Selamat Memasuki Purna Tugas, Pak Pri

Kontributor: Susilastuti (pramusaji Panggang)

PANGGANG
- Beberapa bulan yang lalu, tepatnya di tanggal 1 Agustus 2022, koordinator PKB Kapanewon Panggang, Supriana, SSos, memasuki masa purna tugas sebagai penyuluh KB. Masa purna tugas adalah masa yang benar-benar sangat dinanti oleh seorang ASN, ketika ASN tersebut sudah mendekati waktunya. Apalagi bila masa itu dalam keadaan yang sehat adalah anugerah yang sangat luar biasa.

Supriana lahir di Gunungkidul, 11 Juli 1962 dan  beralamat di Karang, RT 02/05, Girikarto, Panggang. Pendidikan yang dilaluinya yakni: 
- SD Negeri Wiloso, lulus tahun 1976
- SMP Bina Muda Panggang, lulus tahun 1980
- SMA Bopkri, lulus tahun 1984
- S1 Stisipol Kartika Bangsa, wisuda tahun 2004

Supriana yang lebih akrab dipanggil Pak Pri, memiliki 1 orang istri dan 2 orang anak perempuan, serta 3 orang cucu. Nama istri beliau adalah Supini, yang lahir tahun 1969. Nama putri adalah:
1. Rita Kumala Dewi, AMd Keb, yang mempunyai 2 orang anak, yaitu Novalina Erlita Candra Dewi (lahir tanggal 26 November 2010) dan Arsaka Rasya Firendra (lahir tanggal 2 Mei 2016)
2. Wulan Priandari, SPd, yang mempunyai seorang anak perempuan yaitu Tafisya Wingka Velani.

Riwayat pekerjaan Pak Pri, pertama pada tahun 1984 ikut penerimaan pegawai honorer, lalu tahun 1985 ikut CPNS. Tahun 1986 menjadi PNS yang saat itu namanya “Pengatur Muda atau Pengatur Awal” golongan II/a. Tahun 1986 sampai dengan pensiun menjadi PNS/ASN dengan pangkat terakhir “Pembina” golongan IV/c.

Banyak Prestasi 
Pak Pri termasuk ASN yang potensial dan boleh dikatakan ASN teladan. Karena kinerjanya yang bagus dan bisa dibilang tanpa cacat. Ini setidaknya jika merujuk ke rekam jejaknya, di mana dari golongan II/a sampai IV/a beliau mendapatkan banyak sekali penghargaan, di antaranya:

1. Windu Kencana, yaitu penghargaan dari Presiden Soeharto merupakan penghargaan pengabdian 8 tahun di tahun 1993
2. Satya Lencana Karya Satya, yaitu penghargaan dari Presiden Jokowi dalam rangka “Pengabdian 30 tahun” di tahun 2019
3. Juara I PKB Teladan tingkat kabupaten
4. Juara I PKB Teladan tingkat provinsi
5. Prawita Kencana Madya, yaitu penghargaan PKB Teladan Nasional tahun 2013 (Juara II)

Pak Pri dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai penyuluh dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dedikasinya sebagai penyuluh mampu menghantarkan beliau sebagai Penyuluh Teladan II tingkat nasional. 

Motor Inventaris dan Pesawat
Dalam kegiatan sehari-hari, Pak Pri dikenal dengan gayanya yang khas, supel, dan pandai membawa suasana penu canda tawa tetapi tetap bermakna. Beliau pernah bercerita, dalam suatu kesempatan pembinaan lengkap (Binkap) tingkat kabupaten, Pak Pri mengusulkan inventaris kendaraan bermotor untuk tenaga penyuluh. 

Banyak yang menilai kalau ide tersebut merupakan ide yang konyol (terlalu berani dan terkesan mengada-ada). Sebenarnya bukan tanpa alasan usulan tersebut, mengingat sebagian besar wilayah Gunungkidul merupakan wilayah pegunungan dengan medan yang cukup berat untuk ukuran sepeda. 

Sebagai informasi, inventaris penyuluh waktu itu berupa sepeda ontel jengki yang pada waktu itu merupakan alat transportasi andalan dan tidak semua orang mampu memilikinya.

Pengalaman yang sangat berkesan bagi Pak Pri yaitu sebelum menjadi penyuluh, beliau tidak pernah membayangkan bisa naik pesawat terbang. Tetapi kenyataannya Beliau bisa naik pesawat terbang bahkan sampai 5 kali saat mendapatkan penghargaan di Jakarta.

“Menjadi penyuluh adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi saya”, ujar Pak Pri. 

“Yang jelas, saya selalu bahagia menjadi penyuluh karena banyak mendapatkan teman, sahabat, pengalaman, dan yang lebih jelas lagi gajinya banyak”, cerita Beliau sambil tertawa bahagia.

Kesan
Dari teman-teman penyuluh pun memberikan apresiasi yang sangat baik kepada Pak Pri. “Mudah diajak kerja sama, disiplin, dan tanggung jawab dalam bertugas. Selain itu, bisa menghargai pendapat teman dan yang sangat menonjol adalah tidak pernah membuat hati orang lain sakit atau terluka. Juga mampu merangkul teman-teman sejawat,” ujar Suroto, SSos, MM, salah satu teman penyuluh BPKB Panggang.

Di kalangan kader-kader Panggang, Pak Pri terkenal sebagai sosok PKB yang sangat bijaksana, mampu merangkul semua kader dengan berbagai gaya, latar belakang pendidikan, dan kemampuan. Tutur kata dan pembawaan yang halus, sopan, dan tidak pernah kelihatan marah.

Bagi pramusaji di Kapanewon Panggang, Susilastuti, Pak Pri adalah sosok bapak yang sangat luar biasa. Mengenal beliau banyak mendapatkan dan bernilai positif. Saat waktu luang dalam bekerja, beliau selalu mengajarkan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan yaitu unggah-ungguh, sopan santun dalam berbicara, berperilaku, dan masih banyak lagi. Beliau juga selalu memberikan semangat agar jangan pernah menyerah dalam situasi seburuk apa pun. Kerena hidup selalu ada dan penuh harapan.

Bangga sebagai Penyuluh KB
Kesan pertama orang mengenal beliau yaitu murah senyum dan periang namun tetap berwibawa. Sebagai koordinator dan penyuluh KB, beliau mampu membawa banyak perubahan dan kemajuan program Bangga Kencana di wilayah Kapanewon Panggang. Kerjasama dengan lintas sektor dan perangkat desa di wilayah Panggang cukup membanggakan. Panggang yang dulu dikenal dengan ketertinggalan capaian peserta KB baru, perlahan namun pasti mulai menampakkan hasil. Kerjasama dengan pelayanan mandiri bidan atau PMB pun berjalan baik. Selain itu, Pak Pri juga berkata kalua beliau sangat bangga menjadi seorang penyuluh yang dapat memberikan hal yang positif bagi masyarakat.


Pesan
Di acara perpisahan tanggal 25 Juli 2022 di Doeloe Garden, Saptosari, beliau berpesan agar program-program yang sudah berjalan hendaknya tetap dilanjutkan atau bahkan ditingkatkan. Semoga muncul inovasi-inovasi atau gebrakan baru agar program Bangga Kencana semakin eksis.
Pada saat yang sama, Beliau juga menyampaikan suatu filosofi:
1. Tidak ada gading yang tak retak, artinya bahwa tidak ada manusia yang sempurna, maka saling mengisi dan melengkapi baik dalam bekerja maupun kehidupan di masyarakat;
2. “Nek ora gelem dijiwit aja njiwit, nek ora gelem ditempeleng aja nempeleng”, artinya bahwa jangan pernah menyakiti orang lain jika tidak mau disakiti. Hendaknya kita bisa menjaga sikap, kata-kata, dan perbuatan agar tidak membuat orang merasa tersakiti

Kegiatan beliau setelah pensiun adalah momong cucu, berkebun, dan ternak kambing. Selamat purna tugas, Pak Pri.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine