MAKNYUSSS...! Bukber di Kampung KB Selodadi, Rongkop, Suguhannya Aneka Menu dengan Warna Bunga Telang

Koresponden: Kukuh Budi Prasetyo, Bagus Setiyawan Bayuaji, dan Nensi NA (PKB dan pramusaji Kap Rongkop)

RONGKOP | Bertempat di Balai Padukuhan Watumengkurep, Petir, Rongkop yang juga sekaligus sebagai sekretariat Kampung KB Selodadi, pada hari Senin (10/04) diadakan kegiatan buka bersama oleh masyarakat Padukuhan Watumengkurep. Acara dihadiri oleh seluruh warga masyarakat Padukuhan Watumengkurep (baik itu pengurus Kampung KB maupun tidak), penyuluh KB Kapanewon Rongkop, kader PPKBD se-Kapanewon Rongkop, perangkat Kalurahan Petir, dan turut hadir pula Kepala Bidang Dalduk dan KB DPMKPPKB Kabupaten Gunungkidul, Muh Amirudin, SSos.

Kegiatan diawali dengan koordinasi sembari menanti bedug azan maghrib. Lurah Kalurahan Petir, Sarju, yang pertama memberikan sambutan menyampaikan bahwa beliau merasa bangga dengan warga masyarakat Padukuhan Watumengkurep yang telah berusaha optimal selama ini demi keberlangsungan kegiatan di Kampung KB, meskipun masih ada beberapa kekurangan dan kendala. Sarju berharap ke depannya agar seluruh warga bisa lebih semangat, meskipun minimnya biaya operasional, namun dengan sedikit dana yang ada agar dapat dimanfaatkan secara optimal, juga disampaikannya rasa terimakasih kepada PKB dan DPMKPPKB atas pendampingan yang luar biasa selama ini. 

Selanjutnya, Muh Amirudin, SSos, Kepala Bidang Dalduk dan KB DPMKPPKB Kabupaten Gunungkidul, juga menyampaikan beberapa arahan, motivasi, dan apresiasi kepada warga masyarakat Watumengkurep. Amir memberikan usulan berdasarkan keberhasilan dari Kampung KB di daerah lain yang patut untuk dicontoh. Terdapat beberapa Kampung KB yang berhasil membuat sumber dana kelompok berasal secara swadaya, bagaimana, lah, kiyak-kiyuk, untuk membuat usaha bersama yang cukup menguntungkan. Diharapkan, Kampung KB Selodadi dapat berinovasi dan memiliki program yang berjalan serta memberikan manfaat kembali bagi masyarakat. Terdapat pula pesan yang menimbulkan rasa heran dan gelak tawa dari seluruh peserta, bahwasannya ketika kita dikecewakan justru harus bersyukur dan mengucap “Alhamdulillah”. Rupanya hal tersebut dimaksudkan agar diri kita memperoleh ketenangan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan. 

Selanjutnya ada sedikit tambahan arahan dari PKB Rongkop, Kukuh Budi Prasetyo, SPsi, dan Bagus Setiawan Bayuaji, SE, MM, sampai tepat saat azan magrib berkumandang.

Menu buka puasa yang tersedia merupakan hasil dari olahan bersama seluruh masyarakat Watumengkurep. Takjil terdiri dari sup buah, risoles isi sayuran, kurma, dan agar-agar yang diberi pewarna berasal dari bunga telang, begitupun minumannya. Peserta bisa memilih minuman yang berwarna biru dari bunga telang atau cokelat dari teh. 

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tanaman yang menjadi ciri khas dari Kampung KB Selodadi, Watumengkurep. Bunga telang dapat digunakan menjadi pewarna makanan alami yang menghasilkan warna biru cerah hingga keunguan. Selain itu, bunga telang juga dapat berubah menjadi warna lain seperti oranye atau merah jika bertemu dengan bahan lain seperti jeruk nipis (bunga telang mengandung antosianin dan warnanya bisa berubah sesuai PH/derajat keasaman). Uniknya, bunga telang sama sekali tidak mengubah aroma dan cita rasa makanan ketika digunakan. Bunga yang juga disebut dengan butterfly pea ini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh, salah satunya adalah sebagai zat anti-oksidan. Namun, penggunaanya diharap tidak berlebihan karena pastinya hal-hal yang berlebihan juga akan memiliki efek samping yang tidak baik untuk tubuh.

Taman bunga telang di Kampung KB Selodadi, Watumengkurep, tidak hanya berada di sekretariat Kampung KB saja, tetapi juga di halaman dan tanah kosong seluruh masyarakat. Bunga hasil panen akan dikumpulkan oleh pengurus Kampung KB dan dikeringkan dengan alat pengering yang sudah dibuat. Alat pengering tersebut merupakan solusi dari berbagai permasalahan proses pengeringan manual dengan cahaya matahari. Proses pengeringan dengan alat hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu hari, dengan suhu yang stabil yaitu 60°C, sehingga tidak merusak bentuk bunga. Bunga telang yang sudah dikeringkan dapat digunakan untuk membuat seduhan teh atau untuk dijadikan sebagai pewarna makanan. Namun sayangnya, untuk saat ini belum menemukan pasar penjualan. Bunga telang hanya dihidangkan ketika ada acara-acara penting di Kampung KB atau di Kalurahan Petir.

Melanjutkan untuk menu utama buka puasa yang sangat menggugah selera, dengan bahan-bahan yang digunakan berasal dari hasil tanam sendiri warga masyarakat. Terdiri dari gudeg daun papaya, sayur lombok (jangan lombok), sayur sop bakso, ayam goreng, dan tentunya kerupuk sebagai pelengkap. Setelah semua peserta selesai menikmati hidangannya, dilanjutkan dengan sholat maghroib berjamaah di masjid terdekat. Acara segera ditutup setelahnya mengingat ada beberapa peserta yang masih harus melewati perjalanan panjang menuju rumah masing-masing. Sebagai informasi tambahan, acara buka puasa bersama juga diadakan di semua Kampung KB Kapanewon Rongkop lainnya (Pringombo, Ngasem Kidul-Bohol, dan Ngejring-Karangwuni) di tanggal yang berbeda-beda. Semoga di tahun-tahun berikutnya kegiatan berikut juga dapat dilaksanakan.(*)





0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine