Kepala DP3AKBPMD dan Kades Pilangrejo. (sulis) |
Mengawali kunjungan, Tim Evaluasi diterima di Padukuhan Dungsuru dengan pemotongan pita dan penyematan kalung bunga melati kepada Ketua Tim Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Gunungkidul, Sujoko, SSos, MSi, Kepala Dinas Pemberdayaa Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Gunungkidul, dan Ketua TP PKK Kabupaten Gunungkidul Dra Zultiyanti.
Selanjutnya, Tim akan melakukan kunjungan lapangan di beberapa padukuhan sampel untuk melihat berbagai kegiatan masyarakat, administrasi dan kondisi wilayah. Padukuhan yang akan dikunjungi meliputi Padukuhan Dungsuru, Padukuhan Pilangrejo, Padukuhan Ngangkruk, dan Padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo.
Suasana suka cita terlihat dari antusiasme warga masyarakat yang menyambut tim evaluasi perkembangan desa tingkat kabupaten di sepanjang perjalanan tim menuju lokasi kegiatan. Berbagai kegiatan kesenian tampil menghibur tim evaluasi dan masyarakat untuk menunjukkan semangat dan prestasi yang mereka miliki sebagai wujud nyata dari pemberdayaan masyarakat. Tidak ketinggalan pula, masyarakat, peserta didik di semua jenjang pendidikan yang ada di wilayah Desa Pilangrejo dengan senyum dan sorak sorai, melambaikan bendera merah putih menyambut kedatangan tim di sepanjang jalan. Apalagi disemarakkan pula dengan umbul-umbul dan spanduk bertuliskan informasi program yang telah dan akan dilaksanakan di Desa Pilangrejo.
Kunjungan Tim Evaluasi melihat berbagai kegiatan masyarakat secara menyeluruh, baik fisik maupun non fisik. Kegiatan fisik meliputi kondisi infrastruktur, sarana prasarana ketertiban dan keamanan, sarana prasana kesehatan, rumah sehat, fasilitas kegiatan ekonomi masyarakat (pasar, tempat proses produksi olahan makanan), perikanan, perkebunan, pertanian, peternakan, sarana ibadah, lokasi wisata, fasilitas penyelenggaraan pemerintahan desa. Kegiatan non fisik diantaranya kegiatan kelompok pemberdayaan ekonomi masyarakat (Kelompok Wanita Tani, KWT), Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), profil desa, administrasi pemerintahan desa dan lembaga desa, kelompok pelayanan terpadu (Posyandu), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Karang Taruna, Kampung Siaga Bencana (KSB), perpustakaan desa, lumbung pangan, kelompok pelestari budaya, kesenian dan masih banyak lagi. Kunjungan berakhir di stan pameran kelompok ekonomi produktif di Taman Desa Pilangrejo kurang lebih pukul 14.00 WIB.
Selanjutnya, Tim melihat administrasi pemerintahan desa dan lembaga desa di Balai Desa Pilangrejo. Kurang lebih pukul 15.30 WIB acara pemaparan Kepala Desa Pilangrejo dimulai.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Desa Pilangrejo, Wagino, mewakili seluruh masyarakat mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Ketua Tim Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Gunungkidul beserta rombongan atas kunjungannya.
"Walaupun bapak ibu Tim Evaluasi hanya berkunjung di wilayah padukuhan sampel, bukan berarti padukuhan lainnya tidak melakukan hal sama, karena seluruh warga masyarakat ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kali ini. Kami berharap kunjungan Tim Evaluasi Perkembangan Desa tidak hanya berkunjung saat ini saja, dan dapat memperoleh nilai terbaik mewakili kabupaten Gunungkidul di tingkat Propinsi," ujar Wagino.
Sunaryo, selaku Kepala Desa Pilangrejo, menyampaikan paparannya kepada Tim Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Gunungkidul, yang diawali dengan menyampaikan sejarah berdirinya Desa Pilangrejo.
Pada awal berdirinya tahun 1899, Desa Pilangrejo merupakan kebekelan yang di pimpin oleh seorang bekel, Irodiko (1899-1912), dengan nama Kebekelan Sigerung. Pada tahun 1912-1946 diubah menjadi Desa Segerung dan pada masa itu dipimpin 7 (tujuh) orang lurah. Lurah Projodongso menjabat 6 tahun (1912-1918), Lurah Onggodrono menjabat selama 5 tahun (1918-1923), Lurah Setjokromo menjabat selama 4 tahun (1923-1927), Lurah Admo Sumarto menjabat selama 4 tahun (1927-1931), Lurah Sastro Amidjojo menjabat selama 7 tahun (1931-1938), Lurah Mangun Sukamo menjabat selama 3 tahun (1938-1941), dan Lurah Atmo Sentono menjabat selama 5 tahun (1941-1946).
Pada masa setelah kemerdekaan Desa Segerung diubah menjadi Desa Pilangrejo dan dipimpin oleh seorang Lurah Desa bernama Sastro Sardjono (1946-1987). Selesai kepemimpinan Lurah Sastro Sardjono pada tahun 1987-1988, Pjs Lurah Suharjono memegang masa peralihan dan pada tahun 1988-1998 dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Wagino. Selanjutnya Suharjono menjabat sebagai Pjs Kepala Desa dari tahun 1998-1999, kemudian J Subardjo menjabat sebagai Kepala Desa Pilangrejo pada tahun 1999-2007. Tahun 2007-2008 masa peralihan dipimpin oleh Pjs Kepala Desa Teguh Budi Haryanto dan pada tahun 2008-2013, Mochammad Mugina, SPd, terpilih sebagai Kepala Desa Pilangrejo.
Pada pemilihan Kepala Desa tahun 2013 terpilih Sunaryo sebagai Kepala Desa Pilangrejo masa jabatan 2013-2018. Pada pemilihan Kepala Desa tahun 2019 Bapak Sunaryo terpilih kembali sebagai Kepala Desa Pilangrejo masa jabatan 2019-2024.
Kondisi geografi Desa Pilangrejo sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Katongan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kedungpoh, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Natah.
Desa Pilangrejo terdiri dari 7 padukuhan, 35 RT, 7 RW dengan jumlah penduduk 3.621 jiwa laki-laki 1.751 jiwa perempuan 1.870 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga 1.184 KK. Keluarga pra sejahtera 649 KK, Keluarga Sejahtera I 187 KK, Keluarga Sejahtera II 179 KK, Keluarga Sejahtera III 101, Keluarga Sejahtera III+ 68 KK.
Banyak keberhasilan program yang dicapai diantaranya jambanisasi sudah 100% kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat semakin baik, ketersediaan air bersih semakin bagus di dukung program SPAMDUS sudah ada di masing-masing padukuhan, penyelenggaraan pemerintahan desa berbasis Teknologi Informasi sebagai wujud pelayanan prima.
Tidak kalah menariknya, Desa Pilangrejo memiliki lokasi wisata alam yang potensial yaitu Embung Bathara Sriten dengan keindahannya serta sebagai lokasi festival Paralayang bertaraf internasional, berada pada ketinggian 887 m di atas permukaan laut. Hal ini memberi peluang kepada para wisatawan untuk melihat dan menikmati suasana alam yang indah sejuk.
Keberadaan Embung Bathara Sriten memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat lebih meningkat. Tantangan ke depan penyediaan infrastruktur merupakan kebutuhan mendesak, sumberdaya manusia yang berkualitas, dan produk unggulan yang tersedia guna meningkatkan daya Tarik wisatawan.
Pada akhir paparannya Kepala Desa Pilangrejo Sunaryo menyampaikan motto dalam memimpin desanya agar menjadi desa yang unggul dan mandiri, "Ora Mbrebegi Ning Ngrampungi".
Dalam kesan dan pesannya Kepala Dinas DP3AKBPM & D Gunungkidul, Sujoko, Sos, MSi, menyampaikan bahwa pelaksanaan evaluasi perkembangan desa berpedoman pada Permendagri No 81 Tahun 2015, yang dilaksanakan secara berjenjang sampai tingkat nasional. Desa dituntut maju dan cepat dalam mengentaskan kemiskinan, serta memiliki produk unggulan sehingga ke depan desa bisa maju dan mandiri.
Sujoko merasa bangga terhadap kinerja Kepala Desa Pilangrejo, lembaga desa dan masyarakat Desa Pilangrejo terhadap kemajuan yang dicapai, diantaranya lunas pajak 100%, yang membuktikan kesadaran masyarakat yang tinggi, pengelolaan Embung Bathara Sriten yang baik, tata ruang Pemerintahan Desa rapi, besih serta nyaman sehingga pelayanan masyarakat semakin baik.
Pada kesempatan itu pula, Sujoko menyampaikan pentingnya Bumdes sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang mampu mengtelola potensi desa dengan baik sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bumdes, menurut Sujoko, juga merupakan wujud nyata pelaksanaan Undang Undang Desa.
Acara Evaluasi Perkembangan Desa di Pilangrejo dilepas oleh Camat Nglipar, Sukamto, SIP. Camat mengucapkan terimakasih kepada pemerintah desa, lembaga desa dan seluruh warga masyarakat yang telah menyukseskan kegiatan ini, dan permohonan maaf kepada Tim Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Gunungkidul atas segala kekurangan dan kesalahan. Sukamto berharap Desa Pilangrejo mampu memperoleh nilai terbaik dan tertinggi sehingga dapat mewakili Kabupaten Gunungkidul untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini disambut dengan tepuk tangan seluruh warga masyarakat dan kesiapannya untuk lebih baik lagi . Acara ditutup dengan doa oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Nglipar, Endra Muhadi, SSos, MA.(*)
[Ir Sulistyana, PKB Kecamatan Nglipar]
0 Comments