yang dapat digunakan antara lain: kondom, pil KB, impan, atau IUD
2. Menjarangkan kehamilan
Mengatur jarak kehamilan antara anak yang pertama dengan berikutnya minimal 3 tahun. Ini dimaksudkan mempersiapkan organ reproduksi si ibu siap untuk hamil kembali, juga memberi kesempatan anak untuk menerima asupan gizi secara maksimal, sehingga perkembangan tumbuh dan kembang anak berjalan optimal. Konsumsi makanan secara kualitas maupun kuantitas ibu hamil perlu diperhatikan guna memenuhi kebutuhan gizi janin yang ada di dalam rahim. Makan makanan yang mengadung gizi beragam (kalsium, protein, lemak, karbohidrat, dan laian-lain) perlu dilakukan ibu hamil, juga mempertimbangakan kuantitas/porsi nya.
Untuk mengatur jarak kehamilan dapat dilakukan dengan ber-KB dengan menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektivitas tinggi, dan apabila dihentikan pemakaiannya kesuburan cepat muncul. Jenis kontrasepsi yang disarankan sama dengan pada saat menunda kehamilan (lihat poin 1).
3. Menghentikan kehamilan
Mengentikan kehamilan disini dimaksudkan, mendorong PUS agar hamil pada usia reproduksi sehatnya yaitu antara usia 21 tahun sampai 35 tahun. Apabila sudah usia 35 tahun keatas diharapkan PUS untuk tidak hamil lagi, dikarenakan dimungkinkan akan melahirkan dengan penyulit (eklamsi, perdarahan, dll), juga beresiko terjadinya ibu melahirkan juga kematian bayi.
Untuk mewujudkan keberhasilan program KB, maka para PUS sangat disarankan untuk memakai alat kontrasepsi.
Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKB), metode kontrasepsi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Metode kontrasepsi jangka pendek antara lain: pil KB, suntikan KB, dan kondom
2. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), antara lain: IUD, implan, tubektomi, dan vasektomi (BKKBN, 2017)
Penggunaan kontrasepsi merupakan metode bagi PUS untuk mengontrol kehamilan (menunda, mengatur jarak, dan menghentikan), namun ternyata ada informasi yang kurang tepat di masyarakat, bahkan menjadi mitos tentang penggunaan kontrasepsi, yang membuat sebagian masyarakat menjadi ragu untuk menggunakan kontrasepsi tertentu.
Mitos dan fakta penggunaan kontrasepsi keluarga berencana antara lain:
1. Mitos: Penggunaan alat kontrasepsi bisa pengaruhi kesuburan di masa depan
Fakta: Kontrasepsi dapat mengatur kesuburan, namun jika pemakaiannya dihentikan maka kesuburan akan muncul kembali. Cepat atau lambatnya munculnya kesuburan sangat bergantung pada jenis kontrasepsi yang digunakan.
Untuk kontrasepsi pil KB dan IUD (spiral), kesuburan akan segera muncul setelah dihentikan pemakaiannya, sedangkan kontrasepsi suntikan membutuhkan 3-6 bulan untuk mengembalikan kesuburannya.
2. Mitos: Kontrasepsi hanya dibutuhkan perempuan hingga berusia 35 tahun
Fakta: Selama belum memasuki usia menopouse seorang perempuan harus tetap memakai kontrasepsi sebagai bentuk merencanakan keluarga. Umumnya usia menopouse seorang perempuan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Sehingga kontrasepsi tidak hanya dibutuhkan sampai usia 35 tahun.
3. Mitos: pengghunaan alat kontrasepsi bisa bikin gemuk.
Fakta: Kontrasepsi dibagi dua jenis, yakni kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi non hormonal. Jenis kontrasepsi hormanal dapat meningkatkan berat badan, karena kontrasepsi hormonal mengadung hormon estrogen yang bisa mempengaruhi meningkatnya nafsu makan, tatapi kondisi ini tidak mesti terjadi ke semua pemakai kontrasesi hormonal. Terbukti tidak sedikit pemakai kontrasepsi hormonal yang tidak mempengaruhi pada perubahan berat badan secara siginikan. Sedangkan kontrasepsi non hormonal tidak berpengaruh pada berat badan pemakaiannya.
4. Mitos: Tidak perlu pakai kontrasepsi jika berhubungan intim hanya satu kali.
Fakta : Setiap berhubungan intim selalu ada kemungkinan kehamilan terjadi, sehingga walaupun hanya satu kali berhubungan intim, kehamilan tetap dapat terjadi. Maka apabila pasangan ingin menunda kehamilan, kontrasepsi wajib dipakai saat berhubungan intim.
5. Mitos: Kontrasepsi pIL KB hanya diminum pada saat berhubungan intim.
Fakta : Untuk mencegah kehamilan, kontrasepsi pil KB harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
Semoga dengan mengetahui dan memahami tentang mitos dan fakta seputar penggunaan kontrasepsi, segenap pasangan usia subur semakin mantap dalam mengikuti program KB, sehingga mereka bisa ikut serta berperan dalam upaya mewujudkan generasi berkualitas di masa yang akan datang, dan mepromosikan akan pentingnya merencanakan keluarga. Berencana itu keren...![]
0 Comments