Salah satu elemen masyarakat yang berperan
penting dalam pemberdayaan masyarakat dan keluarga adalah PKK. Dengan seluruh
kader desa yang ada, PKK telah berhasil menjangkau keluarga yang berada pada
akar rumput di masyarakat. Banyak hal yang telah dicapai oleh PKK, namun masih
memerlukan upaya konkrit dalam memberikan kontribusi yang nyata. Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang berada dibawah naungan kegiatan PKK
tingkat desa merupakan wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sebagian
besar anggotanya adalah peserta KB dari Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera yang aktif berusaha secara kelompok. Melalui usaha produktifnya, UPPKS diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Interaksi antar anggota kelompok
diharapkan dapat pula meningkatkan kesertaan ber-KB anggota kelompok dan
masyarakat sekitarnya. Dengan peningkatan kesejahteraan, diharapkan kesertaan
dan kesinambungan ber-KB dapat ditingkatkan.
Gunungkidul sebagai destinasi
pariwisata baru yang sedang menjadi
tren dan buah bibir memiliki keunikan tersendiri sehingga selalu menarik minat
wisatawan. Salah satu minat orang untuk pergi ke ke tempat wisata adalah
mencari yang khas, misalnya kuliner, dusun tradisional, dst. Dengan keadaan sekarang ini, sudah
selayaknya Gunungkidul memanfaatkan peluang ini karena yang diinginkan
wisatawan ‘zaman now’ ialah tempat alami maupun produk berciri khas
yang masih terjaga sisi budaya masyarakatnya maupun sumber daya alamnya.
Gunungkidul memiliki modal yang sangat
lengkap, ada pantai yang sangat cantik, ada goa-goa yang unik dan terutama
desa-desa yang masih alami. Dengan modal potensi alam dan memiliki modal
sosial masyarakat yang tinggi bukan tidak mungkin itu dapat menjadi citra
tersendiri bagi para wisatawan.
Desa Karangasem yang berada di wilayah
kecamatan Paliyan konon kabarnya pada dahulu kala adalah sebuah nama desa yang
terinsprasi oleh rasa buah asam atau asem yang terasa kecut (masam). Pada masa lampau
ada sesepuh yang ngendiko atau
berkata, “Ya bener kecut, karang asem kok..” (Ya wajar kalau terasa asam,
karena memang ini buah asam kok). Inilah kira-kira asal muasal cikal-bakal
nama desa Karangsem. Maka sampai sekarang dinobatkan menjadi nama Desa Karangasem.
Hal inilah yang ditangkap oleh ibu-ibu anggota
PKK Desa Karangasem Kecamatan Paliyan ketika mendapatkan peluang untuk
mengikuti pelatihan membatik pada sekitar bulan Juni 2017 dari Dinas Disperindagkop
Kabupaten Gunungkidul selama 4 (empat) hari. Mereka
yakin, pelatihan ini akan memberikan kontribusi yang positif yang sangat
bernilai strategis dan ekonomis yang pada gilirannya akan mendukung industri
pariwisata di Gunungkidul.
Dengan
bermodal tekad dan antusiasme yang tinggi, kelompok membatik “Maju Makmur” yang
diketuai oleh Sulastri, bendahara Nurhayati, dan sekretaris Yuniasih
ini memberanikan diri untuk meneruskan usaha agar menjadi sebuah usaha ekonomi
yang produktif.
Kelompok
“Maju Mapan” ini juga telah melakukan study banding ke sentra batik di Tancep, Ngawen, dalam upaya memperdalam ilmunya, sehingga dari berbagai ide dari ibu-ibu anggota yang berjumlah 15 sd 20 orang ini muncul lah ide untuk membuat
batik motif khas “Karangasem” yang cukup unik, yaitu berupa kombinasi pola
karang dan asem.
Pola “Karangasem” ini cukup unik sehingga
diyakini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan itu terbukti sudah ada
beberapa pesanan yang masuk baik dari pesanan ibu-ibu anggota PKK desa sendiri,
ibu-ibu anggota arisan maupun dari bapak dan ibu perangkat pemerintah desa
maupun juga dari instansi pemerintah yang berada di wilayah Kecamatan Paliyan. Hal inilah yang makin mempertebal keyakinan dan semangat anggota kelompok
membatik “ Maju Makmur” saat ini.
Untuk permodalan, saat ini kelompok membatik
"Maju Makmur” ini selain dari penguatan dari permodalan intern anggota
kelompok, juga akan mendapatkan bantuan dari Dana Desa. Tentu saja bantuan
permodalan dari pihak luar masih diharapkan untuk memperkuat pembiayaan maupun
permodalan bagi kemajuan dan kelancaran kelompok membatik "Maju Makmur”
ini, karena di tahun 2019 diwacanakan
Desa Karangasem, bahwa jika kelompok ini maju dan berkembang akan dijadikan sentra
batik di wilayah Kecamatan Paliyan.
Untuk saat ini batik di Desa Karangasem
melayani batik dalam bentuk batik tulis yang cukup unik dan juga batik dalam
bentuk cap dalam upaya mengikuti perkembangan zaman dalam usaha dan industri
batik pada dewasa ini.
Untuk harga sebenarnya sangat ekonomis
mengingat keunikan dari batik ini. Untuk batik tulis berkisar pada harga Rp 200.000,00, sedangkan untuk batik cap berkisar pada harga Rp 80.000,00 sd Rp.
90.000,00. Semuanya bervariasi sesuai motif yang diinginkan.
Sekarang tergantung kita sebagai
masyarakat Gunungkidul. Ibu-ibu PKK Desa Karangasem Kecamatan Paliyan telah menjadi pelopor dan berkarya nyata dan
telah mengikuti tren busana batik yang semakin meningkat. Dengan perkembangan desain batik yang mengikuti tren fashion modern, hal ini dapat
menjawab tantangan perkembangan batik warisan budaya bangsa Indonesia. Batik
kita ini tidak hanya sekadar dapat digunakan untuk sejumlah acara resmi, akan
tetapi juga dikenakan dalam berbagai macam acara dan suasana apapun baik ketika
pergi ke kantor, maupun jalan-jalan atau sekedar santai di rumah. Keberadaan batik
kini terlihat semakin membooming dan
tampak pula tidak hanya orang tua yang berminat kepada batik, tetapi juga anak
muda yang semakin banyak menggunakan batik. Motif dan model batik saat ini
semakin berkembang secara modern, desain
yang semakin kreatif telah mampu memadukan kain tradional batik secara modern,
Kombinasi inovasi dalam hal motif, serta warna hingga model merupakan salah
satu syarat agar menyelaraskan batik dengan kemajuan zaman. Batik lahir dengan
lebih modern dan baru dengan tampilan yang lebih cantik dan eksklusif dan
dinamis. Inovasi dan perkembangan batik telah
mendapatkan respon positif, namun tantangannya sekarang adalah bagaimana
membuat batik dapat menjadi produk unggulan. Hal ini sangatlah memungkinkan
jika kita sendiri sebagai warga masyarakat Gunungkidul dapat mencintai produk
dalam negeri sendiri. Caranya sederhana saja, yaitu dengan hanya mengenakan baju
batik, kita sudah ikut melestarikan sekaligus mempromosikan batik warisan
budaya bangsa kita. Semoga. (*) [Bagus Setiawan Bayuaji, Penyuluh KB Desa
Karangasem]
0 Comments