Rabu (30/1)
UPT Puskesmas Playen II menyelenggarakan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahun
2020 bertempat di aula Puskesmas Playen II.
Acara
ini dihadiri oleh sejumlah tokoh forkompinca tingkat Kecamatan Playen,
perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, tokoh SKPD tingkat kecamatan,
semua petugas kesehatan, kasi pelayanan
se-Kecamatan Playen dan para kader IMP.
Dalam
sambutannya, Supriyanto, SKM, sebagai kepala Puskesmas menyampaikan bahwa
rencana ini dilaksanakan agak terlambat dengan maksud menunggu kegiatan
musrenbang di tingkat desa. Beliau berharap agar hasil musrenbang akan saling
sinergi dengan produk yang akan dikeluarkan dari PTP.
Beliau
menyampaikan keprehatinan atas kejadian pada tahun 2018 yang mencatat adanya
tiga kasus bayi meninggal, sedangkan untuk kematian janin bayi di dalam
kandungan ada 1 kasus di Desa Dengok. Untuk kasus gizi buruk ada di Banyusoco sejumlah
dua kasus, sedang semua desa masih tercatat kondisi bayi yang mengalami kekurangan
gizi.
Untuk
capaian akseptor KB baru sudah mampu menutup target (versi dinkes Gunungkidul).
Dicatat pula pelayanan KB di bidang KIA-KB, kepuasan masyarakat sudah mencapai 73%. Disampaikan pula bahwa data
IKS Desa Bleberan yang menginformasikan bahwa PUS ber-KB sudah mencapai 85
persen, dengan kesertaan JKN baru mencapai 73%.
Pada
tahun 2020 UPT Puskesmas Playen II memiliki rencana program untuk KIA KB
sebagai berikut:
·
Kegiatan
kelas ibu hamil
·
Kegiatan
kelas ibu balita
·
Kegiatan
pelatihan p4k
·
Kegiatan
penyuluhan kespro bagi caten
·
Kegiatan
pengembangan sms bunda
·
Kegiatan
penyuluhan kb pasca salin
·
Kegiatan
PHN KB
·
Kegiatan
pembinaan dukun bayi
Sedangkan
program unggulan yaitu Gardu Jawara, mengingat kasus ODGJ dan OMK ada 163 kasus diwilayah ini,
didukung kasus bunuh diri di Gununhkidul yang masih selalu ada, misal ditahun
2019 awal ini saja sudah ada 6 kasus. Untuk itu akan diadakan posyandu bagi
ODGJ setiap tri bulan sekali. Juga diprogramkan pemberian obat diantar,
termasuk penambahan PMT serta edukasi pada keluarga pasien ODGJ.
Sementara
itu Much Setyawan Indriyanto, SH, MSi, Camat Playen, menyampaikan rasa
terimakasihnya karena Puskesmas tekah
mampu melakukan perencanaan program ke depan. Beliau juga mengharapkan agar perencanaan
ini mampu untuk merangkum, mensinergi dengan program lain dari desa maupun
lintas sektor, seperti dari sektor KB ada kegiatan peningkatan kualitas
keluarga melalui program BKB, BKR dan BKL.
Adapun rencana
besar Kecamatan Playen, menurut Camat, adalah membuka wilayah Kedungwanglu sebagai
pintu gerbang menuju Kabupaten Bantul, serta pembukaan jalan di Wonolagi
melalui jembatan Gantung dan Permanen yang akan dibangun di tahun 2019 ini.
Beliau mengingatkan supaya ke depan kita perlu mengantisipasi keramaian
mobilitas penduduk, maka diharapkan ada kajian untuk pengembangan pelayanan ranap
serta promosi akupuntur yang lebih luas. Pemerintah desa juga diharapkan
membuka diri untuk memberikan akses kesehatan berupa pengadaan peralatan
kesehatan ringan seperti tensi meter, timbangan dacin, sehingga upaya untuk
meningkatkan kualitas keluarga bisa lebih progresif dan masif dari berbagai
sektor. Beliau juga mengingatkan agar ada program yang memperhatikan orang atau
keluarga yang terlantar mengingat di Playen ada banyak kasus tsb seperti ada di
desa Ngawu, Gedad. Menurut beliau orang yang terlantar inilah yang beresiko
kearah tindakan bunuh diri.
Sedangkan
Yudho dari Dinas Kesehatan Gunungkidul berharap agar ke depan data PIS PK bisa
dientri included di dalam data SIGA
yang mana desa akan mendapatkan akses data kesehatan secara langsung. Program
ini sebagai unggulan di Gunungkidul dan merupakan kabupaten pertama yang
memadukan data PIS PK dan SIGA di Indonesia. Dengan demikian ke depan
pemerintah desa akan mampu membuat kebijakan di bidang kesehatan berdasarkan
akses data yang ada.
Dari
tokoh masyarakat yang diwakili oleh Sutiyono selaku Kepala Desa Banyusoco menyinggung
soal UU nomer 6 Tahun 2014 soal Pemerintah Desa. Beliau mengharapkan agar dinas
instansi di tingkat kecamatan, seperti Puskesmas dan yang lain, bilamana memberikan
masukan di dalam proses pembuatan perencanaan desa melalui musrenbangdes dengan
jalur satu pintu, yaitu masuk lewat sekretaris daerah. Masukan-masukan dari
SKPD itu tidak langsung kepemerintah desa sehingga tidak terkesan mengeksploitasi
pemerintah desa.(*) [Direktur KKBPK Playen, Drs Edy Pranoto]
0 Comments