Oleh: Sihana Yuliarto (PKB Tanjungsari)
Upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul di masa yang akan datang adalah hal urgen yang perlu mendapatkan perhatian, guna mendukung menuju Indonesia Maju di tahun 2045. Remaja, yang nantinya akan membentuk keluarga, menjadi salah satu kunci. Harapan besar tentunya, para remaja nantinya dapat membentuk keluarga berkualitas melalui perencanaan keluarga yang matang dan melahirkan generasi yang unggul di masa yang akan datang.
Pembekalan tentang kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, termasuk tentang pencegahan stunting melalui pengasuhan 1000 HPK menjadi sangat penting untuk disampaikan kepada remaja/calon pengantin, guna meningkatkan perannya dalam mewujudkan generasi unggul di masa yang akan datang.
Pencegahan stunting sejak tahun 2017 merupakan salah satu Program Prioritas Nasional (Pro-PN), yang wajib mendapat dukungan dari semua lintas sektor sesuai dengan kompetensi bidang masing-masing.
Di wilayah Kapanewon Tanjungsari, bentuk komitmen dari Kantor Urusan Agama (KUA) dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting di adalah dengan mengadakan Bimbingan Perkawinan (Binwin), dengan tujuan memberi bekal pengetahuan kepada calon pengantin, agar mendukung terwujudnya keluarga yang sakinah, mawwadah warohmah dan tentunya agar berperan dapam upaya terwijudnya generasi berkualitas yang terbebas dari stunting.
Edi Mustiyar, kepala KUA Tanjungsari, di sela kegiatan Binwin menyampaikan, "Kami siap untuk membantu kegiatan Tim Pendamping Keluarga, dengan menyampaikan kepada segenap peserta BINWIN agar mendownload Aplikasi Elsimil."
Beliau juga menyampaikan bahwa perlu adanya komitmen dari kalurahan juga remaja/calon pengantin, agar melakukan daftar nikah 3 bulan sebelum pelaksanaan, juga dibutuhkan regulasi yang jelas.
Kegiatan Binwin yang dilaksanakan secara rutin oleh KUA menggandeng Puskesmas serta BKKBN untuk menjadi nara sumber, agar pengetahuan yang didapatkan oleh calon pengantin sebagai sasaran semakin lengkap.
Pada kegiatan Binwin yang dilaksanakan pada hari Kamis (12/5) dimulai dengan materi dari KUA Kapanewon Tanjungsari :
Bapak Edi Mustiyar Amansah, Kepala KUA Tanjungsari menyampaikan materi: "Membangun Keluarga Sakinah".
Melalui materinya ada beberapa point-point penting yang disampaikan, antara lain:1. Tujuan dan Relasi Perkawinan
Tujuan perkawinan adalah sakinah. Sakinah yaitu kondisi ketenangan jiwa karena kebutuhan spiritual, intelektual, mental, sosial, seksual, finansial, dan lain-lain terpenuhi dengan baik, sesuai dengan ikhtiar maksimalnya, dalam kondisi suka maupu duka.
Sedangka relasi perkawinan mensyaratkan setiap pihak menjaga dan memupuk dua sifat ini secara bersamaan, yaitu mawwadah: cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi pihak yang mencintai, rahmah: cintah kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi yang dicintai.
2. Lima Pilar Pernikahan, antara lan ; 1) berpasangan, 2) janji kokoh, 3) perlakuan bermartabat, 4) musyawarah, dan 5) saling rida.
3. Karakteristik Keluarga Sakinah
- Dibangun diatas perkawinan sah dan dicatatkan
- Dibentuk oleh keimanan yang diwujudkan dalam keseharian,
- Dilandasi prinsip keadilan, kesalingan dan keseimbangan,
- Dirawat dengan kasih sayang, dan membahagiakan seluruh anggota keluarga,
- Mempraktikkan kehidupan beragama yang moderat, serta menghargai kearifan tradisi nusantara,
- Mengupayakan kemaslahatan seluruh anggota keluarga serta berkontribusi pada kemaslahatan kehidupan bermasyarakat, banga dan negara.
Pada bagian akhir materinya, untuk bekal segenap calon pengatin, Edi menyampaikan beberapa hal antara lain:
1. Tuntunan menyikapi menstruasi
2. Tuntunan dalam berhubungan seksual,
Pada materinya, Suwarso menyampaikan tentang pelayanan kesehatan pada masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan.
Pelayanan kesehatan sebelum hamil dilakukan untuk mempersipkan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat tentunya tidak kondisi stunting. Pelayanan kesehatan sebelum kehamilan dilakukan kepada remaja, calon pengantin (catin), dan pasangan usia subur (PUS).
Pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan penunjang
3. Pemberian imunisasi
4. Suplementasi gizi
5. Konsultasi kesehatan dan
6. Pemeriksaan kesehatan lainnya.
Dalam materinya Warso juga menyampaikan tentang kesehatan reproduksi, alat reproduksi pria maupun wanita. Ini disampaikan agar remaja tahu akan pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi, hubungan seks yang sehat, menjaga kehamilan agar tetap sehat, yang semua itu ikut berkontribusi dapat upaya pencegahan stunting.
Ir. Sihono Yuliarta, Koordinator Penyuluh KB Tanjungsari diberi kesempatan menyampaikan materi yang terakhir. Yuli menyampaikan materi dengan judul: "Catin Sehat, Stunting Lewat".
Dalam materi nya dibahas mengenai pentingnya peran dari catin dalam percepatan penurunan stunting di Kapanewon Tanjungsari. Peran yang diharapkan antara lain:
1. Perencanaan keluarga
2. Konsumsi dengan pola gizi seimbang
3. Dan penerapan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Perncanaan keluarga meliputi:
Usia ideal menikah (perempuan 21 tahun laki-laki 25 tahun), kontrasepsi yang akan dipilih, jumlah anak yang akan dimiliki, juga diharapkan siap secara fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Ada 4 tahap yang harus diterapkan oleh catin dalam 1000 HPK, agar dapat mewujudkan generasi berkualitas bebas stunting di masa yag akan datang, antara lain:
1. 270 hari masa kehamilan, intervensi yang harus dilakukan pemenuhan gizi yang cukup pada janin, melalui konsumsi ibu hamil;
2. 180 hari, masa pemberian ASI Eksklusif; serta
3. Sampai usia 2 tahun pemberian MP ASI
Harapan besar tentunya, dengan kegiatan Binwin yang diinisiasi oleh KUA, dapat mempunyai kontrbusi positif dalam menurunkan angka stunting di kapanewon Tanjungsari.(*)
0 Comments