Fokus Turunkan Angka Stunting, Bidang Hubalila BKKBN DIY Lakukan Bimbingan Teknis kepada PKB Saptosari

Koresponden: Ahmad Harwanto, SSos dan Ervina Budiati, SAP (PKB dan Pramusaji Kapanewon Saptosari)





SAPTOSARI
| Selasa, 23 Mei 2023, bertempat di kantor Balai Penyuluhan KB Kapanewon Saptosari, hadir tamu penting dari Bidang Bina Lini Lapangan Perwakilan BKKBN DIY. Adapaun maksud dan tujuan Bidang Bina Lini Lapangan BKKBN DIY datang ke Saptosari adalah guna untuk melakukan bimbingan teknis kepada PKB Saptosari. Dra Kanthi Aryekti, MKes dan tim banyak berbincang seputar beberapa hal yaitu terkait dengan aplikasi Elsimil, penanganan stunting di kapanewon Saptosari, peran IMP dan TPK, aplikasi presensi bagi PKB, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh PKB dalam menjalankan program Banggakencana.


Aplikasi Elsimil

Achmad Affandi, SH memulai perbincangan dengan koordinator PKB Kapanewon Saptosari Patwara Wibawa, SE, MAP terkait dengan aplikasi elsimil bagi catin. 

Menurut koordinator PKB Kapanewon Saptosari, Pak Bowo, begitu sapaan akrabnya, aplikasi ini sangat bagus untuk ilmu pengetahuan bagi pasangan muda yang akan membina mahligai pernikahan. Dalam aplikasi ini banyak sekali referensi bacaan yang sangat berguna bagi pasangan muda yang memutuskan atau merencanakan memiliki buah hati setelah menikah juga banyak bacaan kiat-kiat untuk dapat terhindar dari stunting. Sejauh ini catin banyak yang datang ke kantor KB Kapanewon Saptosari untuk dapat mendownload aplikasi ini, hal ini juga tak lepas dari peran lintas sektor seperti Ketua TPPS Kapanewon Saptosari, pihak kalurahan, UPT Puskesmas Saptosari dan juga KUA Kapanewon Saptosari, di mana sertifikat Elsimil adalah dokumen atau syarat wajib bagi catin sebelum melangsungkan pernikahan. Maka dari itu, lanjut Pak Bowo, catin mau tidak mau harus mendownload aplikasi Elsimil ini sehingga capaian Kapanewon Saptosari mendekati 97%. 

"Namun ada sedikit kendala, yaitu jika ada sidang isbat nikah di mana pasangan pernikahn ini adalah pasangan yang sudah sepuh dan sudah menikah di masa lalu namun belum memiliki akta pernikahan atau buku nikah, akan dicatat di KUA sebagai pasangan baru. Dengan ini capaian prosentase aplikasi Elsimil di Saptosari akan turun," ujar Pak Bowo.            


Penurunan Angka Stunting

Perbincanganpun semakin hangat dan semakin seru, saat pertanyaan-pertanyaan mulai diluncurkan. Terkait dengan stunting, Kapanewon Saptosari memiliki beberapa kiat atau usaha yang inovatif, yaitu dengan mendatangkan narasumber dari peneliti UGM untuk datang ke Saptosari guna untuk melakukan pelatihan pengolahan air PAH. 

Dapat kita ketahui bersama, bahwa kawasan Saptosari adalah kawasan yang dibilang daerah pinggiran yang banyak warganya masih menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dari mulai mencuci alat rumah tangga hingga menjadikan air hujan sebagai sumber air minum utama. Tentu hal ini akan memunculkan angka keluarga berisiko stunting yang tinggi. Kemudian ini menjadi cambuk untuk ketua TPPS yang di jabat oleh Panewu Anom Kapanewon Saptosari, untuk berpikir ulang bagaimana cara mengatasi sumber air minum utama yang layak untuk masyarakat Saptosari. Acara ini baru akan berlangsung tanggal 26 mendatang dengan menghadirkan peserta sejumlah 30 orang yang terdiri dari carik dari 7 kalurahan, kader PKK kalurahan, kader PPKBD dan juga kader TPK dari 7 kalurahan. 

Inovasi berikutnya adalah inovasi yang brillan dari Kalurahan Kanigoro, yaitu terkait dengan bantuan PMT bagi keluarga rentan atau keluarga beresiko stunting. Banyak kalurahan yang membagikan PMT tersebut dengan metode dikumpulkan di satu tempat dan hanya dibagikan begitu saja, namun berbeda dengan Kalurhan Kanigoro, PMT bagi keluarga berisiko stunting diambil alih oleh kader TPK dengan cara membagikan secara door to door sekaligus melakukan kunjungan kepada keluarga sasaran dan memberikan KIE yang lebih mendalam. 

Dengan cara ini diharapkan masyarakat akan lebih terbuka wawasannya terhadap bagaimana bahaya akan dampak stunting ini dan masyarakat akan lebih menjaga kesehatan juga perilaku.


Peran Kader IMP dan Kader TPK

Kader IMP dan Kader TPK adalah satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan dari keluarga Penyuluh Keluarga Berencana terkhusus penyuluh KB Kapanewon Saptosari. Kader yang memang kader terpilih, mampu menghadapi arus teknologi informasi yang serba digital. Kader IMP Saptosari sudah banyak yang melakukan regenerasi kepada kaum ibu muda yang masih dapat bertahan diera gempuran teknologi yang semakin canggih seperti PK 2021 dan PK 2022 yang mengharuskan menggunakan aplikasi di smartphone masing-masing kader, pemantauan aplikasi Elsimil menggunakan Web dan masih banyak lagi data yang harus diinput secara online atau digital. Hanya ada sedikit kendala waktu bagi bidan atau perawat yang menjadi Kader TPK di Kapanewon Saptosari dikarenakan mereka harus berdinas di waktu pagi sampai siang bahkan sampai sore, hal ini akan menjadikan kunjungan rumah agak terhambat, namun Kader TPK memiliki antisipasi tersendiri dengan masalah ini diantaranya kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan setelah jam dinas bidan/perawat atau juga dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu.


Aplikasi Presensi Bagi PKB

Wawan Tri Nugroho, SE meluncurkan pertanyaan terkait dengan apllikasi presensi bagi PKB dan memberikan informasi-Informasi penting terkait hal tersebut, bahwa presensi saat ini adalah wadah pembiasaan bagi PKB untuk lebih tepat waktu dalam bekerja. Jika PKB sudah terbiasa dengan jam berangkat dan pulang nantinya akan diberlakukan pemotongan jika ada keterlambatan dalam melakukan presensi. Juga memberikan informasi untuk melakukan sinkronisasi tidak melebihi tanggal 5 di bulan beikutnya agar tidak ada pemotongan gaji dan lain sebagainya. Untuk presensi PKB ini tidak ada kendala  yang berarti.


Beberapa Kendala

“Sejauh ini tidak ada kendala  yang berarti dalam menjalankan program Banggakencana ini”, ucap Ahmad Harwanto, Sos selaku PKB Kapanewon Saptosari yang dihujani pertanyaan dari Fadilla Muktiawati, SSi. Hanya saja program-program dari BKKBN Pusat maupun BKKBN Perwakilan DIY sangat banyak dan terkadang dalam meminta data harus dilaksanakan dengan waktu yang cepat, sedangkan personel PKB yang bisa dibilang kurang. 

"Sebagai contoh kita mengampu 7 Kalurahan dan hanya 2 PKB di Kapanewon Saptosari ini sehingga harus pandai membagi waktu dalam melakukan Penyuluhan, Penggerakan, Pelayanan dan juga Pengembangan program. Belum lagi kita harus melakukan banyak update data pada aplikasi New SIGA, juga masih harus menginput data R1 KB yang harus selesai pada akhir bulan. Namun kendala-kendala dimanfaatkan untuk cambuk bagi PKB Kapanewon Saptosari untuk tertib dalam bekerja, dan juga memberdayakan THL pramusaji untuk ikut serta membantu dalam menjalankan program Banggakencana. Dengan ini semua pekerjaan akan terasa ringan jika dikerjakan secara bersama-sama dan dengan landasan hati yang ikhlas berkarya demi suksesnya program Banggakencana," ujar Harwanto.

Acara ditutup dengan ramah tamah dan sharing terkait dengan apa saja yang harus ditingkatkan dalam kinerja PKB Kapanewon Saptosari. Memang kita sebagai manusia dalam bekerja tidak ada kata sempurna, namun kita dapat menjadikan itu sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan kinerja agar mencapai goals yang memuaskan dan dapat bermanfaat bagi banyak masyarakat.[]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine