Suminto
lahir di Gunungkidul pada 7 Januari 1959 dari pasangan Marto Wijoyo dan
Waljinah, sedangkan istrinya, Susilah, lahir di Gunungkidul dari pasangan Karso
Dimejo dan Kartiyem lima tahun kemudian, yakni pada 13 Januari 1964. Pendidikan
terakhir Suminto adalah S1 Ekonomi, sementara sang istri tamat SMA.
Sebagai
seorang penyuluh KB, Suminto berkomitmen dan berintegritas cukup memiliki dua
anak, sesuai yang ia suluhkan kepada masyarakat sepanjang karirnya. Keduanya
menggenapi keinginan sempurna setiap orangtua, yakni laki-laki dan perempuan.
Anak pertama, perempuan, Mitra Febriana, lahir di Gunungkidul pada 16 Februari
1991. Kurang lebih setahun kemudian, lahir anak kedua, Oki Dewanto, pada 27 Mei
1992. Anak yang pertama, Mita, sudah menikah dengan Bahtiar Arbet Prasetya, dan
memberi seorang cucu untuk Suminto, yakni Naufal Adom Guleno.
Ketika
Cahaya Keluarga bertandang ke rumahnya di akhir Januari kemarin, sang
istri menceritakan bahwa Suminto adalah suami yang sangat bertanggungjawab,
penyayang, suka menolong, suka memberi, ramah, suka dan mudah bergaul, dan
sangat bersikap baik kepada siapa saja. Mendampingi ibunya, Oki, si bungsu, menambahkan,
“Bapak orang yang bertanggungjawab, selalu memberi support kepada anak-anak,
baik, dan sayang kepada anak-anaknya.”
Suminto meninggal pada Ahad (16/12/2018) pukul 07.15 WIB
di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, dalam usia 59 tahun. Karir Suminto diawali
sebagai pegawai BKKBN Pusat pada 1981, lalu pindah ke BKKBN DIY pada 1986, dan
ke BKKBN Gunungkidul pada 1987. Jabatan terakhir Suminto adalah sebagai pejabat
fungsional Penyuluh KKBPK Perwakilan BKKBN DIY, yang diberdayakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, KB, dan Pembangunan Masyarakat dan
Desa Gunungkidul sebagai penyuluh di Kecamatan Nglipar. Pangkat terakhir
Suminto adalah Pembina, golongan IV/a. Dalam kesehariannya, almarhum sosok yang ramah, murah senyum, humoris, dan pegawai yang tekun nan berdedikasi.
Di akhir pertemuan, Oki, mewakili keluarga, menyampaikan
terimakasih kepada Kepala DP3AKBPMD beserta jajarannya, terutama rekan-rekan
sesama Penyuluh KB, atas perhatiannya selama proses awal hingga akhir pemakaman
almarhum. “Saya atas nama almarhum juga meminta maaf yang sebesar-besarnya jika
selama hidupnya, dalam bergaul dengan teman-teman PKB, mungkin ada kekhilafan
dan kesalahan. Mohon dimaafkan,” pungkas Oki.
Selamat jalan, Pak Minto. Semoga Allah melapangkan jalanmu, mengampuni dosa dan kesalahanmu, serta menerima semua ibadahmu. Kami semua pasti akan menyusulmu. Hanya soal waktu saja.(*) [Sabrur Rohim, Pimred Cahaya
Keluarga]
0 Comments