RS Nur Rohmah Siap Menerima Rujukan Kasus Anak Stunting

Kontrbutor: Drs Edy Pranoto (PKB Playen) 

PLAYEN| Bertempat di ruang rapat Kapanewon Playen, pada hari Rabu (9/11) mulai pukul 09.00 WIB telah diselenggarakan pertemuan Audit Kasus Stunting Tahap II. Pertemuan dihadiri oleh unsur TPK (bidan, kader PKK, dan kader KB), unsur pendamping kalurahan, unsur pendamping keluarga harapan, pejabat/staf sekretariat kapaneon, dan penyuluh KB.


Pada kesempatan ini bapak Panewu Playen yang diwakili oleh Kepala Seksi Jawatan Sosial,  Mulyanto, menyampaikan sambutannya terkait kunjungan Wakil Bupati Gunungkidul di Kapanewon Playen pada tanggal 7 November 2022 kemarin yang menyatakan rasa keprihatinannya tentang kondisi Kapanewon Playen terkait: pertama, tingginya angka anak usia sekolah yang tidak bersekolah sejumlah 950 anak; kedua, penduduk usia kerja yang tidak bekerja sejumlah 600 orang; ketiga, banyaknya warga yang belum memiliki jamban yang memenuhi standar Kesehatan sejumlah 64 keluarga; dan keempat terkait masih tingginya jumlah anak stunting sekitar 15 %. 

Beliau mengingatkan kalau empat persoalan yang diungkapkan wakil bupati ini bisa menghambat proses percepatan penurunan stunting. Oleh kerana itu, beliau berharap agar peran TPK dalam pencegahan stunting bisa lebih dioptimalkan.

Sementara itu di sesi penyampaian materi Audit Kasus Stunting,  Drs Edy Pranoto selaku Koordinator PKB Kapanewon Playen mengingatkan terkait ketugasan Tim Pendamping Keluarga dalam percepatan penurunan stunting terutama pada aspek pendampingan ke arah perubahan perilaku yang mendukung penurunan stunting pada keluarga berisiko stunting ( ibu hamil, ibu nifas, keluarga yang ada baduta dan balita, serta catin). 

Edy juga menyampaikan kondisi terupdate terkait data keluarga berisiko stunting per-Oktober 2022  di kapanewon Playen sebagai berikut:

1. Jumlah PUS dengan kehamilan terlalu muda ada 18 orang, terlalu tua ada 72 orang, terlalu dekat jarak kehamilan ada 31 orang, dan terlalu banyak kehamilan ada 95 orang.

2. Keluarga beresiko stunting yang tidak memiliki jamban standar kesehatan ada 3 orang.

3. Keluarga berisiko stunting yang tidak memiliki sumber air bersih utama ada 10 orang

4. Keluarga yang memiiki anak di bawah dua tahun ada 910 

5. Keluarga yang memiliki anak di bawah lima tahun ada 2099

6. PUS dalam kondisi hamil ada 273 ibu

Dalam evaluasi keluarga berisiko stunting berbasis Gooogle Form terungkap sampai bulan Oktober ini ada 194 ibu hamil yang telah didampingi dengan pendampingan berjumlah 266 frekuensi. Kehamilan berisiko stunting ada 14 kasus, kehamilan dengan penyakit penyerta ada 5 kasus dan kehamilan kondisi sehat ada 175 kasus.

Di akhir sesi disampaikan informasi penting terkait penanganan anak stunting, di mana Rumah Sakit Nur Rohmah Wonosari siap menerima rujukan dari Puskesmas bagi balita yang mengalami kasus stunting dengan serius.

Meurut Edy, anggota TPK bisa mengarahkan keluarga dari anak stunting untuk mendapatkan penanganan kasus stunting di faskes tingkat pratama (puskesmas), kemudian dari puskesmas anak ini bisa dirujuk ke rumah sakit tingkat lanjutan, yakni RSU Nur Rohmah, yang siap untuk menangani anak stunting dengan memberikan penanganan secara medis, mendapata pelayanan dengan gratis asalkan keluarga tersebut memiliki jaminan kartu asuransi kesehatan (BPJS).

Sementara itu, Sri Rahayu, AMd Keb,  selaku petugas pengelola KIA UPT Puskesmas Playen I menjelaskan prosedur rinci, yakni bahwa keluarga yang ada anak stunting ingin memdapatkan penanganan  stunting di faskes rujukan haruslah melalui pemeriksaan awal dan pengecekan riwayat kesehatan anak yang bersangkutan.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine