Oleh: Sri Wahyuningsih, SPd (koresponden Patuk)
PATUK | Rabu (12/10) pukul 09.00 WIB-selesai, kelompok BKB dan PAUD HI Kalurahan Patuk mengadakan pertemuan yang berlokasi di Balai Padukuhan Sumbertetes, Kalurahan Patuk, Kapanewon Patuk. Acara ini dihadiri Pujiyono selaku Dukuh, Kayadi selaku Kamituwa Kalurahan Patuk, Riswanti selaku ketua Himpaudi Kapanewon Patuk, Sri Wahyuningsih, SPd selaku PKB pembina wilayah Kalurahan Patuk, dan 30 peserta dari kader Posyandu dan Kelompok BKB.
Pertemuan ini dimulai dengan berdoa
bersama yang dipandu oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Kemudian acara dilanjutkan
sambutan, sambutan yang pertama dari Pujiyono selaku Dukuh Padukuhan
Sumbertetes. Di dalam sambutannya Pujiyono menyampaikan bahwa Bina Keluarga Balita dan
PAUD HI ini sangat penting didukung agar kita selaku orang tua tahu dan mengerti
sejauh mana anak kita tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia anak kita. Disampaikan juga bahwa hendaknya di dalam mengikuti kegiatan BKB dan PAUD HI ini peserta selalu menjaga protokol kesehatan.
Sambutan kedua oleh Kayadi selaku Kamituwa Kalurahan Patuk. Dalam pertemuan ini, Kayadi menyampaikan pesan agar peserta selalu mengindahkan protokol kesehatan 5 M (mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menjahui kerumunan, dan membatasi mobilitas) dalam menjalankan aktivitas apa pun.
Kamituwa juga menyampaikan kaitannya
dengan kegiatan BKB (Bina Keluarga Balita), bahwa yang dibina adalah keluarga yang
memiliki balita, baik ibu atau ayah atau keluarga yang mengasuhnya. Dengan
pembinaan ini, orangtua diharapkan mampu berhati-hati dalam mengasuh dan
mendidik anak kita sejak kecil. Contoh saja orangtua selalu marah-marah dalam
memberitahu anak yang melakukan kesalahan, pada saat itu juga anak mulai merekam
apa yang ia dengar dan akan mencontohnya saat anak sudah berajak besar, demikian Kayadi.
Sambutan ketiga oleh Riswanti, Ketua Himpaudi Kapanewon Patuk, yang di dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan belajar-mengajar PAUD HI
selama masa pandemi melalui WA Group Orangtua Wali. Disampaikan juga bahwa dalam PAUD HI ini, huruf “P”
bukan lagi Pendidikan tetapi dalam PAUD HI adalah Pengembangan Anak Usia Dini. Maka untuk itu, kata Riswanti, PAUD HI ini melakukan MoU dengan beberapa instansi, salah satu
di antaranya dengan PLKB Kapanewon Patuk, untuk membina BKB dalam mendidik dan
mebuat orangtua mengerti sejauh mana anak mereka berkembang.
Acara kemudian dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Sri Wahyuningsih, SPd, dengan judul, “Program BKB dan PAUD HI dalam Mendukung Percepatan Penurunan Angka Stunting”.
Disampaikan oleh Sri, bahwa BKB adalah
sebuah kegiatan yang khusus mengelola pembinaan tumbuh kembang anak melalui
pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur. Kegiatan BKB dilaksanakan oleh
sejumlah kader yang berada ditingkat padukuhan atau RW. Tugas Kader BKB yaitu memberikan penyuluhan kepada orang tua balita
serta bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan dan memberikan pelayanan,
pengasuhan terhadap anak balita yang ikut orang tua ke tempat penyuluhan,
sesuai dengan pedoman yang berlaku kader BKB minimal 10 Orang yang akan di bagi
dalam 5 kelompok umur (0,1,2,3,4 dan 5).
BKB Holistik Integratif, lanjut Sri, di dalam mendukung PAUD HI merupakan pelayanan anak usia dini holistik integratif, pada hakekatnya ditunjukan agar kebutuhan dasar anak dapat dipenuhi secara utuh dan menyeluruh, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Disampaikan juga oleh Sri tentang pemahaman "3 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak", yakni:
- Asih: pemenuhan kebutuhan anak akan emosi atau kasih sayang;
- Asah: mendidik atau memberikan
pembelajaran saling memberi koreksi saran dan masukan, dan
- Asuh: upaya dengan saling memelihara,
memperhatikan dan saling menjaga dan saling bantu membantu.
Pengembangan
Aak Usia Dini (PAUD) dengan BKB secara holistik mengedepankan 5 langkah
layanan, yaitu:
1. Layanan pendidikan
2. Layanan kesehatan gizi dan
perawatannya
3. Layanan pengasuhan
4. Layanan perlindungan
5. Layanan kesejahteraan
Dalam kemitraan antara Posyandu dengan BKB, penerapkan pendekatan holistik integratif dalam layanan pengasuhan sangat tepat, karena pengasuhan dalam kegiatan BKB dapat dilaksanakan bersama-sama dengan posyandu.
PAUD Holistik Integratif
PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan, dan pengasuhan dan perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek pekembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai masyarakat dan pemerintah. Tujuan PAUD HI adalah sbb:
A.
Tujuan
Khusus
- Meningkatkan
kualitas layanan bagi anak usia dini di lembaga PAUD melalui pendidikan,
kesehatan, gizi dan pengasuhan.
- Meningkatkan
kesadaran, partisipasi, dan peran serta masyarakat dalam pelayanan bagi anak
usia dini di lembaga PAUD.
B.
Tujuan Umum
Memperluas dan meningkatkan akses dan
mutu layanan PAUD bagi anak usia dini (0-6 tahun) melalui berbagai program PAUD
(TK, KB, TPA, SPS) yang diselenggarakan secara terpadu, holistik dan integratif
dengan melibatkan pemangku kepentingan yang terkait dengan layanan pendidikan,
kesehatan gizi, pengasuhan dan perlindungan bagi anak usia dini di
lembaga-lembaga layanan PAUD.
C.
Target dan Sasaran
Target dan sasaran Program PAUD
Holistik Integratif adalah:
a. Memberikan layanan pendidikan
secara holistik integratif melalui program layanan pendidikan, kesehatan-gizi,
pengasuhan dan perlindungan kepada anak usia dini di lembaga PAUD;
b. Mengembangkan program layanan bagi
lembaga-lembaga PAUD lainnya untuk bersama-sama turut mendukung program
pemerintah sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013
tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif;
c. Organisasi mitra PAUD utamanya HIMPAUDI
dan IGTKI yang ingin mengembangkan, menyelenggarakan dan/atau melakukan
pembinaan terhadap program PAUD Terpadu Holistik Integratif.
Stunting dan 1000 HPK
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai
kebuthan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia 2 tahun.
1000 HPK adalah masa awal kehidupan yang dimulai saat kandungan sampai
usia 2 tahun pertama setelah kelahiran. Perubahan permanen inilah yang
menimbulkan masalah jangk panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada
1000 Hari Pertama Kehdiupan mempunyai 3 risiko:
- Terjadinya penyakit
tidak menular/kronis, tergantung organ yang terkena. Bila ginjal maka akan
menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan berisiko mempunyai diabetes.
- Bila otak terkena maka
akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga tidak bisa mengikuti
pelajaran.
- Gangguan pertumbuhan
tinggi badan beresiko stunting.
A. Penyebab Stunting
MMengingat stunting adalah
salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, memahami faktor
penyebab stunting sangat
penting untuk dilakukan. Dengan begitu, kita bisa melakukan langkah-langkah
preventif untuk menghindarinya. Berikut ini beberapa faktor penyebab stunting yang
perlu kita ketahui:
1. Kurang gizi dalam waktu lama
2. Pola asuh kurang efektif
3. Pola makan
4. Tidak melakukan perawatan pasca melahirkan
5. Gangguan mental dan hipertensi pada ibu
6. Sakit infeksi
yang berulang
7. Faktor sanitasi
B. Cara Mencegah Stunting
Menyadari bahwa stunting adalah
masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat memengaruhi pertumbuhan anak
hingga dewasa, kita tentu perlu mengenal berbagai usaha pencegahannya. Simak
beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting.
Tindakan pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa
kehamilan, yakni:
1. 1. Pahami konsep gizi
2. 2. Pilihan menu beragam
3. 3. Pemeriksaan rutin
4. 4. Pentingnya ASI
5. 5. Konsumsi asam folat
6. 6. Tingkatkan kebersihan
Acara
dilanjutkan dengan memberikan semangat kepada kader serta kelompok BKB dengan
Salam BKB: “Orang Tua Hebat, Balita Cerdas, Keluarga Bahagia”.[]
0 Comments