Berlangsung
di Balai Desa Playen, Jum’at (23/11), kehadiran Bupati Gungkidul Hj Badingah
disertai Pejabat Kepala Dinas Lingkungan
Hidup, Disperindag, Pariwisata, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perijinan dan
Penanaman Modal serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang sudah ditunggu oleh
pimpinan pejabat setingkat kecamatan, tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa,
unsur pemuda, kader serta perwakilan dari pedagang pasar Playen.
Temu
wicara Bupati yang disiarkan secara langsung oleh Radio Dakshinarga Gunungkidul
berjalan mulai pukul 13.00 sampai 15.15 WIB berlangsung lancar. Dalam
sambutannya, Hj Badingah menyampaikan bahwa kunjungan kali ini di samping
sebagai ajang silaturahim pada warga, juga untuk mendapatkan masukan aspirasi
pembangunan apa yang segera dibutuhkan oleh warga. Bupati juga menyanjung
kekuatan gotong-royong dalam pembangunan yang ada di masyarakat sebagai hal
yang tak ternilai.
Bupati
berharap pada warga yang telah memiliki
pasar Playen dengan denyut kehidupan perekonomiannya 24 jam, serta memiliki
jalur wisata, supaya disediakan tempat-tempat peristirahatan dengan menjual
kuliner khas Gunungkidul. Beliau wanti-wanti pada Pemerintah Kecamatan agar
mampu menjadi fasilitator yang baik bagi warganya. Lebih lanjut beliau
sampaikan agar warga masyarakat ikut berperan aktif dalam pengawasan penggunaan
anggaran desa mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi.
Di era digitel ini Badingah juga berpesan agar masyarakat
mulai melek terhadap tehnologi informatika yang serba digitel. Hal ini penting
untuk beradaptasi terhadap perkembangan global yang serba digitel. Di akhir
pesannya beliau menyinggung soal Kampung KB Wonolagi yang tahun ini dibangun
dua jembatan, yaitu jembatan gantung yang selesai pada Desember 2018 dan
jembatan permanen dengan biaya 22,5 milyar dimulai tahun 2019. “Diharapkan adanya
jembatan ini akan membuka daerah wisata baru dan membuka Wonolagi, Ngleri dari
keterpencilan. Harus saya tandaskan lagi kalau pembangunan dibidang pariwisata
itu bersifat penggerak perekonomian, sedangkan
pertanian tetap sebagai tulang punggung pengadaan pangan dan ternak yang
tetap akan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah,” ujarnya.
Menjawab
pertanyaan dari mantan camat Depok Sleman, yang saat ini menjabat sebagai Kades
Ngleri (Supardal) terkait dengan permintaannya agar dibuka Dusun Wonolagi dari
keterpencilan sebagai bentuk realisasi Nawacita ke tiga, serta menanggapi diizinkannya
pengunaan tanah Dinas Kehutanan seluas 5 Ha untuk pengembangan wisata pesona
alam berupa penanaman bunga di Kampung KB, Dinas Pariwisata balik meminta agar Kades
menjadi pelopor dalam memicu tumbuh-kembangnya embrio pariwisata di Wonolagi.
Sedangkan dari Bapeda juga menyarankan agar penggarapan lahan 5 Ha untuk
mendukung wisata Wonolagi jangan diserahkan pada investor swasta, namun
diharapkan agar bisa dikerjakan oleh warga sekitar. Hal demikian akan
mempermudah bagi pihak Perhutani dalam pembuatan perjanjian pemberian izin guna
usaha wisata.
Sedangkan
dari Disperindag Gunungkidul menyetujui permohonan Supardal untuk tahun 2019 Desa
Ngleri diberikan pelatihan Kursus Pembuatan Batik sebagai sarana meningkatkan
perekonomian warga Ngleri. Sementara dari Dinas Pertanian sudah memberikan
sarana bagi warga Desa Ngleri dalam upaya meningkatkan perekonomian melalui
KRPL (Kawasan Rumah Pekarangan Lestari) yang ada di Dusun Puntuk Wetan. Program
KRPL ini diharapkan mampu untuk mengentaskan kemiskinan warga, asalkan
masyarakat bekerja dengan sungguh-sungguh dalam mengelola pertanian.
Di akhir
sesi giliran dari Bappeda yang memberikan jawaban dari para penanya. Soal
pembuatan rest area dengan taman kulinernya, diharapkan Desa Playen mengadakan
kajian yang lebih mendalam agar nantinya program yang sudah ditentukan berjalan
sesuai harapan. Soal regrouping SD
Playen 6 dan 4, sudah ada aturan mainnya di Kabupaten, namun demikian masukan
dari warga yang sudah disampaikan tetap akan menjadi pertimbangan yang utama.
Sedangkan permintaan dari kaum difabel yang diwakili oleh Ny Sumiyati dari
Plembutan mengenai pemberian akses dan fasilitas bagi kaum disfabel baik dalam
program perencanaan pembangunan dan fasilitas umum, diterima dengan baik.
Artinya kaum difabel akan diajak dalam setiap pembahasan perencanaan
pembangunan dan pemerintah juga siap untuk memberikan sarana fasilitas umum
bagi kaum difabel. Terakhir, menyinggung soal wilayah Wonolagi yang terpencil,
diharapkan pemerintah Desa Ngleri bisa melakukan perencanaan pembangunan fisik
maupun non fisik lebih obtimal lagi melalui Kesepakatan Program Pembangunan di Musrenbang.
(Koord PKB Playen, Drs Edy Pranoto)
0 Comments