Dalam kata sambutan pembukaan, Prof Dr Faturochman, MA, Dekan Fakultas Psikologi UGM menyampaikan banyaknya riset
yang telah dilakukan oleh lembaga yang ia pimpin baik dengan sasaran pada
siswa, guru, maupun keluarga. Beliau ambil contoh penelitian kasus klithih yang
hanya ada di Jogja. Klithih itu dilakukan oleh anak-anak remaja SMP, SMA yang
normal, sehat, pintar dan tak ada unsur dendam terhadap si korban klitih.
Klithih sebagai bentuk pelarian dari tidak jelasnya profil ayah tidak hadirnya
peran ayah didalam pengasuhan anak di lingkungan keluarga. Beliau mengajak pada
institusi BKKBN untuk lebih nyata dalam melibatkan peran ayah didalam
pendidikan karakter remaja di keluarga. Dijelaskan bahwa sudah waktunya
keberadaan keluarga bukan sekedar penting namun hal yang utama dalam
pembangunan masyarakat dan negara yang tangguh.
Sementara Dr Bagus Riyono, MA menyampaikan
topik, Problem Keluarga Indonesia dan Orientasi Pembangunan Keluarga (Perspektif
Akademis). Menurut beliau sudah saatnya Keluarga harus menjadi power didalam pengambilan kebijakan secara luas
bagi Pemerintah. Kebijakan yang berpijak pada pembangunan keluarga akan
menghasilkan tumbuhnya generasi yang
kuat, tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup yang muncul.
Pemerintah (BKKBN), idealnya menjadi badan koordinasi yang memiliki kewenangan
didalam pengambilan kebijakan yang konprehensip dengan basis support keluarga yang berkualitas sebagai tujuan utama.
Sementara itu Dr Dr M Yani, MKes, PKK, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga menyampaikan paparan
materi dari Kepala BKKBN dr Hasto
Wardoyo, SpOG (K) tentang, Membangun Keluarga Indonesia Yang Tangguh. Beliau
sampaikan perkembangan organisasi BKKBN di zaman milenial, di mana BKKBN telah
dan sedang berproses mengubah rebranding program Keluarga Berencana sesuai
dengan era milenial. Misalnya perubahan logo BKKBN yang ditulis dengan huruf kecil dimaksudkan
agar punya makna kekinian. Bentuk angka
8 mempunyai makna kontinuitas dan komprehensif dalam membangun keluarga. Warna biru
yang fleksibel di dalam logo melambangkan organisasi BKKBN. Beliau menjelaskan
bahwa BKKBN kini telah memiliki Indek Pembangunan Keluarga (IPK) yang terdiri
dari 3 dimensi (ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan), yang tersusun dari
11 indikator. Dengan demikian BKKBN fokus pada penggarapan pembentukan keluarga
berkualitas, sedangkan program KB sebagai hal yang kedua.
Dr Sumaryono, MSi, Psikolog, Sekretaris
Program Studi Magister Psikologi UGM, menyampaikan, “Merawat Akad”, sebagai
sarana untuk mengembangakan ketahanan
keluarga ala PIO. Menurutnya ketahanan
suatu keluarga terbentuk bila mana ada komitmen yang kuat dengan
disertai kontribusi yang obtimal dari seluruh anggota keluarga. Keluarga
sebagai open system diibaratkan sebagai organisasi yang membutuhkan input,
proses dan output dengan keluaran generasi yang lebih baik. Beliau berharap
agar BKKBN mempelopori adanya Gerakan Merawat Akad (Nikah) dalam upaya
mengembangkan ketahanan keluarga.
Pada sesi terakhir, disampaikan tentang
Developing Strong Families oleh Silvia Asay, PhD, CFLE, seorang peneliti
keluarga di berbagai negara. Beliau sampaikan hasil penelitiannya yang sudah
lebih dari 20 tahun, bahwa keluarga itu ada berbagai ragam bentuknya dan
menjadi basis dari kekuatan suatu masyarakat. Setiap keluarga memiliki kekuatan
yang potensial dan tantangan yang berbeda. Keluarga memiliki ketahanan yang
baik bila didalmnya ada komitmen bersama, rasa cinta kasih, komunikasi yang
positif, waktu yang menyenangkan bersama, memiliki kemampuan beradaptasi
terhadap stres, dan dilaksanakannya kehidupan spiritual. Ketahan keluarga merupakan
hasil dari perpaduan antara family strong, culture strong dan comunity strong.
Pada sesi terakhir dihari pertama ini beliau berikan tugas pada peserta untuk
menilai peran serta stakeholder masing-masing dalam pembentukan ketahanan
keluarga, apakah dalam kategori family life education, respons terapi keluarga, atau pada posisi respons manajemen kasus keluarga.(*) [Yogyakarta, 9 Januari 2020, Drs Edy Pranoto, PKB Playen]
0 Comments