Kegiatan
pembinaan Poktan BKB-HI diintegrasikan dengan even Forum Musyawarah Kampung KB
di Dusun Nanas, Tileng, Girisubo. Di sini program kampung KB sudah dicanangkan
sejak 2016, dan telah terbukti dan nyata dampaknya bagi peningkatan wawasan dan
kesadaran positif warga dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
“Alhamdulillah, berkat adanya program kampung KB di sini, derajat kesehatan warga meningkat, semangat gotong-royong atau kebersamaan juga meningkat, dan angka pernikahan dini bisa dikatakan selalu 0%,” demikian diungkapkan oleh Dukuh Nanas, Jamal, yang notabene merupakan suami dari kader Sub PPKBD, Ngatikem.
BPKB
Girisubo mencermati, bahwa aspek yang perlu ditingkatkan di kampung ini
terutama adalah kapasitas para ibu balita di dalam memberikan parenting yang
baik kepada anak-anak mereka, serta kesertaan KB MKJP—di mana cakupannya masih relatif
rendah. Oleh karena itulah, dalam kegiatan
forum musyawarah pada Selasa (16/7) kemarin itu, pihak BPKB menekankan
pentingnya kesadaran para PUS di Dusun Nanas untuk beralih dari kontrasepsi
hormonal ke kontrasepsi jangka panjang non-hormonal, yakni IUD. “Angka
kesertaan MKJP di kampung ini masih rendah sekali, sedangkan kesertaan pil dan
suntik hampir 90%. Padahal kedua-duanya hormonal, dan itu sangat kurang baik
bagi kesehatan para ibu. Oleh karena itu, saya menyarankan para PUS
mempertimbangkan untuk beralih ke MKJP, IUD misalnya, agar tubuh lebih sehat,
selain juga alokon IUD tersebut tanpa efek samping,” papar Hudoyo, SSos, koordinator
BPKB Girisubo.
Dalam kaitannya
dengan masalah pentingnya parenting, BPKB mengundang Sareno, SPd, MM, dari
Korwil TK SD Kecamatan Girisubo sebagai narasumber pada forum musyawarah
kampung KB ini. Pihak BPKB dan Dukuh sepakat bahwa yang diundang dalam
pertemuan kali ini sebagian besar adalah ibu-ibu balita dari Dusun Nanas dan
Dusun Ngasem (tetangga dusun), karena materi yang akan disampaikan oleh narsum fokus
ke pembekalan ilmu dan wawasan seputar parenting.
Dalam
paparannya, Sareno lebih menekankan pada wawasan tentang bagaimana pendekatan
orangtua dalam mengasuh anak-anak mereka di era digital seperti sekarang. Beberapa
poin penting yang disampaikan Sareno antara lain: Pertama, orangtua jangan asal-asalan atau sembarangan memberi, atau
bahkan membelikan, fasilitas HP kepada anak, karena salah-salah itu malah akan
membahayakan tumbuh kembang mereka. Banyak kasus, tumbuh kembang anak terganggu
oleh keterikatan (kecanduan) dengan gawai secara berlebihan.
Kedua, bagi anak-anak di bawah dua
tahun, hendaknya jangan didekatkan dengan TV apalagi HP, karena pengaruh TV
jelas-jelas tidak baik bagi perkembangan otak di usia-usia tersebut. Ketiga, ujar Sareno, di dalam keluarga,
orangtua harus menjadi teladan yang baik, contoh utama, bagi akhlak atau
perilaku anak sehari-hari. “Satu contoh atau teladan, itu lebih baik daripada
seribu kata-kata,” ujar Sareno menyitir sebuah ungkapan hikmah.
Keempat, dalam rangka menanggulangi dampak
buruk akibat teknologi (terutama internet), hal terbaik yang wajib dibekalkan
kepada anak adalah akhlak atau budi pekerti yang luhur, yang salah satum
sumbernya adalah agama. Maka, kata Sareno, penting menanamkan nilai-nilai agama
sejak kecil kepada anak-anak kita, apalagi yang masih di usia-usia emasnya
(balita dan usia sekolah).
Kelima, ketika anak-anak menghadapi
masalah (khususnya di usia-usia pubertas), orangtua seyogianya menjadi teman
curhat yang baik bagi anak-anak mereka. Orangtua jangan cepat menyalahkan, menghakimi,
akan tetapi harus memahami persoalan yang dihadapi anak, secara mendalam, untuk
kemudian dicari solusinya yang sama-sama menyenangkan baik bagi orangtua maupun
anak.
Keenam, yang tak kalah penting,
menyangkut ketahanan keluarga, orangtua juga harus menjadi contoh yang baik di
depan anak-anak mereka. Orangtua, yakni suami-istri, ayah-ibu, mestinya
menunjukkan suatu hubungan yang harmonis di depan anak-anak. Itulah, harmoni,
yang akan tertanam di benak anak, tentang suatu hubungan yang ideal, dan
harapannya akan dicontoh oleh anak-anak kelak jika mereka memasuki bahtera
rumahtangga.
Acara
ditutup oleh Kasipel Desa Tileng, Mesran, yang menekankan kepada para anggota
warga kampung KB, agar kegiatan Tribina jangan sekadar rutinintas dan wacana sebulan
sekali. “Hendaknya substansi kegiatan Tribina yang pada tujuannya adalah untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga, bisa diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari di kampung KB, karena kampung KB menjadi contoh bagi
kampung-kampung lain di desa kita,” pungaks Mesran.(*)
[Sabrur Rohim, PKB Girisubo]
0 Comments