Diikuti oleh tak kurang dari 80
peserta ibu-ibu yang hampir 90 persen para lansia, penyuluhan “Upaya
Meningkatkan Ketahanan Jiwa Menghadapi Stres Akibat Berbagai Persoalan Hidup”
disampaikan di dalam pertemuan rutin ibu-ibu PKK di Balai Dusun Gading V, Desa
Gading, Kecamatan Playen, oleh Koordinator PKB Kecamatan Playen, Drs Edy
Pranoto.
Acara ini dibuka dengan menyanyikan
Mars PKK yang diikuti oleh semua hadirin. Meskipun hampir 90 persen peserta
sudah menyandang lansia, namun semua tampak bersemangat melantunkan syair Mars
PKK yang berisi 10 Program Pokok PKK itu.
Dalam kesempatan tersebut, Yusuf
Ngadirejo selaku Dukuh Gading V membuka sambutannya dengan membahas isi pokok
Mars PKK, yang menurut beliau isinya cukup mendalam. Beliau mengajak agar warga
PKK ikut mewujudkan syair Mars PKK tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Beliau
menambahkan, melalui hidup bergotong-royong yang sudah menjadi tradisi dan
bahkan budaya kita, akan memudahkan masyarakat dalam menghadapi persoalan
kehidupan termasuk dalam keluarga.
Dukuh juga menambahkan agar warga
mulai melek administrasi, artinya supaya kita sesegera mungkin meng-update
data perubahan yang ada dalam status anggota keluarga kita agar selalu sesuai
dengan data dalam administrasi kependudukan. Dalam kesempatan ini beliau juga
meminta agar warga segera mengambil KTP maupun Kartu Keluarga yang sudah jadi
di Balai Desa Gading.
Sementara itu, Mugiyantini, Ketua
Tim penggerak PKK Dusun Gading V, mengajak agar anggota PKK selalu menjaga
kesehatan anggota keluarga di masa memasuki musin pancaroba ini. Beliau juga
mengingatkan perlunya mendidik anak tidak hanya pandai di bidang akademis,
namun agar dididik pula aklaknya, sehingga akan menjadi anak yang berbakti
serta tidak menimbulkan masalah dimasyarakat dikemudian hari.
Giliran PLKB dari Kecamatan Playen
yang berbicara diawali dengan menyampaikan data jumlah orang yang mengalami gangguan
jiwa di desa Gading, Kecamatan Playen pada tahun 2017 ada 18 laki-laki dan 8
perempuan (sumber dari Puskesmas Playen I). Jumlah 26 ini menempatkan Gading pada posisi kedua
setelah Desa Ngunut dalam ranking data orang yang punya ganguan kejiwaan.
Jumlah
ini hanya yang terdata di Puskesmas, sementara yang tidak terdata di Puskesmas
jumlahnya mungkin lebih banyak lagi. Orang dengan gangguan kejiwaan dari taraf
stress hingga depressi bahkan skizofrenia ada kecenderungan memiliki perasaan
putus asa yang mendalam karena menghadapi persoalan kehidupan. Rasa putus asa
inilah, kata Edy, yang mengkondisikan seseorang terdorong untuk melakukan
tindakan nekat mengakhiri kehidupannya.
Data menunjukkan bahwa ditahun 2017 angka bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul
ada 29 kasus yang 16 kasus diantaranya disebabkan oleh faktor depresi.
Anggota PKK yang hadir sekitar 70
orang sendiri berusia lanjut. Biasanya diusia senja ini ditandai dengan semakin
mundurnya fungsi-fungsi organ fisik manusia, juga ditandai dengan semakin
mundurnya berbagai kemampuan non fisik yang
ada pada usila. Dimulai dari semakin berkurangnya penghasilan ekonomi,
berkurangnya kemampuan berinteraksi sosial, menurunnya jaringan sosial karena
ditinggalkan oleh pasangan hidup, ditinggalkan oleh teman sebaya, dsb.
Sementara kebutuhan hidup baik makan, pakaian, papan, kebutuhan untuk sosial ,
keagamaan tetap terus perlu dicukupi. Keadaan inilah senyatanya yang dihadapi
oleh masyarakat kita. Belum lagi kalau si usila mengalami sakit yang menahun,
dengan tidak adanya jaminan kesehatan yang menanggungnya, atau bahkan mungkin
hanya karena kurangnya kepedulian anggota keluarga didalam perawatan, terkadang
sudah membuat kondisi si usila mengalami ketersinggungan emosi yang berakhir
dengan rasa putus asa yang cukup mendalam. Kondisi ini bisa memicu terjadinya
upaya mengakhiri hidup.
Dalam wawancara Edy dengan Dukuh
Gading V sebelum acara ini dimulai, terungkap juga kalau para lansia juga
mengalami beban ekonomi sekaligus tekanan kejiwaan yang diakibatkan oleh keadaan
yang memaksa. Maksudnya adalah tidak sedikit lansia yang harus merawat cucu
dengan ekonomi yang serba pas, sementara bapak dan ibu si anak sedang bekerja
di luar kota dan pulang setiap bulan atau bahkan setahun sekali ), sementara
kiriman uang untuk biaya hidup belum bisa diharapkan dengan pasti. Inilah salah
satu dampak lain dari perkawinan yang tidak direncanakan. orang tua (kakek, nenek)
menjadi sandaran hidup bagi keluarga muda.
Guna menghadapi persoalan hidup yang
komplek inilah, Edy Pranoto menawarkan solusi sederhana yang sangat perlu
dijiwai dan dijadikan perlindungan diri dari serangan penyakit stres yang bisa
mengarah pada depresi bahkan mendorong orang untuk bunuh diri. Solusi yang
dimaksud adalah kita harus mempunyai sikap sabar dan syukur. Sabar dalam
menghadapi persoalan hidup, sabar dalam menghindari perbuatan jahat, serta
sabar di dalam menunaikan kebaikan. Tanpa rasa sabar yang tinggi, di zaman yang
serba cepat perubahannya akan membuat seseorang mudah goyah terombang-ambing
oleh situasi yang serba tak menentu dan banyak kejutan yang tidak menyenangkan.
Disamping sabar, Sikap syukur juga perlu diaktifkan secara optimal dalam jiwa
kita. Hanya dengan bersyukur kita akan merasa tentram, tidak akan mengumbar
hawa nafsu, serta mampu melihat segala peristiwa yang terjadi atau sesuatu yang
kita miliki dari sisi positifnya. Sikap sabar dan syukur inilah yang akan
meningkatkan ketahanan jiwa pada lansia.
Hal lain yang perlu dimiliki lansia
yaitu sikap “ndableg”, artinya memiliki sifat cuek, tidak mudah tersinggung
kalau ada sesuatu yang tidak mengenakkan perasaan. Hal ini penting agar
perasaan lansia tidak mudah cemas, gelisah, sedih, susah, tidak percaya diri
dan sebagainya bila mana ada tekanan yang datang dalam hidupnya. Edy
menandaskan, jangan sampai ada yang bunuh diri lagi di Playen ini, cukup dua
saja yang sudah terjadi sampai bulan Maret di tahun 2018 ini. Bunuh diri
bukanlah akhir dari penderitaan hidup, karena setelah mati masih ada kehidupan
yang abadi.
Pertemuan PKK ini diakhiri dengan
mengecek PUS usia dibawah 45 tahun yang hadir, yang ternyata jumlahnya ada 7
orang dan sudah ikut program KB semua.(*) [Edy Pranoto, Playen]
0 Comments