Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (pkb Girisubo)
Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Panewu Girisubo Slamet Winarno, SSos, MM, Kapolsek Girisubo AKB Isnaeni, SH, Kabag TU Puskesmas Girisubo Nurul Huda, Danposmil Girisubo Hervianto, Panewu Anom Girisubo Mugiyanto, SSos, MSi, serta Koordinator PKB Sabrur Rohim SAg, MSI, ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah stunting yang masih relatif tinggi di wilayah Girisubo.
Dalam rapat koordinasi ini, Panewu Slamet Winarno mengajak berembug soal bagaimana cara memperbaiki situasi ini melalui pemberian permakanan kepada 100 anak di 8 kalurahan yang dipelopori oleh kepolisian ini dalam waktu-waktu ke depan. Pertemuan hari itu pun sebenarnya sebagai tindak lanjut dari kesepakatan di pertemuan sebelumnya soal rencana aksi ke sekian kalinya dalam hal pemberian permakanan, di mana salah satu yang jadi poin kesepakatannya adalah soal menu yang diberikan.
Menurut data yang diperoleh, Girisubo memiliki angka risiko stunting yang cukup tinggi pada anak-anaknya, meskipun di beberapa kapanewon lain kondisinya jauh lebih banyak angka kasusnya. Salah satu faktor penyebab tingginya risiko stunting ini adalah kurangnya gizi pada anak-anak di wilayah ini. Oleh karena itu, para anggota Forkompinkap dan lintas sektor telah memutuskan untuk melakukan pemberian permakanan kepada 100 anak di 8 kalurahan, yang telah teridentifikasi berisiko stunting.
Rapat koordinasi ini berlangsung dengan lancar dan sukses. Setelah memperoleh persetujuan dari semua pihak, para pemangku kepentingan kemudian membahas lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan program ini. Setelah melakukan perencanaan dan penilaian terhadap lokasi yang tepat untuk melakukan pemberian permakanan, para pemangku kepentingan berbagi tugas secara berkelompok menuju ke setiap kalurahan untuk melakukan persiapan. Lokasi di setiap balai kalurahan, dan di sana sejumlah keluarga sasaran sudah menunggu.
Pada saat yang sama, para warga Girisubo, terutama keluarga berisiko/berpotensi, menyambut baik program ini. Mereka berharap bahwa program ini akan memberikan dampak positif bagi anak-anak di wilayah mereka. Mereka juga berharap agar program ini dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh anak-anak di Girisubo. Hanya saja, menurut Panewu Slamet Winarno, program ini hanya berlangsung 3 bulan, terhitung sejak awal Februari kemarin.
Sebagai bagian dari pelaksanaan program, segenap lintas sektor Girisubo memang ikut aktif berpartisipasi dalam pemberian permakanan ini sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Dalam acara ini, disepakati bahwa setiap lintas sektor bertanggung jawab atas tugas dan fungsinya masing-masing. Pihak Polsek, misalnya, selain sebagai leading sector, juga bertanggung jawab untuk mengamankan acara ini dan memastikan tidak ada gangguan yang terjadi. Sementara itu, Puskesmas bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai untuk memberikan pemeriksaan kesehatan pada anak-anak yang menerima pemberian permakanan
Di wilayah-wilayah binaan, padukuhan sasaran, para penyuluh KB sebelumnya juga sudah melakukan koordinasi dengan para kader PPKBD dan sub PPKBD untuk mendampingi para keluarga sasaran dalam program pemberian permakanan bagi anak berisiko stunting ini. Para penyuluh KB bertugas untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya gizi dan nutrisi yang cukup pada anak-anak, serta memberikan pengarahan dan bimbingan terkait cara mengolah dan menyajikan makanan yang sehat dan bergizi bagi keluarga.
Sementara itu, para kader PPKBD dan sub PPKBD bertugas untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan dengan lancar di wilayah masing-masing. Mereka membantu dalam hal pengumpulan data keluarga yang berisiko stunting, serta membantu dalam pelaksanaan program pemberian permakanan bagi anak-anak di wilayah mereka, yakni di balai kalurahan.
Melalui kerja sama dan koordinasi antara para penyuluh KB, kader PPKBD, sub PPKBD, dan para pemangku kepentingan lainnya, diharapkan program pemberian permakanan bagi anak berisiko stunting ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi anak-anak di wilayah Girisubo. Selain itu, diharapkan program ini juga dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengatasi masalah stunting pada anak-anak di Indonesia.(*)
0 Comments